Oh Carol!

2.5K 146 1
                                    

Pihak sekolah yang bekerja sama dengan OSIS menyelenggarakan pentas seni intern dalam rangka ulang tahun SMA Tunas Bangsa hari itu. Siswa-siswi tetap datang ke sekolah dengan mengenakan seragam, tetapi kegiatan belajar mengajar digantikan dengan kegiatan syukuran serta pertunjukan seni siswa. Seluruh siswa antusias akan kegiatan intern tahunan ini.

Banyak band siswa yang unjuk gigi dalam acara pentas seni tersebut. Ekskul-ekskul sekolah pun ikut menyumbang penampilan, termasuk Pemuda yang kini tengah bersiap-siap mengangkati alat-alat musik dari ruang latihan menuju panggung dengan dibantu oleh panitia.

Arjuna yang sudah sejak pagi ada di sekolah menantikan kehadiran Carol. Arga sudah hadir pula sejak pagi, tetapi Carol tak terlihat bersamanya. Arjuna enggan bertanya pada Arga karena Arjuna rasa, ia memiliki sebuah masalah yang harus diselesaikannya dengan Arga.

"Woy! Udah mau tampil masih ngelamun!" Fandi mengagetkan Arjuna.

"Nggak, gue cuma ragu. Yakin nih, kita bawain lagu ini buat perform hari ini?" ujar Arjuna yang mencoba menutupi kebohongannya.

"Iya, lah! Om Rusdi udah capek-capek bantuin kita bikin aransemennya dari lama buat acara ini, masa nggak dipake?" kata Fandi.

"Ya tapi—"

"Haaaa salah tingkah yah bawain lagunya?" terka Fandi.

"Ng... nggak. Dih, ngapain? Paling nanti dia yang GR," jawab Arjuna yang kemudian berlalu meninggalkan Fandi agar tidak diajak mengobrol lagi. 

Ketika Arjuna sudah berada di samping panggung, Carol muncul dari kejauhan dengan penampilan yang berbeda. Rambut cokelat terang Carol yang biasanya dibuntut kuda, terurai rapi begitu saja. Carol yang tomboy jadi nampak anggun.

Carol melambaikan tangan pada Arjuna. Gadis itu menggantungkan kamera di leher, siap untuk menjadi crew dokumentasi Pemuda lagi. Arjuna tertawa ketika melihat hidung gadis itu memerah dan ia mengenakan sebuah cardigan.

"Oke deh, gue kalah." Carol buru-buru mengaku. Gadis itu mengelap hidungnya yang merah dengan sebuah tisu. 

Arjuna tersenyum, lalu mengecek suhu tubuh Carol dengan menyentuh dahi dan leher gadis itu. 

Demam, batin Arjuna. 

"Jadi? Lo bakal gabung sama Pemuda dan belajar sinden kan, Care?" tanya Arjuna. Mau tak mau, Carol harus mengangguk. "Sip! Sekarang, kita ke backstage. Sebentar lagi, Pemuda perform," ajak Arjuna yang refleks merangkul Carol hingga mereka sampai ke backstage.

Tak ada yang sadar akan perlakuan manis itu. Baik Carol, maupun Arjuna. Keduanya tersadar justru saat Arjuna naik ke atas panggung dan Carol siap-siap di kerumunan penonton terdepan untuk memotret. Mereka salah tingkah.

"Oke, sambil nunggu Pemuda nyiapin alat, gimana kalo kita wawancara aja dulu ketua ekskulnya?" tanya MC acara pensi yang bernama Rena, teman sekelas Carol.

"Wah, yuk tanya-tanya," sahut MC pasangannya yang bernama Kiki, seorang siswa kelas sepuluh.

Arjuna pun bergabung dengan kedua MC tersebut. Teriakan para siswi yang menjadi penggemar Arjuna membahana. Carol melihat para siswi yang sedang histeris itu di belakangnya. 

Arjuna punya banyak fans ternyata, pikirnya. Gadis itu merasa risi pada kehebohan yang ada di sekitarnya, tetapi ia terus fokus memotreti Arjuna.

"Pagi, Arjuna," sapa Rena dengan genit.

"Pagi," balas Arjuna dengan wajah datar namun mempesona. Teriakan para siswi pun semakin menjadi.

"Wah wah, Kak Arjuna ini ternyata emang punya banyak fans ya?" ujar Kiki.

"Iya dong, siapa yang nggak nge-fans sama gitarisnya Pemuda yang keren, ketua dari ekskul yang punya segudang prestasi, sekaligus siswa dengan nilai akademik terbaik di angkatannya?" kata Rena yang mencuri kesempatan untuk menggandeng Arjuna di atas panggung.

"Huuuu!!!!"

Para penggemar Arjuna menyoraki Rena. Carol pun merasa sama tak nyamannya dengan penggemar Arjuna, tetapi memilih untuk diam.

"Hehehe jadi gimana nih, Kak Juna? Pemuda udah mencetak prestasi baru apalagi sekarang?" tanya Kiki.

Dengan penuh percaya diri, Arjuna menjawab pertanyaan Kiki. "Ya, Alhamdulillah, setelah Pemuda sebelumnya meraih juara pertama di Festival Musik Siswa SMA yang diadain sama SMA Negeri 32 Bandung, kemarin kita baru aja lolos ke final Lomba Band Antar SMA se-Kota Bandung yang memperebutkan Piala Walikota."

Seluruh penonton pensi pun bersorak sambil bertepuk tangan mendengar pernyataan Arjuna.

 "Memang membanggakan sekali ya Pemuda ini. Semoga Pemuda bisa terus menyumbangkan prestasinya untuk SMA Tunas Bangsa kita tercinta ini. Oke, silahkan untuk Arjuna dan teman-temannya bersiap-siap." Rena mempersilahkan Arjuna untuk bersiap-siap di panggung.

"Nah, karena temen-temen Pemuda ini udah pada siap, langsung aja kita sambut, inilah Perpaduan Musik Dwiwarna!" seru Kiki yang diikuti oleh suara tepukan tangan penonton.

Musik dimainkan. Carol terkejut saat tahu bahwa Arjuna lah yang pada penampilan kali ini berkesempatan untuk menjadi vokalis utama, sedangkan Ratna sendiri bertugas sebagai backing vocal. Lagu yang Arjuna nyanyikan pun membuat Carol salah tingkah.

Oh! Carol
I am but a fool
Darling, I love you
Though you treat me cruel
You hurt me
And you make me cry
But if you leave me
I will surely die

Lagu lawas yang dipopulerkan oleh Neil Sedaka itu tak hanya membuat Carol salah tingkah, tetapi juga membuat Arjuna tak karuan. Dadanya berdegup kencang ketika harus menyanyikan lagu itu tepat di hadapan Carol.

"Cie cie, dinyanyiin Kak Arjuna," goda salah seorang anggota Pemuda yang masih duduk di kelas sepuluh kepada Carol.

"Duh, itu lagu legend kali," balas Carol yang masih salah tingkah.

Darling, there will never be another
Cause I love you so
Don't ever leave me
Say you'll never go

I will always want you for my sweetheart
No matter what you do
Oh! Carol
I'm so in love with you

Arjuna yang semula sangat gugup karena harus menyanyikan lagu tersebut, lama kelamaan berhasil terbawa suasana. Ia pun bisa menyanyikan lagu Oh Carol! dengan santai dan penuh senyuman. Selain itu, Arjuna pun sempat-sempatnya tersenyum pada bidikan lensa kamera Carol.

Selain permainan solo gitar Arjuna yang menakjubkan, rupanya senyum laki-laki itu juga membuat pipi Carol bersemu merah. Hingga penampilan Pemuda usai dan membuahkan tepukan tangan penonton yang sangat meriah, Arjuna masih sempat melihat ke arah lensa Carol sambil tersenyum. Carol pun tak ingin menyia-nyiakan momen langka yang mampu lensa kameranya tangkap saat itu.    

Oh My CarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang