Ada beberapa alasan mengapa Cassie mengambil kelas Ramalan pada tahun ketiganya ini. Yang pertama, katanya kelas ini tidak begitu memerlukan buku. Itu sesuatu yang bagus untuk Cassie yang memang tidak suka membaca. Masih menjadi misteri besar dari siapa ketidaksukaan Cassie yang satu ini menurun. Dan alasan yang kedua adalah karena Profesor Trelawney adalah guru yang mengajar pelajaran itu.
Profesor Trelawney adalah seorang wanita tua yang sangat kurus, berkacamata sangat lebar yang memerbesar matanya sampai beberapa kali ukuran normal. Dia sering menggunakan selendang tipis berkelap-kelip. Ada banyak rantai dan kalung bergantungan dilehernya yang panjang dan kurus, kemudian lengan serta tangannya dihiasi bermacam gelang dan cincin. Cassie lebih suka menyebutnya dengan badut nyentrik.
Satu hal yang paling dia suka dari Profesor Trelawney. Dia benar-benar cocok jadi bahan lelucon. Dia tak pernah kehabisan bahan untuk mencela gurunya itu dibelakang. Mulai dari tampilannya, cara bicaranya, cara mengajarnya. Semuanya terasa cocok untuk dijadikan lelucon.
"Lapangkan pikiran kalian, anak-anak. Dan biarkan mata kalian melihat, melampaui hal-hal duniawi!" seru Profesor Trelawney menembus keremangan. Cassie hanya memutar matanya malas sambil memirik sekilas pada bola kristal dihadapannya. Dia sedang tidak mood untuk melakukan apapun. Pikirannya hanya tertuju pada liburan paskah yang dimulai lusa.
"Kau, Nak," katanya mendadak sambil menunjuk Cassie yang sedari tadi tak memerhatikan. "Aku ingin dengar apa yang kau lihat dari bola kristalmu, Nak."
Cassie menatap bola kristalnya sejenak. "Well... Saya melihat... Slytherin memenangkan Piala Asrama tahun ini," ujar Cassie asal. Beberapa murid dari asrama lain mendengus keras-keras sementara Profesor Trelawney menghela napas.
"Sudah jelas kau tak memerhatikan sejak tadi, Nak." Profesor Trelawney berdecak. Dia membenarkan letak kacamata besarnya. "Kau benar-benar tidak seperti kakakmu, Scorpius."
Scorpius juga mengambil kelas ini tahun lalu. Dia dan James tahu betul cara untuk mendapatkan nilai tinggi di kelas Ramalan, yaitu dengan menuliskan nasib-nasib buruk yang akan menimpanya pada tugas Ramalan. Mereka berdua menjadi anak emas Profesor Trelawney karena nasib buruk yang mereka karang itu.
"No, I'm not. Saya lebih manis, lebih menyenangkan untuk diajak bicara, dan saya tidak punya lambang huruf 'S' disetiap barang-barang saya."
"Tapi kakakmu memiliki pengelihatan yang bagus, Nak. Mata batinnya telah terbuka."
"Saya juga memiliki pengelihatan yang bagus!" seru Cassie tak mau kalah. "Buktinya... Saya tahu anda terlalu lelah berbelanja mangkannya anda memakai pakaian seperti itu," gurau Cassie. Beberapa siswa tertawa mendengar gurauan Cassie ini.
"Diam!" teriak Profesor Trelawney setengah membentak. Murid yang lain langsung diam kecuali Cassie.
"Saya tepat berada didepan anda, Profesor. Anda tidak perlu berteriak." balas Cassie santai membuat wanita tua dihadapannya itu semakin geram.
"10 poin dikurangi dari Slytherin," kata Profesor Trelawney yang membuat penghuni Slytherin lain mengeluarkan lenguhannya.
"Apa?"
"5 poin lagi dikurangi dari Slytherin." Cassie langsung menutup mulutnya dengan tangannya sendiri ketika Profesor Trelawney kembali berujar. Jangan bilang, Profesor Trelawney sedang PMS?

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Our Family
FanficA Dramione fanfiction. Hanya cerita tentang anak-anak Draco dan Hermione (née Granger) Malfoy beserta teman-temannya. [Third story of Our Story and Our Love] Published at Mei 16th, 2017.