Apart

234 14 4
                                    

'If I can't remember you with all about you
Then leave me a part of you that I can't forget'

Sepertinya tidak begitu sulit bagi Jungkook untuk mengakhiri semuanya. Namun entah mengapa rasanya, usaha Jungkook sia-sia. Betapapun ia memohon pada gadisnya itu, fakta bahwa mereka telah berpisah adalah hal yang tidak bisa diabaikan.

Sebelum Hyeri benar-benar pergi usai sidang pers itu, Jungkook sengaja menyusulnya dan berbicara di samping gedung bercat putih abu-abu itu.

"Hyeri-ssi. Sejujurnya aku tidak ingin ini semua berakhir" Ucap Jungkook tulus.

Ia benar-benar menyesal kali ini. Karena sampai detik ini, bahkan ia baru sempat menemui gadis itu.

"Mianhae, ... "

Ujarnya lirih

"Tapi kurasa lebih baik kita tidak lagi saling bertemu. Aku pikir kita hanya akan menyakiti satu sama lain. Aku hanya tidak ingin membuatmu menjadi lebih buruk dari sekarang. Bahkan aku terlambat untuk menyadari hal bodoh yang aku lakukan. Setidaknya jangan menahanku lagi dan membuatku semakin bersalah. Percayalah. Aku hanya tidak ingin menyakitimu lebih jauh. Mianhae "

Gadis itu berusaha semampunya untuk menjaga sisi pertahanannya agar tidak runtuh di depan pemuda itu.

Ia hanya tidak ingin terlihat lemah bagi pemuda itu.

Namun meskipun demikian, nyatanya ia bahkan tidak bisa mencegah kristal cair itu meleleh melalui manik matanya dan membuat aliran kecil di permukaan air muka gadis itu.

Tatapan pemuda yang menusuknya dari balik obsidian kelam dan rapuhnya lah yang membuat gadis itu lemah.

Betapapun ia sangat ingin mengabaikan tatapan pemuda itu, namun melihat setiap gurat luka yag tergambar dari lensa kelamnya itu benar- benar membuat gadis itu semakin merasa bahwa ia menjadi seorang pengecut sekarang.

Tidak! Ia bukan pengecut.

Gadis itu hanya tidak ingin menyakiti pemuda lebih jauh.

Dan satu- satunya hal yang bisa ia lakukan saat ini adalah meninggalkan pemuda itu dan pergi menjauh dari kehidupannya.

Karena akan lebih menyakitkan jika melihat pemuda itu meninggalkannya.

Ia tahu, dia benar-benar egois. Namun tidak ada pilihan lain. Its better now to leaving.

"Jungkook-ah. Setelah ini, kau bisa melanjutkan semuanya dengan normal. Aku tidak akan menahanmu lagi"

Kata itu akhirnya keluar dari bibir Hyeri dengan getar yang begitu hebat.

Sedetik kemudian, ia benar-benar tidak dapat menahan air matanya yang mengalir deras.

Ia berbalik. Tungkainya yang lemah itu membawanya berlari menjauhi Jungkook yang masih berdiri di tempatnya.

Menunduk dalam dan menyesal mengapa ia membiarkan gadis yang selama ini mengisi kekosongan hatinya itu pergi.

Beberapa waktu yang lalu, tepat saat daun itu mulai meninggalkan rantingnya pertanda musim gugur mulai datang, dia dan Jungkook berakhir.

Gadis itu terus berjalan. Entah, mungkin ia akan pulang. Namun keping-keping ingatan yang mencuat itu membuatnya enggan untuk pulang.

Sekarang ia tahu, mengapa Jungkook selalu mengabaikannya.

Ia tidak pernah benar-benar mencintainya.

Sementara Jimin. Pemuda itu menunduk dalam-dalam.

Ia baru saja menyaksikan semuanya.

Bagaimana gadis yang ia cintai menangis karena orang lain.

Sungguh, bagi Jimin ini adalah definisi rasa sakit yang sesungguhnya. Jauh lebih sakit saat mendengar gadis yang dicintainya mencintai orang lain.

-
Semuanya sudah kupastikan berakhir sejak aku mengaku di sidang pers beberapa menit yang lalu. Dan juga, aku dan Jungkook benar-benar menyepakati hal itu.

Entahlah.

Aku mati rasa. Hanya dapat merasa jika udara tampak menghangat seiring tenggelamnya senja di ufuk barat.

Aku masih saja betah duduk di meja bercat putih depan mini market yang tak jauh dari apartemenku sembari menegak soda yang hanya tersisa sedikit di depanku.

Kepalaku tiba-tiba memberat. Mengingat Jungkook membuat otakku menciut begitu saja. 

Kuusap kedua sudut mataku yang telah mengering. Aku masih ingat benar ketika pertama kali tiba di Seoul dan berkunjung kemari.

Membawa kantong plastik penuh barang belanjaan. Makan ramen dan menegak soda dingin dari Daehan, Lalu berjalan diatas sidewalk hingga berhenti di depan taman.

Melihat showcase dan tidak sengaja mengambil gambar pemuda bergigi kelinci yang menggemaskan.

Lalu aku ketakutan dan memilih kabur hingga akhirnya tertidur di bangku taman.

Bertemu grim reaper yang sangat baik dan, dari sinilah semua berawal.

Sungguh. Jika ada pilihan lain, aku tidak ingin hari itu terjadi.

Tapi, bagaimana kau bisa menolak hal yang seharusnya ada pada dirimu ?

Aku memilih untuk pulang. Setidaknya aku harus melakukan sesuatu untuk melupakan semuanya. Semuanya.

"Hyeri-ahh, kau baik-baik saja? Aku melihatmu melakukannya dengan baik. Kau menghilang cukup lama dan membuatku khawatir" Ujar Soohyun di hari selanjutnya saat aku masuk kelas.

Rasanya aku benar-benar merasa aneh. Dua kali lipat lebih aneh daripada saat aku masuk ke kampus untuk yang pertama kalinya.

Beberapa orang dengan masih melirikku penuh curiga dan itu sangat mengganggu meskipun aku sudah berusaha untuk mengabaikannya.

"Semua orang membicarakanmu. Sungguh. Kupikir kau akan bunuh diri setelah kejadian itu" ucapnya lagi dan tentu saja membuatku melayangkan pukulan di dahinya. Membuatnya mengaduh pelan.

"Yak! Apa kau pikir aku gila? Kurasa otakmu sudah bergeser lebih jauh dari tempat semula, Soohyun-ahh"

Aku meletakkan tas punggungku dibangku kantin dan segera duduk. Kuambil sekaleng soda dari dalamnya namun seperti biasa Soohyun merebutnya dan segera menukarnya dengan susu kotak rasa vanilla.

Menyebalkan.

"Aku butuh soda untuk menenangkan pikiranku. Setidaknya aku tidak akan minum soju"

Tapi Soohyun tetap dengan pendiriannya. Menyimpan kaleng sodaku yang belum kubuka di dalam tasnya.

"Hai. Aku dengar kau terlibat dalam skandal itu. Ternyata semua hanya salah paham. Maafkan aku Hyeri-ssi. Secara tidak langsung aku telah menghakimimu dengan buruk" sesal Yoojin, gadis dengan kacamata bulat yang bertengger di hidung mancungnya.

Aku tersenyum sekilas sebelum menjabat tangannya yang ia ulurkan padaku.

"Hai, apa aku harus memberitahumu kabar gembira selain keberanianmu, Hyeri-ssi" ujar Haneul dengan wajah cerianya dan milkshake di kedua tangannya.

"Soal apa ?"

"Lihatlah! Kurasa kau harus benar-benar meninggalkan hal burukmu disini" Haneul menaruh milkshakenya lalu mengangkat secarik kertas.

Soohyun mengangkat alisnya.

"Apa maksudmu?"

"Coba Kulihat!" ujarku sembari mengambil kertas Haneul. Sungguh, entah apa yang harus kupikirkan.

I got that Florida next month. Do I really have to go ?

Hayoloh. Makin gak mudeng aja 😅😅
Aku up dobel ini. Lalu bakal ngilang lagi astagaaa😭

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang