"Duh, udah pagi ya? Ah, pusing banget." Wanita itu selalu bertanya dan berbicara dengan dirinya.
Dilihatnya jam yang menempel di dinding kamarnya sebelah kiri, "Wah, pengumuman sebentar lagi. Gue bisa terlambat. Mana belum dihitung macetnya perjalanan lagi, duh." Wanita itu langsung lompat dari ranjang nya dan membuang selimutnya ke sembarang arah. Iya langsung menuju kamar mandi yang berada dikamarnya.
Selesai mandi, segera dia membuka lemari dan diambilnya kaos oblong berwarna maron dengan celana jeans panjang hitam yang terlihat robek dibagian lutut kirinya dilengkapi dengan tas ransel hitam beserta sepatu converse hitam yang terlihat kotor karna memang wanita itu jarang mencuci sepatu nya. Dibiarkan rambutnya ter-urai tak terikat membuatnya menjadi bidadari simple yang cantik tanpa make up. Eh salah, tanpa sayap.
Teringat suatu hal, wanita itu harus menuju pantai lebih dulu baru dia pergi ke tempat tujuannya. Sampai di pantai dia melihat seorang yang dicari nya tengah berada di pesisir pantai membersihkan kulit kerang yang berserakan. Wanita itu langsung menghampiri Bapak separuh baya itu.
"Permisi, pak. Ada melihat sebuah buku yang tertinggal di sekitar pantai disini tidak?" Tanpa basa-basi wanita itu langsung saja bertanya karna dirinya tak punya waktu untuk berlama-lama disana seperti biasa.
"Duh,nak. Dari tadi Bapak berkeliling dipantai tidak ada melihat buku. Tapi tadi ada seorang pria yang---" Belum selesai Bapak itu berbicara, lantas wanita itu langsung memotong nya dengan cepat dan berkata, "Oh,tidak ada ya pak? Huh, ya sudah deh. Makasih pak, permisi, saya harus buru-buru." Wanita itu berlari meninggalkan si Bapak.
Wanita itu sudah berada dikampus karna kampusnya tidak jauh dari pantai yang baru saja dia kunjungi. Sampai dikampus dia langsung berlari menuju mading kampus. Dilihatnya sudah banyak sekali calon maha wiswa disana pada berpelukan. Wanita itu langsung melihat selembar kertas yang tertempel di dinding mading. Dia melihat tinta hitam diatas kertas putih yang tertera dengan kalimat diurutan nomor 4 Dewi Mentari LULUS, dan Masuk di Jurusan Bidang Administrasi Negara. Sungguh, dia benar-benar tidak menyangka. Tanpa sadar, setelah membaca itu, air mata dengan mudahnya lolos dipermukaam wajahnya lantas membasahi pipinya. Dia sangat bahagia dengan apa yang sudah dilihatnya.
Lihat bu, anak mu sudah kuliah sekarang. Anak yang kau rawat dan kau lahirkan tumbuh menjadi anak yang pintar bu. Batinnya.
-
-
-
-
-
-
Maaf di Bagian 3 aku ngepublish cuma singkat. Aku mau liat berapa banyak yang menunggu bagian-bagian selanjutnya . Karna di Bagian-bagian selanjutnya akan ada kata-kata dan moment yang akan membuat pembaca bakal baper keras. Dan bisa dipakek untuk caption juga haahahh...
See you next time bagian 4🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Mentari Melepaskan Senja (KOMPLIT✔)
RomanceSetiap pertemuan pasti ada perpisahan. Pertemuan yang indah bukan berarti bisa bertahan selamanya. Akhirnya mau tak mau wanita itu harus tegar menjalani hari-hari nya tanpa orang yang dia sayang. Karena baginya mengikhlaskan orang yang dia sayang i...