Chapter 8

4.8K 198 0
                                    

“Ra,” panggil Leon. Beruntung, karena Leon memanggilnya di saat Ara sedang memainkan ponselnya, jadi Ara tidak perlu bergeming.

“Waktu itu ignya Nanda apaan dah?” tanya Leon, ketika melihat lirikan kecil Ara.

“Nanda_Zahra,” jawab Ara sekenanya, dan lanjut memainkan ponselnya. Tak pernah Ara duga, game bernama Hago itu bisa membuatnya menghadap ponsel lebih dari setengah jam.

“Cakep, ya,” cetus Leon tiba-tiba, membuat jantung Ara sedikit berdenyut ngilu. Ara hanya menggumam, membenarkan. Nanda memang cantik.

Tak ada tanggapan selanjutnya dari Leon, membuat Ara meliriknya sejenak. Leon tampak asik menggeser-geser layar ponselnya. Arapun menarik sebuah konklusi.

“Lo ngestalk dia?” tanya Ara akhirnya, memecah keheningan yang entah mengapa terjadi.

“Iya,” jawab Leon. “Gue penasaran. Kenapa dia bisa mirip banget sama Amanda? 6 tahun sahabatan sama Amanda, gue tahu dia gak punya kembaran.”

Diam-diam, Ara mendesah. “Jadi, lo maunya gimana?” tanya Ara final. Jujur, ada yang salah dengannya hari ini.

“Gue bakal ngikutin dia, pulang sekolah besok,” jawab Leon dengan mantap. Ara langsung mendelik tajam pada Leon.

“Terus besok gue baliknya gimana?” tanya Ara sedikit memelas.

“Urusan lo,” ledek Leon, membuat Ara menyambar bantal sofa di kamarnya, dan melemparkannya ke Leon.

***

“Yon, lo gak mau nungguin gue sampe dapet ojol?” tanya Ara memastikan. Leon menatap wajah setengah memelas milik Ara, dan nyaris saja goyah.

“Kalau nungguin lo sampe dapet ojol, gue bisa ketinggalan si N, Ra.” Leon dan Ara memang sengaja menyebut Nanda hanya dengan inisialnya saja.

Ara menghela napas sejenak, melihat penampilan Leon yang lain. Jaket hitam, kacamata bulat, dengan rambut yang biasanya dibiarkan acak-acakan, malah ditata rapih dengan gel pomade.

SIal, Ara malah tidak bisa memalingkan matanya dari penampilan Leon. “Ya udah, deh,” jawab Ara lemas. “Lo hati-hati, ya. Entar cerita, dapet apa aja.”

Leon memasang hoodie jaketnya, sembari mengacungkan jempol kanannya. Lalu sepedanya melaju, tanpa kata. Arapun tersenyum masam, sembari membuka aplikasi ojol yang ada di ponselnya.

Untuk yang pertama kalinya, Leon meninggalkan Ara, hanya demi seorang perempuan lain. Bagian terburuknya, hati Ara bahkan tertampar ngilu karena fakta ini.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang