Bagian 1

4.5K 113 10
                                    

"Masih tidak habis pikir mengapa aku menyukai tempat ini." Wanita itu berbicara sendiri seolah dia wanita gila.

Hari ini, tepat kesekian kalinya wanita itu mengunjungi tempat itu. Tempat yang tidak dia tau apa arti dan makna nya. Tempat yang dia tidak tau mengapa dia sering mengunjungi nya.

Namun, wanita itu merasakan kenyamanan saat berada ditempat itu. Kenyamanan yang mungkin tidak bakal pernah dirasakan oleh wanita lain. Dia senang melihat senja mencium bibir pantai dengan lambat seolah senja dan pantai menjadi saksi pikirannya yang kacau, tidak terarah, hancur lebur bagaikan butiran debu.

"Ibu, aku masih memikirkan kepergianmu seakan-akan aku tidak mengikhlaskan mu pergi." Dia berbicara lagi dengan dirinya sendiri sambil ditatapnya senja dilangit nan luas dengan warna dan keindahan yang selalu membuat dirinya berada pada titik sempurna dalam kehidupan.

Ya, aku harus mengikhlaskan Ibu. Batinnya lagi meyakinkan dirinya.

Dipandang nya novel ditangan kanan nya yang dulu diberikan Ibu nya disaat ulang tahun dirinya dan sebelum beliau meninggalkan putri nya untuk selamanya. Dibukanya buku itu lalu wanita itu mulai membaca halaman tiap halaman dengan ditemani oleh senja yang membuat wanita itu tidak sadar bahwa senja akan segera pulang.

Wanita itu sadar bahwa dia sedang sendirian dipantai yang tidak pernah dikunjungi wisatawan seperti pada umumnya. Tetapi, dia tidak sadar hari sudah mulai gelap. Dia begitu heran saat senja sudah dari tadi menghilang dan digantikan oleh cahaya bulan yang sedikit demi sedikit memperlihatkan wujud nya diantara bintang-bintang dimalam gelap. Baginya, suasanya malam yang dingin dan gelap tidak lah menjadi masalah berat untuk dinikmati sendirian. Seorang diri. Dia menyadari bahwa malam semakin dingin. Angin malam menembus ke dalam tubuh nya yang lemah itu. Dia lupa membawa jaket untuk menutupi tubuhnya yang dingin karna sebelumnya ia tak berniat menikmati senja hingga malam.

↔↔↔↔↔

"Malam ini, aku harus istirahat lebih awal untuk datang melihat pengumuman besok." Lagi-lagi wanita itu berbiacara dengan dirinya sendiri. Wanita itu sudah sampai dirumahnya, sekarang dia duduk ditepi ranjang setelah selesai membersihkan dirinya yang terkena debu jalanan sebelum dia terlelap.

"Semoga, besok hasilnya memuaskan hatiku." Katanya sebelum dirinya tertidur malam ini.

Setelah beberapa menit wanita itu memejamkan matanya, spontan matanya terbuka lebar-lebar dan tubuhnya tersentak langsung terduduk ditepi ranjang untuk kembali mengingat suatu hal yang lebih penting yang sedang berputar diotaknya. Tidak. Wanita itu tidak mengigau ataupun bermimpi. Ada sesuatu yang janggal dalam hati dan pikirannya. Ternyata benar. Dia mengingat sesuatu.

Novelku tertinggal dipantai. Batinnya.

Dia berencana mengambilnya besok sebelum dia berangkat ke calon kampusnya untuk melihat hasil bahwa dia lulus atau tidak di Universitas terbesar yang ada dikota bandung. Dia yakin sekali bahwa tidak ada orang yang mengambil novelnya dipantai itu selain dirinya dan Bapak separuh baya yang sering mencari kerang dipantai itu.

Ya. Seorang Bapak yang selalu bertanya, "Kamu mengapa sering datang ke pantai ini?" Tetapi wanita itu hanya menjawab dengan senyuman karna dia juga tidak tau mengapa dia selalu mengunjungi pantai itu.

Sang Mentari Melepaskan Senja (KOMPLIT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang