Lima, five
[Enjoy the music!]
Rea tiba disekolah dengan perasaan yang kesal, hujan pagi ini membuat setengah dari seragamnya basah. Jakarta pagi ini tidak menentu, tiga puluh menit yang lalu matahari masih bermunculan, namun didetik ini hujan beserta badai menghampiri.
"Pagi," sapa Celcius setelah kembali merapikan payung transparannya.
Namun sapaan itu tidak berhasil menimbulkan seutas senyum mengembang di wajah temannya yang terkenal jutek ini,
"Ada apa lagi pagi ini?" Sudah seperti peramal yang tahu mood temannya, Celcius sudah lebih dulu menanyakan keadaan Rea.
"Gue benci hujan!" Pernyataan Rea menguak tawa dari bibir Celcius, "Kenapa lagi? Hujan benci kamu juga? Childish." Ujar Celcius masih dengan telapak tangan yang menutupi mulutnya.
Pagi ini, sebuah sweather hangat melekat dibadannya dengan anggun, dipadupadankan dengan rok mini sekolah yang berwarna merah kehitam-hitaman menambah aura anggun tersendiri dalam diri Celcius.
"Nggak, gue nggak childish,masalahnya kaos kaki gue jadi kena becek gara-gara genangan air tadi dijalan dan gue nginjak karena buru-buru kesekolah, kampret 'kan."
Celcius menggeleng-gelengkan kepalanya menanggapi ucapan dari teman ter-jutek dan ter-judesnya.
Tangan Celcius terulur mengelus pundak Rea dengan hangat,"Ganti aja kali kaos kakinya, minta dikoperasi," dan Rea menggeleng kepalanya tegas,"Jangan nambah biaya deh Cel."
Sembari menunggu kaos kaki Rea kering, kedua insan itu saling melempar tawa dan canda, tak lupa juga saling menceritakan beban yang mereka derita.
Bagi Rea, bercerita dengan Celcius adalah hal yang menyenangkan selagi topik yang mereka bicarakan bukan tentang Kelvin.
"Mama kamu gimana kabarnya?" Sembari mengeluarkan 2 bungkus keripik kentang yang dibeli Celcius di salah satu toko tadi saat perjalanan kesekolah.
"Nyokap gue okay kok, nyokap lo gimana?" Rea balik bertanya sembari mengeluarkan dua tiket nonton film yang diberikan ibu Linda semalam.
Rea menyerahkan dua lembar tiket bioskop kepada Celcius "Nonton yuk, entar sore,"Celcius menyengir,"Yah, mau banget tau! spend my afternoon with you, tapi kata nyokap, entar pas pulang sekolah aku check up, sorry deh ya," sembari mengangkat jarinya membentuk angka dua.
"Maag doang juga! Manja! Masa maag aja sampe check up tiap bulan!" Ketus Rea.
Celcius menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Nggak papa, gue buang aja kali ya?" Celcius tersentak,"Jangan ih, mubazir tau uangnya,"
Rea menggigit bibir bawahnya,"Lha abis gue mau nonton sama siapa? Nggak yalau kalo gue nonton sendiri gitu, aneh."
KAMU SEDANG MEMBACA
°SUHU [HIAT]
Teen Fiction[Hai masa lalu, mari berdamai!] Lalu pada suatu hari Rea harus memilih. Perasaannya atau nyawa temannya? H A P P Y • R E A D I N G :)