9. First Love

1.2K 156 87
                                    

Ruang rekreasi Slytherin adalah ruang bawah tanah yang panjang dan rendah, dengan dinding dan langit-langit batu yang kasar. Dari langit-langit itu lampu-lampu kehijauan bergantung pada rantai. Api membara dalam perapian yang memiliki ukiran rumit, para Slytherin duduk di dekatnya di atas kursi-kursi berukir.

Di antara para Slytherin itu, ada Zafira dan Albus yang sedang bermain catur. Sementara Cassie hanya menonton dengan bosan di sebelah mereka karena terlalu malas untuk ikut bermain tapi juga tidak memiliki kegiatan lain untuk dilakukan. Disaat seperti ini, dia jadi berharap membawa ponsel pintarnya ke sini.

"Winner winner chicken dinner, Potter!" tutur Zafira, dengan riang menyatakan kemenangannya atas permainan mereka.

Albus tampak tercengang. Matanya menatap tak percaya pada papan catur di hadapannya itu. "I swear, that bishop wasn't there before!"

"Lalu?" sahut gadis Zabini itu dengan santai.

Sekarang Albus mengerti kenapa Zafira lebih memilih menggunakan catur muggle ketimbang catur sihir. Dia telah berencana untuk melakukan kecurangan sejak awal, sesuatu yang akan sulit dilakukan jika mereka bermain menggunakan catur sihir.

"Kau pasti memindahkannya saat aku tak melihat, kan?" tuding bocah Potter itu. "Itu curang namanya!"

Tanpa repot-repot mencoba membantah, Zafira menjawab, "Yeah, well, we're Slytherin. Get used to it, Al."

Mendengar itu, Cassie sontak tertawa. Gadis itu kemudian menawarkan Zafira untuk berhighfive, yang langsung disambut dengan baik oleh sahabatnya itu. Dia tahu dia selalu bisa mengandalkan Zafira untuk memberi contoh bagaimana seorang Slytherin sejati.

Sebelum Albus sempat memberikan respon, Belle sudah terlebih dulu datang dan menyela, "Cass, aku baru ingat kalau hari ini adalah hari jadimu dan James yang ke tujuh bulan!"

"Really?" tanya Cassie dengan polosnya.

"Yeah, really," jawab Belle sambil memutar bola matanya. "Dan jelas sekali kau dan James sama-sama tidak ingat tentang hari ini."

"Well, in my defense, I didn't check my calendar." Cassie mencoba membela diri seperti biasanya. Kemudian, sebuah kerutan imajiner tercipta di keningnya ketika menyadari sesuatu yang aneh. "Dan aku masih tidak mengerti kenapa kau selalu begitu bersemangat di hari jadiku dan James setiap bulannya."

"Itu karena aku selalu bisa membuat Hugo lebih kesal dari biasanya di hari jadi kalian," jelas Belle dan berjalan menuju satu-satunya kursi berukkr kosong yang ada di sebelah Albus lalu duduk di sana. "Sejak awal kalian berpacaran, Hugo bertaruh kalau kalian bahkan tidak akan bertahan sampai satu bulan. Dan aku dengan senang hati mengingatkannya tentang taruhan itu setiap bulannya."

Albus sontak tertawa kecil. "Broken heart Hugo is truly hilarious," komentarnya.

"I know, right?" sahut Belle, ikut tertawa bersama sepupunya itu. "Musim panas lalu, saat kami menginap di The Burrow, James akan dengan sengaja memamerkan surat darimu dan Hugo akan berusaha membakarnya yang selalu berakhir dengan dia hampir membakar rambutnya sendiri karena James telah memantrai suratnya."

"Tunggu sebentar. Aku tak merasa pernah menulis surat untuk James," ujar Cassie, merasa ada yang janggal dengan cerita Belle.

Albus segera menjelaskan, "Itu sebenarnya surat dari kakakmu. James berbohong dan mengatakan itu darimu hanya untuk mengerjai Hugo." Dan dia tak akan tahu hal ini jika dulu Belle tidak memberitahunya tentang Cassie yang terlalu malas untuk menulis surat. Tak ada satupun dari mereka yang pernah dikirimi surat oleh perempuan itu selama musim panas, termasuk James.

[3] Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang