Chapter 21

6.7K 260 0
                                    

“Ara, ke kantin, yuk!” ajak seorang gadis dengan seragam SD yang sama dengan Ara. Ara yang sedang membaca buku, hanya mendongak sembari berkata, “Gak, ah. Lo aja, ajak yang lain.”

Gadis tadi mencebik. “Ayolah, gue maunya sama lo,” ucap gadis tadi memohon. “Traktirin gue sekalian.” Ara menghela napas pelan.

Ara menutup bukunya, dan meraih dompet di laci mejanya. “Ya udah, ayo,” ucap Ara, sembari keluar dari kelas. Gadis tadi, Elsa, mengikuti Ara dengan senang.

“Guys, ayo! Mau ditraktir Ara!” seru Elsa, tepat sebelum ke luar kelas. Ara menghela napas pelan.

“Yang suruh lo ajak mereka siapa?” tanya Ara, dengan sedikit ketus. Elsa menyengir.

“Kan enakan makan bareng-bareng,” ucap Elsa ringan, sembari merangkul Ara. Arapun mau tidak mau berjalan ke kantin, bersama dengan gerombolan ribut yang dipaksa Elsa untuk mengikutinya.

***

“Ara,” panggil ayahnya, membuat Ara yang baru saja pulang sekolah, sontak saja berhenti di tengah. “Kenapa kartu kredit kamu limit lagi bulan ini? Ini udah yang ketiga kalinya, lho, bulan ini. Emang kamu pakai buat apa aja?”

Ara menghela napas pelan. “Nraktir teman-teman,” jawab Ara singkat dan jujur. Sekarang gantian ayahnya yang menghela napas.

“Kemarin, nraktir teman. Sekarang, nraktir lagi. Menraktir teman itu boleh. Tapi jangan keseringan,” ucap ayahnya menasihati Ara. “Bukannya melarang kamu buat traktir mereka. Tapi kamu juga mesti tahu limit-nya. Ya udah. Jangan diulang lagi. Kamu naik aja ke atas.”

Ara yang sedari tadi mencoba menghindari tatapan ayahnya, hanya mengangguk kecil dan melanjutkan perjalanan ke kamarnya yang tertunda tadi.

***

“Ara!” panggil Elsa senang. “Pulang sekolah, ngemall, yuk.” Ajakan Elsa membuat Ara berpikir dua kali.

“Gak, ah. Ayah gue nyuruh pulang cepet,” tolak Ara. Elsa mencebikkan bibirnya dengan sinis.

“Gak seru lo, Ra. Cupu,” ejek Elsa, sedikit geram karena ajakannya ditolak. “Gue mau beli lip gloss baru. Yang lama udah bosen gue.”

Ara mengernyitkan dahinya. “Bukannya kemarin barusan beli ya? Gue pula, yang bayarin,” ucap Ara sedikit sangsi.

“Iya,” balas Elsa sembari merangkul Ara, membawanya menuju tempat parkir. “Tapi gue udah bosen sama yang itu. Sekarang tuh jamannya yang agak kepink-pink-an. Kan yang gue beli kemarin, yang peach.”

Ara hanya mendengarkan, dan mengikuti begitu saja, ketika Elsa menyeretnya menuju mobil pink kesayangan Elsa.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang