30
Sebelum itu, let me say sorry for all of the typo that make all of you feel uncomfortable.
Hug;Love,Puttputh.
Rea berdiri disamping banker UKS, menatap dengan beringas laki-laki yang pulas seperti tanpa dosa diatas banker."Dasar sok palying victim lo!" Rea menjitak luka lebam didahi Kelvin.
"Aw-!" Kelvin memegang lebam yang baru saja dijitak oleh Rea," Padahal 'kan gue emang korban Re!"
Rea menatap Kelvin jutek, "Tapi kenapa lo harus hajar Faren sampe segitunya sih? Mendarah daging banget tau gak! Ampir aja mati anak orang,"
Kelvin tertawa,"To be honest ni ya, gue masih pengen hajar dia sampe bener-bener masuk keliang lahat!"
Pletak!
Satu jitakan berhasil mendarat dipipi dahi Kelvin yang memar,"Lo mau bunuh gue? Sakit tau gak!" Keluh Kelvin.
"Iya gue bakal bunuh lo kalau Faren bener-bener masuk ke liang lahat. Bakalan!" Kelvin mengernyit,"Jangan bilang lo suka sama orang kaya dia?"
"Nggak!" Rea menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,"Jangan boong. Lo suka kan sama dia?" Rea menggeleng lagi," Ya dibilang enggak artinya enggak!. Lo gimana sih?!"
"Yaudah, nggak usah marah. Santai aja," Kelvin mengelus lebam di jidatnya.
Rea duduk dikursi dekat banker, "Lo udah baikan 'kan? Gue cabut ya!"
Kelvin menahan pergelangan tangan Rea,"Lo 'kan wali gue, patutnya lo nungguin gue ampe bener-bener baikan lah!"
"Iya-iya, gue nunggu. Tapi tanggung jawab nilai ulangan harian gue ya!?" Rea menekan kalimatnya.
"Ya ... kalau gue anak guru sih, bisa gue tanggung jawabin. Tapi 'kan-"
"Yaudah gue tinggal. Lo istirahat aja. Faren aja udah masuk kelas. Letoy banget si lo jadi cowok! Gue cabut!"
Tanpa menunggu jawaban dari Kelvin, Rea sudah lebih dulu meninggalkan ruang uks.
Kelvin tersenyum kecut,"Tuh 'kan bener! Lo suka sama Faren,"
▪▪▪
Rea tiba dikelas saat Miss Bona sudah selesai mengawas dan saat teman-temannya mengumpulkan lembaran ujian, alhasil dia hanya mendapati omelan dari Miss Bona sehingga membuat kupingnya panas.
Tapi itu bukan satu-satunya objek yang mengalihkan perhatian Rea, dia lebih memilih menatap bangku kosong disebelah bangkunya.
Dimana Celcius? Seharian ini dia tidak menampakkan batang hidungnya.
Kening Rea mengerut. Baginya, jika siteladan kelas itu tidak masuk, maka ada hal penting yang terjadi.
Rea memilih membuka hapenya dan mendial nomor Celcius, daripada menuju ke kantin. Lagipula, insiden kemarin, masih membuatnya malu bukan kepalang.
"Halo! Lo dimana kenapa nggak masuk? Bolos terus tiap hari lo ya?!"
"Ya ampun, bagusnya kamu bilang, 'Halo Celcius yang cantik, kamu dimana? Aku kangen'. Gitu kek, ini malah bikin kuping panas tau gak!"
Rea tertawa,"Udah, jangan bacot. Dimana lo sekarang? Kelewat berita penting juga lo!" Rea tertawa.
"Berita apaan? Cerita dong!"
![](https://img.wattpad.com/cover/123465334-288-k767400.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
°SUHU [HIAT]
Teen Fiction[Hai masa lalu, mari berdamai!] Lalu pada suatu hari Rea harus memilih. Perasaannya atau nyawa temannya? H A P P Y • R E A D I N G :)