25. Bukti Kebenaran

1.3K 178 30
                                    

"Alquran surah Adh-Dhariyaat ayat 56."

Tanpa menunggu lama, aku langsung mengambil alquran yang biasa kuletakkan di atas nakas. Kemudian aku membuka surah yang diberitahukan oleh Risa.

Aku mengernyit bingung saat membaca terjemahan ayat itu.

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

"Apa maksudnya?"

"Maksudnya adalah sebagai makhluk ciptaan Allah seharusnya kita senantiasa tunduk dan patuh atas perintah Allah. Melaksanakan segala perintah-Nya, dan Menjauhi segala larangan-Nya." Risa menghela napas.

"Dalam islam, perintah Allah sangat banyak. Bukan hanya meliputi ibadah ritual seperti halnya salat, puasa, dan sebagiannya. Tapi mencakup setiap aspek kehidupan. Dari tataran individu sampai negara. Suka atau tidak suka, mau tidak mau, rela tidak rela, tidak ada yang namanya penolakan. Kita harus berislam secara menyeluruh dan totalitas. Sebab kepatuhan seorang hamba merupakan konsekuensi dari kepercayaan yang kita imani."

"Kenapa aku harus percaya alquran? Bagaimana kalau ternyata itu dibuat oleh nabi Muhammad? Kita hidup di zaman yang berbeda, ada kemungkinan kalau itu hanya akal-akalan semata. Atau mungkin dibuat oleh orang Arab. Kamu lihat sendiri, kan? Alquran berbahasa Arab."

Risa memandangku cukup lama. Mungkin dia terkejut menerima pertanyaan itu dariku. Aku yakin di dalam hatinya dia pasti menghakimiku.

"Keraguan semacam itu bukan hanya dirasakan oleh manusia masa kini. Dulu, saat alquran pertama kali diturunkan, orang-orang kafir qurais pernah mengatakan hal serupa. Namun dengan tegas Allah memberikan tantangan kepada para penentangnya."

Bahkan mereka mengatakan, Muhammad telah membuat-buat al-Qur'ân itu!" Katakanlah,
(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allâh, jika kamu memang orang-orang yang benar. [Hûd/11: 13]

"Tantangan dari Allah itu tidak ada yang menyambutnya, maka Allah menurunkan kadar tantantangannya," lanjut Risa.

Atau (patutkah) mereka mengatakan, "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah, "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat semisalnya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar." [ Yûnus/10: 38]

"Bahkan Allah menyuruh mereka untuk mengajak penolongnya," imbuh Risa masih membacakan ayat-ayat alquran.

Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur'ân yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur'ân itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allâh, jika kamu orang-orang yang benar... [al-Baqarah/2: 23-24]

"Lalu bandingkan dengan kondisi sekarang. Bukankah sangat mudah untuk memplagiasi sebuah karya? Ada banyak kasus tentang itu. Tetapi lihatlah alquran! Sejak pertama kali diturunkan sampai sekarang, dan nanti di kehidupan yang akan datang. Kemurnian alquran akan terus terjaga sebab Allah sendiri yang menjaminnya."

Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur'ân ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. [ al-Isrâ'/17:88]

Aku terdiam, mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari bibirnya.

"Dan nabi Muhammad sendiri dikenal sebagai rasul yang ummi, artinya Beliau tidak bisa baca tulis. Mana mungkin seseorang yang ummi mampu menghasilkan karya yang begitu sempurna. Memuat segala informasi, baik yang datangnya dari masa lalu atau pun masa yang akan datang."

"Apa kamu suka membaca buku?" tanya Risa tiba-tiba.

"Ah, iya," sahutku gelagapan. Dia ini sangat sering mengubah topik pembicaraan.

"Tak ada gading yang tak retak. Sesungguhnya penulis membutuhkan kritik dan saran. Sejenis Itu 'kan yang selalu ada dalam setiap karya tulis?"

Aku mengangguk singkat.

"Tapi alquran tidak demikian. Dengan tegas Allah menyatakan bahwa tidak ada keraguan di dalamnya."

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, [al-Baqarah: 2]

"Tidak ada manusia yang sempurna sampai dengan percaya diri akan mengatakan hal demikian tentang karyanya. Artinya, yang membuat alquran bukanlah manusia. Tetapi sesuatu yang lebih hebat yang kita kenal sebagai Tuhan, Allah Pencipta langit dan bumi," papar Risa panjang lebar diakhiri dengan sebuah senyum simpul.

Aku tertegun. Tak mampu berkata-kata untuk menyanggah setiap bait kalimatnya. Kini semuanya terasa masuk akal. Penjelasannya sungguh meyakinkan dan memuaskan rasa ingin tahuku.

Akan tetapi, mengapa masih saja terasa ruang kosong di hatiku?

-TBC-

Apakah sebelumnya kamu sudah tau tentang fakta ini? yuk isi di kolom komentar.

13 November 2017

Anonim | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang