Unexpected Incident

2.4K 155 2
                                    

Usai tampil di acara pensi, Arjuna memberanikan diri untuk memberitahu Felice perihal yang dilihatnya kemarin. Tentang Arga dan Ratna yang baru saja berbohong padanya, pada Felice, juga pada teman-teman anggota Pemuda lainnya. Di bawah pohon rindang yang tumbuh di belakang sekolah, Arjuna menceritakan semuanya.

Air muka Felice yang biasanya ceria pun berubah. Ia kaget, sempat pula tak percaya. Namun Arjuna yang telah lama jadi sahabatnya tak mungkin berbohong padanya.

"Kamu sahabatku, makanya aku kasih tau ini. Sori, Fel," ucap Arjuna yang khawatir akan perubahan ekspresi Felice. 

Felice nampak sedang menahan tangis kala itu. Ia menyapu sesuatu di ujung-ujung matanya menggunakan jari. "Mungkin, Arga udah bosen sama aku," ucap Felice putus asa. 

Arjuna membelai rambut Felice dan menyandarkan kepala gadis itu pada dadanya. Keduanya tak merasa risi akan perlakuan itu, karena mereka sudah saling menganggap saudara satu sama lain. 

"Aku punya ide, Jun," kata Felice tiba-tiba sambil mengangkat kepalanya.

"Ide?" tanya Arjuna heran. "Ide buat?" tanyanya lagi.

"Buat merenggangkan Ratna sama Arga," jawab Felice. "Karena gimana pun, aku sayang Arga dan nggak pengen dia direbut orang." Arjuna memasang pendengarannya baik-baik untuk mendengarkan ide Felice.

"Kita ajak mereka double date," ujar Felice.

Arjuna kaget, matanya membulat. Itu tandanya, ia harus mendekati Ratna kembali seperti dulu. Susah payah Arjuna melupakan Ratna hingga kini rasa cintanya itu nyaris berhasil lenyap. Namun sekarang, ia harus memaksa rasa itu tumbuh kembali karena tak bisa tak membantu Felice yang sudah menjadi sahabat baiknya sejak SMP.

"Please, aku mohon. Aku juga tau kok, kamu belum sepenuhnya move dari Ratna, kan?" ucap Felice sambil mengiba. Arjuna kasihan pada Felice dan membenarkan ucapan sahabatnya itu. Namun haruskah ia dicap sebagai seseorang yang gagal move on kemudian?

Arjuna semula ragu dan tak setuju. Namun Felice yang mengiba dan sekeping rasa untuk Rarna yang masih tinggal di relung hatinya memaksanya untuk menjawab "Iya."    

***

Arjuna yang seharusnya segera menemui Ratna untuk melakukan usaha 'pendekatan' agar rencana Felice berhasil, malah mencari-cari keberadaan Carol. Entah mengapa, gadis yang kemarin mengajaknya bertingkah konyol dengan berlomba ketahanan tubuh di bawah hujan itu mendiami pikirannya.

Kemana dia?

Arjuna menghampiri Fandi, Ramon, dan Rangga yang kebetulan sedang duduk bersama sambil makan bakso tahu goreng di dekat kerumunan penonton pensi. "Guys, liat Carol nggak?"

"Ngapain lo nyariin cewek gue?" tanya Fandi yang diikuti dengan tawa.

"Apaan sih," balas Arjuna seraya menyenggol Fandi. Ramon, Rangga, dan Fandi pun tertawa melihat ekspresi Arjuna.

"Hahaha jealous dia. Tau tuh, gue nggak liat," kata Ramon sambil tertawa meledek. Arjuna yang tak peduli pada ledekan ketiga orang temannya pun pergi mencari Carol.

Akhirnya Arjuna menemukan Carol tengah berdiri sendirian di depan ruang latihan Pemuda. Rupanya Carol sedang menelepon. Iseng, Arjuna menguping. Ia pun kesal ketika tahu Carol sedang berbicara dengan Daniel.

"Wann (Kapan)?" tanya Carol melalui telepon.

Arjuna mendapatkan ide untuk mengerjai Carol. Ia berlari ke arah gadis itu, lalu mengagetkannya. Arjuna pun segera berteriak pada ponsel Carol.

"Woy! Daniel! Ini gue! Arjuna! Sini lo ke Tunas Bangsa! Kita battle main gitar!" tantang Arjuna sambil berteriak-teriak di dekat ponsel Carol. 

Carol mendengus, ia menjauhkan diri dari Arjuna yang masih berusaha mendekatkan wajahnya pada ponsel Carol, agar bisa berteriak pada Daniel.

"Dane, Tut mir leid (Sori). Ein verrückter Junge kommt (Ada cowok gila dateng)," ucap Carol sambil terus menghindari Arjuna. Namun Arjuna tak juga menyerah, ia masih terus mengejar Carol dan mendekatkan mulutnya ke ponsel Carol.

"Daniel! Come on! Beat me up!" seru Arjuna.

Carol masih berusaha menghindar, sedangkan Arjuna masih gigih mengejar. Sampai akhirnya sebuah insiden terjadi di antara keduanya. Tak sengaja, bibir Arjuna yang terlalu dekat dengan ponsel Carol, menyentuh bibir Carol yang kebetulan tengah berpaling untuk menghindar.

Carol tak lagi menghiraukan komunikasinya dengan Daniel. Ia diam, saling bertatapan dengan Arjuna yang kini juga sedang terpaku menatapnya. Bibir Arjuna yang belum pernah bersentuhan dengan bibir manapun baru saja menyentuh bibir Carol. Carol pun sama kagetnya karena belum pernah melakukan hal itu sebelumnya.

Tanpa berkata apa-apa, Carol pergi meninggalkan Arjuna yang langsung didera rasa bersalah saat itu.

Oh My CarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang