Jealousy

2.5K 155 2
                                    

Seluruh band peserta lomba berharap-harap cemas menanti pengumuman lima band yang lolos ke final. Final lomba akan diselenggarakan bulan depan. Pemuda yang sebelumnya pernah lolos ke final saja merasa cemas, apalagi band-band yang menjadi peserta baru tahun ini.

Para performer Pemuda beserta pelatih, crew, dan supporter, duduk dalam satu lingkup tempat duduk yang berdekatan. Di seberang sisi kiri mereka, duduklah rombongan performer, crew, pelatih, serta supporter BIHS. Arjuna sesekali melihat ke arah Daniel yang bandnya telah menjadi pesaing Pemuda sejak setahun terakhir. Daniel balas menatap Arjuna, lalu menyunggingkan sebuah senyum picik.

"Eh itu pengumuman mau dimulai!" seru Carol sembari menyentuh tangan Arjuna dengan spontan. Arjuna yang duduk tepat di samping Carol mengalihkan pandangannya pada gadis itu. Mereka sempat bertatapan cukup lama, sebelum akhirnya saling membuang muka.

"Nah! Akhirnya, tibalah saat yang ditunggu-tunggu oleh para band peserta Lomba Band Antar SMA se-Kota Bandung!" seru salah seorang MC.

"Benar sekali! Sekarang, akan kami umumkan lima band yang lolos ke babak final, yang akan diselenggarakan bulan depan!" tambah MC perempuan yang menjadi pasangan sang MC laki-laki.

Semua orang tak sabar menunggui pengumuman itu.

"Yang belum lolos, bukan berarti penampilannya tidak bagus, ya. Mungkin, Teman-Teman harus lebih banyak berlatih lagi untuk dapat lolos di kompetisi tahun depan," ujar sang MC laki-laki.

"Benar sekali! Oke, langsung saja kita umumkan band pertama yang lolos ke Final Lomba Band Antar SMA se-Kota Bandung," sang MC perempuan mengulur waktu. 

"Musikal, dari SMAN 30 Bandung!" seru sang MC laki-laki. Segenap supporter dan personel band Musikal pun bersorak kegirangan dan saling berpelukan.

"Band kedua yang lolos adalah," giliran sang MC laki-laki yang mengumumkan.

"B.I.H.S, dari Bandung Intenational High School!" sambung sang MC perempuan.

Rombongan yang ada di seberang sisi kiri Pemuda pun segera berdiri dari kursinya dan bersorak kegirangan. Daniel terlihat banyak ber-high five dengan teman-teman satu band serta supporter-nya. Laki-laki itu lalu melihat ke arah Arjuna sambil tersenyum picik. Arjuna membalasnya dengan senyum yang sama piciknya. Sedangkan Carol tersenyum pada Daniel sebagai isyarat bahwa ia memberikan selamat.

"Band ketiga yang lolos adalah,"

"Nusantara Music, dari SMA Nusantara!"

"Band keempat yang lolos,"

"Band 31, dari SMAN 31 Bandung!"

Tinggal satu tempat lagi dan nama Pemuda belum disebut. Kak Tarra cemas, terlebih Arjuna. Tahun lalu, nama Pemuda disebut di urutan pertama dalam pengumuman band yang lolos ke final. Arjuna takut, kesalahan kecilnya tadi membuat Pemuda tak lolos ke final lomba bergengsi ini.

"Band terakhir yang lolos adalah," Sang MC perempuan bersiap menyebutkan nama band terakhir.

"Band nomor urut terakhir! Pemuda dari SMA Tunas Bangsa!" sambung MC laki-laki.

Seluruh performer Pemuda beserta crew, supporter, dan pelatih mereka, melonjak kegirangan. Tak sengaja, Arjuna mendekap Carol yang ada di sampingnya saking girangnya. Carol terkesiap akan sikap Arjuna padanya saat itu. Wajah Carol pun memerah.

"Eh maaf." Arjuna segera melepaskan pelukannya pada Carol tak lama kemudian. Carol menatap Arjuna lama, sementara Arjuna nampak sangat salah tingkah.

Carol menghadapi Arjuna yang terlihat sangat tak tenang dengan santai. Ia membisikkan sesuatu ke telinga Arjuna.

"Herzlichen Glückwünsch (Selamat)."

Untuk kedua kalinya di hadapan Carol, Arjuna tersenyum. Ternyata senyum laki-laki ketus itu terlihat sangat menawan. Saat tersenyum, Arjuna sama mempesonanya seperti saat ia bermain gitar di panggung.

"Lolos! Lolos! Lolos!"

Seluruh performer Pemuda saling berpelukan sambil bersorak. Carol hanyut dalam euphoria tersebut sampai akhirnya sadar bahwa band Daniel juga lolos. Diam-diam, Carol meninggalkan kerumunan teman-temannya yang tengah merayakan keberhasilan Pemuda. Ia memberanikan diri mendekati Daniel yang sedang bersama teman-temannya.

"Hi, Dane," sapa Carol. Daniel membalikkan badan, lalu tersenyum.

"Du hast es geschafft (Kamu berhasil)," ucap Carol sambil mengulurkan tangannya. Daniel menatap Carol dahulu untuk beberapa saat, sebelum akhirnya mendekap gadis itu dengan hangat.

"Vielen Dank (Makasih banyak)," ucap Daniel. Carol tersenyum.

"Kommst du nächsten Monat (Apa kamu datang bulan depan)?" tanya Daniel ketika melepaskan pelukannya. Tentu saja Carol menjawabnya dengan sebuah anggukan. "Gut (Bagus), aku seneng kalo kamu dateng."

Carol tersipu malu. Wajahnya menghangat dan pipinya yang berwarna merah jambu itu jadi semakin memerah. Daniel mengeluarkan smartphone-nya beberapa saat kemudian. "Gib mir deine Handynummer (Minta nomor hp-mu dong)."

Carol menyebutkan nomor ponselnya. Daniel pun melakukan hal yang sama setelahnya.

"Danke, Carol. Kapan-kapan kita ketemu lagi. Aufwidersehen (Sampai jumpa lagi)," ucap Daniel yang kemudian melambaikan tangannya pada Carol, lalu pergi meninggalkan tempat lomba bersama rombongan teman-temannya.

Carol berdiri di tempatnya sambil masih tersenyum menatap kepergian Daniel. Ia tak percaya akan bertemu lagi dengan Daniel di tempat ini. Gadis itu pun tak sadar, bahwa sejak tadi, Arjuna menonton kebersamaannya dengan Daniel.

Saat Carol membalikkan badan, ia melihat Arjuna ada di dekatnya. Laki-laki itu segera membuang muka. 

"Cieee, yang seneng karena lolos. Walaupun ada yang lost, lo main keren banget kok!" goda Carol seraya menyenggol Arjuna.

"Hm," hanya segitu respon Arjuna. Carol heran dibuatnya.

"Ratna, kamu aku anterin pulang ya? Udah lewat maghrib," pinta Arjuna pada Ratna tiba-tiba. Ratna yang sudah lama tak dekat lagi dengan Arjuna pun heran akan permintaan itu.

Arga yang mendengar ajakan itu langsung menyela. "Ratna pulang bareng Felice, Carol, dan gue, kok."

Arjuna melirik Arga dengan ketus. "Lo pasti capek. Udah, lo anterin Felice aja. Rumah Ratna searah kok sama rumah gue." 

Tanpa menunggu perstujuan dari Ratna, Arjuna langsung menarik tangan mantan kekasihnya dan mengajaknya pulang beberapa detik kemudian. 

"Yuk," ajak Arjuna. Ratna pun pasrah saat Arjuna membawanya pergi.

Carol yang melihat apa yang Arjuna lakukan kepada Ratna merasa sesak di dada. Gadis itu bingung. Ia bingung. Apakah penyebab rasa tak enak dalam dadanya adalah sikap dingin Arjuna atau... 

Nggak mungkin.

Carol sudah tahu, Arjuna pernah menjalin cinta dengan Ratna dalam durasi yang lama. Carol sudah tahu.

Oh My CarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang