5. Cheating

1.6K 216 19
                                    

Masih dengan piyama lengkap dan rambut acak-acakannya, gadis berambut pirang kecokelatan itu melangkah keluar kamarnya. Meskipun matanya baru setengah membuka dan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih, remaja cantik itu tetap mampu menuruni tangga rumahnya dengan selamat. Beberapa kali, tangannya bergerak untuk menutup mulutnya sendiri kala dia tidak bisa menahan diri untuk menguap. Jelas sekali, dia tidak terbangun karena keinginannya sendiri.

"What's with all the noises, people? It's the middle of the night!" seru gadis itu dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

Seseorang langsung menyahut, "Well actually, it's the middle of the day, sleeping beauty."

Bahkan ketika matanya sepenuhnya menutup, dia tahu itu adalah ibunya yang berbicara. Berterimakasih pada fakta bahwa mereka adalah satu-satunya yang memiliki suara perempuan di rumah itu.

"Well, mataku baru setengah membuka," katanya sambil menyandarkan tubuh ke dinding. Tangannya bergerak untuk mengusap matanya sendiri. "Kau seharusnya bisa menjadi lebih pengertian dengan tidak mengoreksiku, Mum."

"I just let my lovely daughter woke up in the middle of the day. And you're telling me that I'm not understanding enough?" balas Hermione, dengan satu tangannya berkacak pinggang.

Menyadari nada bahaya dari perkataan ibunya, Cassie segera membuka matanya lebar-lebar. "Of course not. Mum adalah malaikat paling pengertian yang pernah ada!" ralatnya sambil bergerak mendekat untuk mencium pipi ibunya. Pandangannya kemudian jatuh pada gelas berisi cairan merah muda di tangan ibunya. "Especially when Mum made this delicious smoothie for the lovely daugther."

Hermione buru-buru menjauhkan gelas berisi smoothie itu ketika Cassie mencoba mengambilnya. "Nice try, sweetie. Tapi ini untuk adikmu. Dia telah berlatih bahkan sejak kau masih bergelung di bawah selimut." Perempuan itu kemudian melenggang pergi untuk menghampiri Orion yang sedang berlari di atas treadmill dengan sebuah earphone menutupi telinganya.

Inilah yang Cassie maksud dengan 'suara berisik' yang mengusik tidurnyaㅡsuara mesin treadmill Orion yang terdengar sampai kamarnya. Sudah hampir satu bulan benda itu hadir di ruang tengah rumahnya, dan Orion selalu  menggunakannya setiap hari. Itu sangat mengganggu Cassie tentunya. Jangan kira dia belum melakukan apapun untuk menyabotase benda itu selama satu bulan ini. Namun, usahanya belum juga membuahkan hasil yang diinginkan.

Melihat Orion mulai menegak smoothie-nya, tenggorokan Cassie mendadak terasa kering. Dengan segera dia melangkah menuju dapur, membuka kulkas, kemudian mengeluarkan jus buah kotak dingin dari sana. Dan ketika dia kembali ke ruang tengah, hanya ada adiknya yang sedang beristirahat di sofa.

"Aku tak menyangka kau bisa bangun sebelum sore juga," ujar Orion, setengah meledek.

"Well, your incredible machine was the one who woke me up."

Bocah itu meringis mendengar sakrasme dalam perkataan kakaknya. "Maaf, Cass. Aku hanya sedang menjalani pelatihan rutinku untuk maraton besok. Kau tahu maraton, 'kan?"

"Aku tahu apa itu maraton," jawab Cassie sambil mendengus. Dia agak tersinggung dengan bagaimana Orion meremehkan pengetahuannya. "What I don't know is... why would you ever want to run for 26 miles?"

"The same reason you're staying in your room for the entire week." Cassie baru saja mencoba membuat idenya untuk ikut maraton terdengar konyol. Maka dari itu, Orion juga ikut membawa ide Cassie yang jauh lebih konyol lagi.

[3] Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang