Delapan, Delta.
[Enjoy the music]
Mereka berdua duduk di depan taman baca sekolahnya,menghindari sinaran mentari siang yang menyengat kulit hingga mampu terbakar.
Rea menatap sepatunya, tak ingin menatap hal lain yang akan lebih menarik.
"Lo masih nggak mau cerita yang sebenarnya?" Ini pertanyaan sama yang sudah kelima kali Rea tanyakan.Membuat suhu disekeliling Celcius menjadi tak beraturan, "Nggak gitu, aku udah ceritain yang sebenarnya kok," Rea diam, terpaku pada ucapan Celcius yang lagi-lagi hanya kebohongan.
"You don't know how to tell the real lie, Cel," Celcius menggeleng,"Memang itu yang sebenarnya!" Sentaknya dengan tegas, seolah hal yang dia katakan memang benar.
Rea berbalik menatap lekat wajah Celcius, lebih tepatnya tertuju pada mata yang menyiratkan banyak kepedihan disana,"Real eyes relize real lies!" Dan pergi meninggalkan Celcius yang teriris karena ucapannya.
Dia tahu Rea sayang padanya, hanya saja dia tidak ingin Rea mendapatkan masalah dengan Kelvin, apalagi, Kelvin akan semakin dibenci guru-guru karena kenakalan yang bertambah setiap saat.
Panggilan untuk siswa atas nama Kelvin Athalio agar segera keruang BK!! Suara pengeras suara melengking disatu sekolahan.
Dada Celcius berdesir, "Tuh kan!" ujarnya dalam hati.
Jam pelajaran dimulai dan Celcius tidak mengindahkan perintah masuk ke kelas. Dia malah berjalan menuju ruang BK, mencoba mengetahui apa yang terjadi disana.
Masalah apa yang tengah diperbuat orang yang dicintainya,"KELVIN!" Suara Miss Kartika melengking di dalam ruangan 4x4 bernuansa hijau itu.
"Berapa kali lagi? HAH! Berapa kali lagi kamu akan seperti ini?" Celcius mengintip dari balik jendela, kebiasan sekaligus kemampuannya.
Mata Rea terkseiap ketika menyadari siapa yang ada disana bersama Kelvin, itu Rea! Gadis dengan legging hitam yang melekat.
Apa yang terjadi?!
"Kamu juga Rea! Cewek kok kelakuannya beringas! Martabat cewek itu anggun!" Rea menutup kupingnya,
"Diem napa, panas tau kupin saya,Miss!" Kali ini Rea terlihat sangat santai, "kalian berdua akan ibu skors!" Ancam Miss Kartika lagi.
"Serah ibu,"ucap mereka bersamaan.
Celcius cepat-cepat bersembunyi ketika tahu Rea dan Kelvin akan meninggalkan ruangan BK.
The death room.
Namun,langkah Rea terhenti ketika berhasil berada didepan pintu, membiarkan Kelvin berjalan meninggalkan ruang BK terlebih dahulu.
Rea merentangkan tangannya lalu menghela nafas lega,"Nggak perlu ngumpet gitu supaya tau," Mata Celcius melebar, tapi masih belum keluar dari tempat persembunyiannya.
"Itu karena lo yang nggak mau bilang jujur," lalu Rea berjalan meninggalkan ruang BK. Namun, saat langkah keberapa-nya, Rea terhenti ketika menyadari seseorang tengah mencekal pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
°SUHU [HIAT]
Roman pour Adolescents[Hai masa lalu, mari berdamai!] Lalu pada suatu hari Rea harus memilih. Perasaannya atau nyawa temannya? H A P P Y • R E A D I N G :)