Enam, six.
[Enjoy the music]
Koridor sekolah ramai dengan anak-anak yang bertebaran. Entah ada kabar apa yang terlewatkan oleh Rea karena semalaman dia terus berpikir tentang satu hal yang mengganggu.
Dia ketakutan saat mengetahui fakta bahwa Faren akan menjauhi-nya.
Entah sudah batu keberapa dari tembok yang dia bangun bertahun-tahun agar menjauhi keramaian disekelilingnya,
Berhasil di robohkan lagi dengan sikap peduli orang yang entah dari lingkungan antah-berantah dan datang kepadanya.
Seseorang menepuk pundak Rea dan membawanya kembali pada kehidupan nyatanya, "Kamu ketinggalan kabar bagus, Re!" Rea menoleh pada Celcius yang kini sudah menariknya menuju pinggiran lapangan.
Mata Rea terkesiap demi ketek neptunus ini apa yang ada dihadapannya?
Kelvin dan Faren yang saling bersitatap dalam kebencian.
Rea ingin menghentikan kegilaan mereka namun apalah dia yang bukan siapa-siapa bagi Faren. Dan berakhir hanya dapat menatap apa yang akan selanjutnya terjadi.
Belum sempat satu kedipan mata dari Rea, aksi tonjok menonjok sudah dilayangkan, Celcius menutup matanya rapat-rapat,tak mampu melihat orang yang disayanginya selama dua tahun ini menjadi objek tonjok.
Cuihh, Faren meludah kesamping, keringat bercucuran dari dahinya, baju seragamnya kotor terkena debu, begitu pula dengan nasib Kelvin.
Tak ada yang lebih baik diantara mereka berdua, saat hendak melayangkan satu pukulan lagi dan diyakininya akan membuat Kelvin tepar,
Pandangan mata Rea bertemu dengan mata Faren, mata Rea seolah menyiratkan suara tolong hentikan, jangan membunuhnya.
Seolah memiliki kemampuan telepati, kepalan tangan Faren di turunkan beserta amarah yang masih bergejolak dalam dadanya Rea tau itu saat matanya menatap mata Faren lagi.
Masih ada sekelebat amarah disana. Rea terkesiap ketika Faren menariknya menjauhi kerumunan anak-anak seisi sekolah dan membawanya menuju rooftop Shopmore school.
Dengan patuh, Rea mengikuti langkah Faren tanpa penolakan, tangannya ditarik pelan, namun langkah Faren yang besar membuatnya tergesa-gesa menyamakan jarak tersebut.
"Kenapa?" Tanya Rea menatap manik mata Faren. "Jangan," ujarnya lembut lalu menatap langit cerah yang tinggi disana.
"Kenapa lo ngehentiin gue!" Teriak Faren kemudian,"Kenapa lo nggak biarin gue bunuh DIA Arghh!!" Lalu Faren berteriak lagi didepan wajah Rea dan membuat gadis itu memejamkan matanya.
Rea tersentak dari lamunannya ketika tangan Faren mencengkram pundaknya erat, lo nggak tau apa yang anak keluarga anak itu buat ke nyokap gue!
KAMU SEDANG MEMBACA
°SUHU [HIAT]
Teen Fiction[Hai masa lalu, mari berdamai!] Lalu pada suatu hari Rea harus memilih. Perasaannya atau nyawa temannya? H A P P Y • R E A D I N G :)