4,1. Quidditch

2.2K 275 21
                                    

Semenjak hari dimana Cassie menolong Albus itu, keduanya berlanjut menjadi teman akrab. Albus yang memang belum memiliki teman di Slytherin selain sepupunyaㅡBelleㅡjelas merasa senang dengan hal ini. Apalagi Cassie memang sebenarnya anak yang menyenangkan. Dan Cassie sendiri juga senang berteman dengan Albus yang ternyata juga memiliki jiwa melanggar peraturan seperti dirinya. Benar-benar partner in crime yang tepat.

Masalah Jenkins, bocah benar-benar sudah berhenti mengganggu Albus. Dia bahkan tak berani mengangkat dagunya keatas lagi saat Albus lewat. Albus sendiri juga memilih untuk tidak mengatakan pada siapapun tentang apa yang dilihatnya di kamar mandi hari itu. Selama Jenkins tidak mengganggunya maka ia akan terus tutup mulut. Dan Cassie memilih menyerahkan semuanya saja pada Albus karena ini pada dasarnya memang bukan urusan Cassie.

Cassie berlari melintasi koridor Hogwarts dengan sepatu rodanya. Tangannya memegang beberapa kertas dengan tulisan yang berbeda. Dan dengan jahil gadis itu menempelkannya pada punggung beberapa orang yang ia lewati.

Gadis itu berhenti diujung koridor kemudian. Dia menunggu Albus yang juga memakai sepatu roda atas sarannya. Dan pria itu akhirnya muncul disampingnya beberapa saat kemudian.

Albus berpegangan dengan dinding dan bahu Cassie karena takut terjatuh. Dia belum terlalu mahir menggunakan sepatu roda. Sepatu roda bukanlah benda yang familiar untuk penyihir. Tapi selama seminggu ini, Cassie membantunya belajar menggunakan sepatu roda. Dan ia terjatuh berkali-kali saat menggunakannya. Tapi sekarang lebih baik karena ia belum terjatuh sama sekali hari ini.

Cassie yang melihat Albus tampak gugup karena takut terjatuh dengan jahil menjauhkan diri dari Albus supaya Albus tidak bisa berpegangan pada bahunya. Dan benar saja, Albus langsung terjatuh setelah Cassie menjauh.

Bukannya menolong Albus ataupun bertanya apakah Albus baik-baik saja, Cassie malah menertawainya. "Setidaknya ini jatuh pertamamu hari ini, Potter."

Albus memilih untuk melepas sepatu roda itu sebelum bangkit berdiri. Beberapa orang mungkin melihat Cassie sebagai teman yang buruk. Tapi menurut Albus itu tidak benar. Gadis itu hanya senang menjahili orang dan Albus sama sekali tak mempermasalahkannya.

Selang beberapa saat, Zafira, Belle, dan Hugo sampai didekat mereka. Hugo langsung melemparkan tas Albus yang dibawanya ke Albusnya sendiriㅡdia membawanya atas permintaan Cassieㅡdengan kesal. Dia iri bagaimana Albus bisa berteman dekat dengan Cassie dalam waktu yang singkat. Bukan seperti dirinya yang hanya dipanggil Cassie untuk membawakan tas atau mengerjakan tugasnya.

Albus mengaduh katika tas itu mendarat diwajahnya. Ia membawa beberapa buku tebal didalam tas. Dan Cassie kembali mengeluarkan tawa khasnya melihat Albus yang sudah jatuh tertimpa tas pula.

"Kau baik-baik saja, Al?" tanya Belle. Tampaknya dia satu-satunya yang masih waras disitu karena Zafira juga tampak ingin menertawakan kemalangan pria Potter itu.

"Ya, aku baik-baik saja." jawab Albus sambil berusaha berdiri sambil berpegangan pada dinding.

"Sepuluh menit lagi kelas Ramuan. Kita harus bergegas." kata Zafira yang baru saja melirik ke jam tangannya. Diantara mereka memang dia yang paling disiplin dan peduli pada pelajaran.

"Duluan saja. Aku dan Potter mau menaruh benda ini dulu." kata Cassieㅡyang dimaksudkan pada sepatu roda ditangan Albus dan dikakinya.

Zafira mengangguk dan berjalan duluan bersama Belle sementara Hugo mengukuti dibelakang mereka sambil membawa tas Cassie bersamanya.

Hugo tiba-tiba berbalik dan berkata, "Akan kutempati kau disampingku, Cass."

Cassie hanya memutar bola matanya malas. Ia kemudian berjalan ke arah sebaliknya masih dengan menggunakan sepatu rodanya. Albus mengikuti disampingnya.

[3] Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang