Bagian 21

255 8 0
                                    

Mentari terbangun dari tidurnya. Seperti nya Mentari sudah bisa kembali menjalani kehidupannya yang nyata. Mentari sibuk mencari ponsel untuk berniat menelfon Della agar menjemputnya. Setelah ia mendapatkan ponsel nya, ia langsung menelfon Della. Setelah menutup panggilan, ia langsung saja kekamar mandi dan bersiap-siap.

Mereka sudah berada di dalam mobil. Hening di dalam sana. Tidak ada pembicaraan. Della tidak ingin membicarakan sesuatu karena Della tau Mentari masih tidak ingin diajak berbicara. Sampai akhirnya, Mentari memecahkan keheningan.

"Del," Panggilnya.

"Kenapa, Tar?"

"Kalian masih mencari Fauzi?" Tanya Mentari.

Della yang mendengar itu seakan menambah perasaan nya yang semakin tidak karuan. Iya, tidak karuan karena pertanyaan Mentari yang seperti itu. Apakah sudah tidak waras? Mengapa ia menanya seperti itu? Bukannya malah ikut mencari. Dasar Mentari.

"Masih," Jawab Della singkat. "Lo mau ikut cari dia?" Lanjut Della bertanya pada Mentari.

"Ha itu dia, Del. Mendingan kalian gak usah repot-repot mencari nya deh." Jelas Mentari.

Della benar-benar sangat kaget mendengar perkataan Mentari. Bukan nya membantu mencari malah menyuruh mereka menghentikan pencarian.

"Lo kenapa sih? Bukannya bantui gue sama Al cari dia. Malah seenaknya merintah kami untuk menghentikan pencarian."

"Kalian nyari dia emang nya membawa keuntungan apa? Toh, dia juga pergi pasti dengan keluarga nya!" Jelas Mentari.

"Emang lo dari mana tau kalau dia pergi dengan keluarganya?"

"Yah, Dell, lo bayang kan aja deh. Lo sama Al cari kerumah nya tapi rumahnya kosong kan? Otomatis dia pasti pergi sama keluarga nya! Kecuali dia hilang sendiri dan keluarga nya minta kalian bantu mencari nya. Baru deh masuk akal."

Della terdiam. Benar juga. Della berpikir, tujuan mereka mencari Fauzi sekarang untuk apa. Lagian Mentari sudah sembuh dari amnesianya . Mentari tidak butuh Fauzi untuk membantu mengingat dan menyembuhkan amnesia nya. Toh, bukti nya Mentari sudah sembuh dengan sendiri nya.

"Lo kok diam? Benar kan?" Tanya Mentari.

Della sedikit berpikir sebelum ia berbicara, "Iya, sih, Tar. Buat apa juga ya. Lagian lo juga udah sembuh dari amnesia lo." Jelas Della.

"Ya udah, buat apa kalian cari lagi--"

"Tapi tunggu dulu!!!" Potong Della. "Bukan kah lo dengan Fauzi udah begitu lama nya menjalin hubungan, dan beberapa minggu lalu lo baru nelfon gue dan bilang kalau kalian berdua resmi jadian! Tepat sebelum pagi lo tabrakan, malamnya lo nelfon gue lo ingat?" Tanya Della dengan detail.

Mentari terdiam. Ya, ia ingat bahwa ia menelfon Della setelah adegan pengakuan perasaan antara Mentari dan Fauzi. Mentari memberitahu Della bahwa mereka resmi menjalin hubungan yang lebih dari teman. Tapi apa ini? Maksudnya Della menanyakan itu buat apa? Mentari semakin kebingungan dengan maksud Della.

"Iya, emang sih gue sama dia udah resmi jadian. Kalau dipikir-pikir hampir sebulan deh. Masih menuju kesana." Jelas Mentari.

"Jadi kenapa lo seolah-olah gak kecarian dia? Dia kan pacar lo sekarang. Bahkan belum ada kata pisah. Baru jadian juga, kan?" Tanya Della lagi.

"Karena gue mau hilangkan perasaan gue ke dia! Gue mau buang seluruh harapan gue ke dia! Gue mau ngelupain semua tentang dia! Gue pikir-pikir mending dari sekarang aja dari pada gue harus menerima resiko akan ditinggalkannya dikemudian hari. Atau mungkin dalam waktu dekat ini."

"Maksud lo apa sih, Tar?!?!? Gue ga ngerti sumpah deh!!" Bingung Della sambil fokus menyetir dan menatap jalanan. Entah kenapa Della semakin pelan mengendarai mobil nya.

Sang Mentari Melepaskan Senja (KOMPLIT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang