Chapter 31

4.3K 139 0
                                    

"Maksud kamu apaan, Leon?!" bentak Nanda keras. Leon sampai terkaget dibuatnya.



"Kamu tahu mau ke Indonesia. Kamu tahu kalau kamu itu Amanda. Kenapa kamu gak ngabarin aku?" ulang Leon lebih keras. Nanda berdecih kesal.



"Aku kasih tahu satu hal ya, Leon," ucap Nanda ketus. "Gimana aku bisa ngabarin kamu, kalau AKU AJA MASIH BELUM INGET KAMU?!" Nanda berteriak frustasi.



"Aku bahkan gak tahu kontakmu saat itu, Leon," ucap Nanda pilu. Hal itu sedikit banyak membuat Leon tersentak. Namun entah mengapa, emosi yang membelenggunya tidak bisa lepas.



"Terus, kamu udah dapet teori apa aja selama ini, selama kita pacaran?" tanya Leon, agak menuntut.



Nanda menundukkan kepalanya. "Aku Cuma tahu, nama dari cowok yang nemuin aku di depan pintu dua tahun lalu itu, namanya Leon. Aku gak yakin itu kamu, soalnya mukanya agak ngeblur. Aku juga curiga, kalau Amanda Azra itu aku."



"Kenapa kamu gak ngasi tahu aku dari awal?" tanya Leon.



"Kita Cuma orang asing, Leon. Kita baru kenal 3 bulan ini," ucap Nanda, agak menyentak Leon.



"Kita pacaran, Nanda. Kita pacaran. Kita bukan orang asing," ucap Leon pilu.



"Kita memang pacaran. Tapi itu gak mengubah kenyataan, kalau kita kenal, gak lebih dari 3 bulan. Kamu pikir aku enak, nyeritain semuanya? Aku ke Indonesia, Cuma untuk nyari sosok kamu," balas Nanda. Matanya tidak bisa tidak berkaca-kaca.



"Kalau udah pergi, pergi aja. Gak usah balik lagi. Kamu gak tahu, semenderita apa kehilangan Amanda dulu," ucap Leon kejam. Nanda tersentak habis-habisan. Air mata yang sedang ditahannya, meluncur dengan sempurna.



"Putus," ucap Nanda parau. "Kalau kamu nuntut aku yang enggak-enggak, putus aja."



Tanpa mengacuhkan getar dalam nada bicara Nanda, Leon berucap, "Ya udah. Kita putus. Itu yang kamu mau."



Leon meninggalkan Nanda sendirian di sana, tersaruk, dan terisak. Tidak memiliki tujuan.



Sedangkan Leon, dia sudah tahu, dia harus kemana.


AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang