Shocking History

2.7K 154 1
                                    

Arga dan Carol tengah asyik memainkan game Playstation 4 milik Arga. Popcorn yang Tante Karina sediakan semangkuk besar penuh pun kini tinggal seperempat lagi. Sisanya ada di perut Arga dan Carol, serta berserakan di karpet ruang tengah tempat mereka bermain.

"Care, gue mau tanya dong," kata Arga yang sedang sibuk menekan-nekan tombol pada stick PS-nya.

"Apa?" tanya Carol yang sama sibuknya seperti Arga.

"Ratna di kelasnya kayak gimana?"

Sambil bermain game, Carol merasa heran dengan pertanyaan Arga. Pertanyaan sepupunya itu agak tak masuk akal. "Yang duluan temenan sama Ratna kan elo. Kok nanya ke gue? Lagian, kalian kan satu ekskul."

"Dia sebenernya belum terlalu lama gabung di Pemuda. Sebelumnya, Ratna itu anak vocal group. Dia gabung di Pemuda pas banget pas Gamma hengkang. Jadi meski gue kenal Ratna, gue belum kenal kenal banget gitu."

"Hm... Gitu. Ya, dia di kelas baik kok. Ramah. Cuma, nggak ngerti kenapa, dia deketnya sama gue aja, sama temen-temen sekelas yang lain dia nggak terlalu deket," lanjut Carol yang kini mulai sibuk menekan-nekan tombol stick karena posisinya dalam game terancam Arga.

"Pinter nggak dia?" tanya Arga lagi.

"Lumayan," jawab Carol. "Tapi masih pinteran gue."

Arga pun tersedak popcorn yang ia makan. Dengan sebelah tangan, ia meraih seliter botol soda yang ada di dekatnya, lalu meminumnya langsung dari sana. "Ngarang!"

Carol tergelak. "Abis elo sih! Udah punya Felice, malah nanya-nanyain cewek lain!" tegur Carol.

"Cuma nanya doang. Ratna kan temen gue juga," bela Arga untuk dirinya sendiri. Carol mengangkat bahu pertanda tak peduli.

"Terus kalo Arjuna di kelasnya kayak gimana?" tanya Carol tiba-tiba.

"WHAT?!"

Arga berseru kaget. Carol pun ikut kaget. Refleks, gadis itu langsung membanting konsol gamenya. Seketika itu juga ia langsung kalah dalam game melawan Arga.

"Ah sial! Gara-gara lo gue jadi kalah!" seru Carol sebal. Ia merebut wadah popcorn yang kini berada dalam pelukan Arga. Dengan rakus, Carol memakannya.

"Hahahaha elo sih, pake acara nanyain Juna segala! Gue kan nggak sekelas sama dia! Ciee naksir ya? Ternyata, arti benci adalah benar-benar cinta itu bener ya! Hahahaha!" Arga menertawakan Carol dengan puas.

Carol mendengus kesal. Ia tak mengerti akan dirinya sendiri yang tiba-tiba menanyakan soal Arjuna. Dimasukkannya sengenggam penuh popcorn yang ada di tangannya ke mulut.

"Tanya aja sama Ratna, dia kan mantannya Juna," celetuk Arga. Seketika Carol memuntahkan kembali popcorn yang telah memenuhi mulutnya.

"WHAT?!" Giliran Carol yang merasa kaget. "Echt (Benarkah)? Really?" tanya Carol tak percaya.

"Hahahaha iya, Care! Juna sama Ratna itu pernah pacaran lumayan lama. Mereka putus beberapa bulan yang lalu. Seinget gue, putusnya itu gara-gara Ratna bosen. Nggak lama kemudian, Ratna jadian sama kakak kelas. Terus denger-denger, Juna nggak bisa move on. Tapi sekarang sih, dia udah keliatan biasa aja sama Ratnanya. Nah, terus, sekarang, Ratnanya putus sama kakak kelas itu. Nggak tau nih, kelanjutannya gimana."

"Oh, gue baru tau," kata Carol.

Carol lagi-lagi tak mengerti. Kenyataan yang Arga beritahukan padanya barusan menyedot habis mood dan semangatnya untuk bermain game saat itu. Apa sebabnya, Carol hanya bisa geleng-geleng kepala. Ia mencoba mengenyahkan Arjuna yang mulai menggerayangi pikirannya.

"Gue harap, Juna nggak balikan sama Ratna. Biar cinta lo bisa terbalas! Hahahaha," ujar Arga yang sebenarnya menyelipkan harapan lain dalam ledekannya barusan. Mungkin jika dulu Arjuna tidak berhasil merebut hati Ratna, Arga sudah mendapatkan gadis itu sejak dulu, tanpa harus bersusah payah mencintai Felice yang sampai sekarang masih belum sepenuhnya ia cintai.

Carol mendengus. "Apaan sih lo, Ga?"

"Hehehe sori sori. Eh, Sabtu nonton Pemuda, ya! Kita mau lomba," pinta Arga. Carol hanya melirik sepupunya, lalu membuang muka tanpa merespon.

Oh My CarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang