Bagian 10

763 24 0
                                    

Jam kampus selesai. Aku bergegas membereskan buku-buku ku dan memasukkannya ke dalam tas. Lalu aku beranjak keluar. Kutatap ke arah parkiran. Kulihat sudah ada saja yang berdiri didepan mobilku.

"Shit!!! Wanita itu lagi. Mau apa lagi dia?" Gumamku.

Aku pun melangkah menuju parkiran. Sampai disana aku langsung masuk membuka pintu mobil. Tapi mustahil. Wanita itu lebih dulu menghalangi ku masuk.

"Fauzi! Kamu kenapa sih selalu menghindar dari aku?"

Aku memutarkan bola mata ku dan menatap tajam kearahnya, "MAU LO APA PUT?" Emosi ku. Sungguh. Sungguh. Sangat sungguh. Aku sungguh emosi. Aku tidak pernah seemosi ini. Aku tidak pernah membentak nya seperti ini. Suara ku barusan sudah memutuskan ribuan saraf-saraf yang ada dikepalaku.

"Fauzi, kamu kenapa aku tanya? Lupakan yang dulu. Bukankah kamu pria yang mudah melupakan sesuatu?"

"Tapi tidak untuk kejadian itu, Putri!"

Satu lagi. Tapi tidak untuk Mentari. Aku tidak mungkin mudah melupakannya.

"Oke, soal itu aku minta maaf. Pasti kamu memaafkan ku bukan?"

Hei, bicara apa dia barusan? Semudah itu kah? Hati yang terluka tidak bisa disembuhkan hanya dengan kata maaf. Kau pikir baik-baik! Dasar wanita tak tau malu!

"Semenjak kejadian itu gue tak kan bisa memaafkan lo. Sampai kapan pun. Ingat! Sampai kapanpun!" Tegasku.

"Tapi itu hanya masa lalu. Dan aku kesana juga untuk menghilangkan rasa bos---"

"Hey. Apa lo tidak tau malu hm? Disana lo di kamar berduaan dengan pria lain. Dan lo bilang itu untuk ngilangi rasa bosan? Lalu apa? Lo mendapatkan uang dari sana. Bukankah itu sama dengan hal nya jual di---"

"Cukup Fauzi!!! Cukup!!!" Wanita itu pergi meninggalkan Fauzi.

"Dasar wanita gila!" Geramku.

Akupun masuk ke mobil dan meninggalkan parkiran menuju rumah.

Tanpa Fauzi sadari. Ada wanita yang sangat terpuruk melihat adegan perdebatan nya dengan wanita lain. Yang dia tau bahwa wanita lain itu namanya Putri.

                    ↔↔↔↔↔

Dear Diary...

Bintang, kau tau? Hari ini adalah hari terburuk yang aku punya.
Kau tau? Hari ini adalah hari dimana aku dihantui oleh keberantakan.
Semuanya hancur. Mood, hati, kehidupan.
Semuanya hancur.
Apakah hari ini keburukan akan berlanjut?
Jika iya, bisakah kau rusakkan mata dan telinga ku sebentar saja. Agar aku tak melihat dan mendengar apapun keadaan buruk yang mengenai diriku?
Jika bisa, lakukanlah...

Mentari

Arghhhhhhhhh... Aku kenapasih? Kenapa kepikiran kak Fauzi terus? Sungguh, ini diluar kendali. Benar-benar diluar kendali. Aku sudah berusaha untuk tidak mengingatnya. Tetapi, semakin aku berusaha melupakannya. Semakin aku terus kepikiran dengannya. Kenapa? Kenapa dengan diriku?

Tadi siang itu. Ah aku tidak ingin mengulang bayangan itu lagi. Tadi malam? Bunga matahari itu. Ah, tadi pagi. Saat dia menolongku. Terus siang tadi apa? Seorang wanita mendatanginya. Buat apa? Untuk apa? Alam, buat ku mudah melupakannya. Aku tak ingin larut dalam kesedihan. Jangan buat aku terpesona akannya.

Aku harus menghadapi semua masalah. Ya. Masalah. Masalah adalah pendewasaan. Tidak ada alasan menyalahkan orang lain. Benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Ya itu yang dikatakan Ibu padaku dulu. Aku harus ingat itu. Ya, harus.

Sang Mentari Melepaskan Senja (KOMPLIT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang