Chapter 4

12.9K 489 2
                                    

Menghela napas pelan adalah jalan satu-satunya bagi Ara untuk melampiaskan kekesalannya karena waktu membacanya dipotong begitu saja. Dengan wajah yang semakin datar, Ara memutuskan untuk ke kantin guna membeli kudapan.

“Halo, Tamara!” sapa seseorang, membuat Ara kaget. Pemuda tadi! Dan dengan konyolnya, pemuda itu tersenyum lebar. Ara menatapinya dengan aneh.

“Ketemu lagi. Jangan-jangan kita jodoh,” kelakar si pemuda, membuat Ara merinding seketika. Niatan untuk membeli sekotak susu kemasan hilang seketika dalam pikirannya. Satu hal yang harus dilakukannya, kabur!

“Eh, yah, kok lari?” gumam Leon pelan. Ingin mengejar, namun dia tahu itu akan membuat Ara semakin risih. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah maju, karena antrian di depannya sudah selesai.

***

Tidak ada yang lebih mengherankan bagi Leon, ketika dia melihat Ara memasuki kelasnya. Kernyitan di dahi Leon mengiringi setiap langkah Leon ke dalam kelasnya. Matanya menemukan Ara duduk di kursi paling depan.

Astaga! Bahkan Leon tidak tahu dia sekelas dengan Ara! Kebetulan macam apa ini? Leon segera menghampiri Ara.

“Hai, Tamara! Ternyata kita sekelas. Berarti kita bakal sering ketemu, dong?” ucap Leon basa-basi. Tidak ada lagi tatapan datar yang biasa dilayangkan seorang Ara. Sebaliknya, Leon malah menangkap tatapan ngeri dari mata Ara.

Sial! Itu bukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan kepada Ara! Keduanya terdiam canggung. Entah siapa yang menghela napas lebih dulu, ketika bel masuk kelas berbunyi.

“Ya udah. Udah masuk,” ucap Leon akhirnya. “Nanti kita ngobrol lagi, ya.” Ditetapkan. Ara ketakutan setengah mati.

Leon berjalan dengan santai, tanpa mengetahui bahwa gadis yang tadi diajaknya mengobrol akan menjalani pelajaran penuh rasa ketakutan dan depresi.

***

Ara mengemasi barangnya secepat yang dia bisa. Ara keluar dari kelas secepat yang dia bisa. Ara menuju ke lobi secepat yang dia bisa. Mengundang tatapan aneh dari banyak orang, hanya demi menghindari seorang pemuda dengan badge kemeja ‘Leonardo Bagaskara’.

Dihampiri—atau lebih tepatnya tidak sengaja dihampiri—Leon, membuat Ara merinding setengah mati. Dia hanya bisa berlari secepat mungkin menuju ke rumahnya, dan menjalani hari-hari tenang seperti biasanya.

Dan, hey! Ara mempunyai tekad baru untuk ini. Ara bertekad untuk menghindari Leon sampai selamanya! Atau setidaknya sampai Leon bosan mendekatinya.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang