Bagian 29

202 10 0
                                    

"Del!!" Sapa Mentari dari kejauhan.

"Wah!! Bawa mobil lo? Tumben!! Lo pande bawa mobil? Hewan lo emang. Dulu gue suru nyetir lo gapande!" Kesal Della yang sudah di bohongi oleh Mentari.

Mentari terbahak mendengarnya. "Hahaha sorry sorry..."

"Enak lo ya bilang sorry!! Dasar. Yuk jalan!" Kesal Della sambil mengambil lengan Mentari.

"Udah masuk dosen nya?" Tanya Mentari.

"Engga masuk dia." Jawab Della santai.

Mentari langsung memukuk lengan Della, "Gila!! Lo kok gak bilang sih? Kalo tau gitu kan gue gak ngampus! Mendung gue nyiapin keberangkatan gue nanti malam ke Singapura!"

Mata Della terbelalak, "HA? NGAPAIN LO KESANA?? GAK BETAH DIBANDUNG???"

Mentari langsung menutup telinganya, "Elah, gak usah teriak juga!!!" Kesel Mentari.

"Mau cari--"

"Hai ciwi-ciwi.." Jawaban Mentari dipotong oleh Al yang baru saja datang.

"Lo ganggu aja sih Al!!" Kesal Della.

"Entah ni si Al!!" Timpal Mentari.

"Ni dua junior yang berani manggil gue sebaya ya!!" Kesal Al.

"BODO AMAT!!!" Jawab Mentari dan Della serentak lalu meninggalkan Al yang ternganga ditempat..

"Eh! Mau kemana kalian?" Tanya Al berbalik arah.

"Kantin,"

"Ikut guee!!!!!!" Al langsung mengekori dua perempuan itu.

*

"Jadi kak Fauzi di bawa kesana, Tar?" Jawab Al yang sangat kaget saat aku menceritakan semuanya. Aku hanya mengangguk mengiyakan.

Kurasa, mereka berdua juga berhak tau. Agar mereka tidak mengkhawatirkan Fauzi lagi. Maksudnya, mereka pasti bakal bersyukur karena aku sudah mendapatkan informasi mengenai Fauzi. Ya mungkin agak sedikit syok mendengar berita mengenai penyakit Fauzi. Tapi dengan semangat mereka sangat mendukungku untuk menemui dan mencari Fauzi. Aku senang dengan dukungan-dukungan dari orang-orang terdekatku. Seperti ayah, nenek, Bimo, Al, dan Della.

"Jadi lo nanti malam sudah boarding, Tar?" Tanya Della yang kepanikan. Aku hanya mengangguk sambil nenenggak jus jeruk ku.

"Lo yakin berani sendiri, Tar? Kok gue khawatir ya." Sehut Al.

"Aduh, Al.. Ayah gue aja dukung gue banget. Masak lo meragukan gue sih!" Kesalku.

"Iya, sih. Cuma kan itu kota luas, Tari. Lo bakal gelagapan kalau sendirian."  Seka Al lagi.

"Emang nya lo lo pada mau nemeni gue?"

"Ya gak sih, lagian, gue ada ujian." Jawab Al dengan muka sedih nya . Emang tu anak drama banget, dih!! Aku hanya memutar mata ku malas.

"Del, yuk. Udah mau masuk ni." Kataku bangkit dari tempat dudukku. Della mengangguk dan ikut beranjak. Sedangkan Al beranjak juga kembali ke kelasnya.

*

Jam, detik, menit berlalu. Hampir jam 9 malam. Tetapi Mentari masih di caffe milik. Zeki. Mentari mengatakan bahwa dia akan boarding ke Singapura 2 jam lagi. Zeki mondar-mandir . Mentari sangat heran dengan sikap Zeki yang seperti orang sedang terburu-buru.

"Hmmm, Tari, dua jam lagi Mentari. Kamu harus segera pulang. Nanti kamu ketinggalan pesawat." Kata Zeki khawatir. Mentari hanya tersenyum.

"Udah packing kok, santai aja. Nanti sampai rumah tinggal pergi. Malam ini aku hanya ingin nikmati kopi buatan mu dulu." Jawabnya santai.

Sang Mentari Melepaskan Senja (KOMPLIT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang