Bagian 11 #Part1

677 40 1
                                    

"Hai Fauzi!!!"

"Ngapai lo? Buat mood gue hancur aja!" Fauzi pun langsung bangkit dan hendak pergi dari tempat itu.

Tetapi Putri dengan cepat menarik lengan Fauzi.

"Lo mau apa sih? Lepasin enggak?" Fauzi mencoba menepis genggaman Putri yang berada di lengannya. Tetapi Putri lebih kuat dan malah di tambah dengan tangan satu lagi. Sekarang kedua tangan Putri sudah memeluk erat lengan Fauzi.

Disenderkan nya kepala nya di bahu Fauzi, "Kamu kok gitu sih?"

"Lo tuh cewek gila kali ya! Jangan sok akrab deh!"

"Tapi Fauzi, dulu itu---"

"Itu dulu!!! Jangan harap lo bisa akrab sama gue sekarang! Lepas!!!"

"Enggak mau!"

"LEPAS GUE BILANG!!!" Fauzi menatap tajam ke arah Putri. Akhirnya Putri nyerah dan melepaskan genggaman nya dari pada harus dengar cacian dari Fauzi.

Fauzi pun meninggalkan Putri disana. Para hamba-hamba sang maha kuasa yang lainnya pada heran melihat kelakuan Putri. Ya, seluruh kantin melihat ke arahnya. Sambil berbisik-bisik gak jelas.

"Apa lo liat-liat?"

"Husss... Sinis amat mbak!" Jawab salah satu dari sekumpulan cewek-cewek yang ada di kantin itu sambil tertawa melihat Putri.

Malas ambil pusing, Putri pun melangkah meninggalkan kantin dengan menghentak-hentakkan kakinya.

Sedangkan disana, di dalam kelas, Mentari sedang asik-asiknya memainkan ponsel nya sambil memakan roti. Kosong. Kelas nya kosong. Hanya ada dirinya. Yang lain pada keluar makan di kantin atau kemana juga Mentari tidak mengetahuinya.

Tiba-tiba saja ponsel yang sedang Mentari mainkan menunjukkan ada yang menelfon nya dibalik layar sana. Mentari langsung menerima nya.

"Hai cantik..."

"Mau apa lo?"

"Jutek amat neng."

"Ada apa Reza?" Sambil memutarkan bola matanya, Mentari melembutkan nada suaranya. Tapi ketahui lah itu tidak benar. Ia hanya ingin terlihat biasa saja walaupun dibalik telfon.

"Ha... Begitu dong."

Huft... Ngapai lagi sih ni orang nelfon gue!

"Kok diam?"

"Eh apa? Ngomong apa lo barusan?"

"Gue barusan ngomong, kita jadi ketemuankan?"

Mampus!!! Gue hampir lupa.

"Eh, Reza. Gue kan udah bilang kalo gue gak mau ketemu sama lo lagi."

"Tapi aku nya mau, Tar."

"Aku sib--"

"Untuk kali ini aja Tar. Please.."

Oke.

"Hm.. Terserah lo deh!"

"Yes! Gitu dong, Tar. Ya sudah pulang ngampus aku jemput kamu ya."

"Eh jang---"

"Bye sampai ketemu."

Tut tutt tut...

Sambungan terputus. Apa-apaan sih? Buat apa cobak dia pakai jemput-jemput gue segala. Dikira gue gak ada duit apa untuk naik angkot! Batin nya kesel.

"Ahh.. Jadi gak selera makan gue!" Kesal Mentari sambil meremas roti yang digenggamannya.

Tiba-tiba saja jam istirahat selesai. Duh, secepat itu ya. Mentari heran melihat teman-teman kelas nya masuk lalu mengambil tas.

Sang Mentari Melepaskan Senja (KOMPLIT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang