New Achievement

2.4K 122 0
                                    

Pemuda membuka penampilan mereka dengan alunan pukulan gamelan yang lembut. Para penonton dan juri dibuat merinding oleh harmoni gamelan yang dimainkan oleh Felice dan Ratna. Pada penampilan pertama, Pemuda menyuguhkan aransemen lagu Chrisye - Kala Cinta Menggoda. Permainan musik Pemuda sangat rapi dengan nuansa etnik yang begitu kental. Selain itu, Arga pun dengan penuh percaya diri memainkan gendang Sunda. Ia saling berbagi ritme dengan Ramon yang memainkan drum.

Yang membuat penonton dan khususnya supporter merasa gemas adalah duet Carol dan Arjuna. Mereka berdua terlihat sangat kompak dan serasi. Arjuna terlihat tampan, sedangkan Carol nampak menawan. Tak heran jika dulu banyak orang menggadang-gadang bahwa Carol dan Arjuna akan berpacaran.

Saat yang mendebarkan bagi Carol tiba. Pada suatu bagian di dalam lagu tersebut, Carol diharuskan untuk bersinden. Gadis itu pun bersinden dengan sangat baik. Sinden yang dilakukan Carol membuat sang mama menitikkan air mata haru. Ia jadi teringat masa mudanya dahulu dan tak menyangka bahwa putri semata wayangnya akan mengikuti jejaknya. Penampilan pertama Pemuda pun ditutup dengan riuh tepuk tangan penonton.

Begitu penampilan pertama selesai, tirai di atas panggung menutup selama beberapa detik. Tak lama kemudian, tirai kembali terbuka dan para personel Pemuda telah mengganti kostum mereka. Mereka yang semula mengenakan pakaian adat Sunda, telah berganti kostum menjadi pakaian yang bernuansa hitam. Para laki-laki mengenakan setelan kemeja hitam dengan ikat kepala batik, sedangkan para perempuan mengenakan atasan hitam dan rok batik. 

Selain itu, Arga kembali memainkan alat-alat perkusinya. Fandi yang semula memainkan suling bambu pun telah siap dengan saxophone-nya. Sedangkan Carol dan Arjuna bersiap untuk memainkan gitar wireless. Pada penampilan kedua, Pemuda membawakan lagu Get Stupid yang dipopulerkan oleh Aston Merrygold.

Don't bring that bad day with cha,
Leave it at the door.
It's a cold blooded killer,
Take it out for sure.
Take a look at it nine to five,
That's what we gon' do.

Let's not complicate it,
Trouble waking
What's the point if you can celebrate?
Let the good times multiply,
Just me and you, yeah.

Penampilan kedua Pemuda dibawakan dengan begitu seru. Selain itu, juri dan penonton pun dibuat kaget saat Carol, Arjuna, Rangga, dan Fandi melompat dari atas panggung ke jajaran penonton. Hal itu aman-aman saja karena ketiganya memainkan gitar dan bass  wireless. Kejutan itu membuat para penonton bertepuk tangan dengan riuh.

Rangga mendekati penonton di sayap kiri yang didominasi oleh supporter SMAN 30 dan 31 Bandung, Fandi mendekati meja juri sambil menunjukkan kebolehannya memainkan saxophone, Arjuna mendekati penonton di bagian tengah yang didominasi oleh supporter-nya, sedangkan Carol dengan berani mendekati penonton di sayap kanan yang didominasi oleh supporter SMA Nusantara dan Bandung International High School. Malah Carol dengan sengaja mendekati Mona dan Daniel untuk memamerkan kemampuannya bermain gitar.

Penampilan Pemuda semakin atraktif ketika penonton diminta untuk melakukan tepukan tangan yang seirama dengan ketukan perkusi Arga. Selain itu, seluruh pemain pun berkesempatan untuk melakukan solo. Performance Pemuda diakhiri dengan hujan tepukan tangan penonton dan standing applause para juri.

Usai tampil, kesembilan anggota Pemuda ramai-ramai memeluk Kak Tarra dan Om Rusdi. Mereka merasa penampilan mereka benar-benar berhasil hari itu. Carol pun secara khusus mendapatkan hujan kecupan dari ibunya, yang membuat wajahnya penuh bekas lipstick sang Mama.

***

Pengumuman pemenang Lomba Band antar SMA Se-Kota Bandung pun tiba. Seluruh peserta tak sabar untuk mendengar hasil diskusi para juri. Para anggota Pemuda saling berpegangan tangan satu sama lain, berharap mereka mendapatkan hasil yang terbaik.

"Baik. Di tangan saya, sudah ada amplop yang berisikan nama-nama band yang berhasil memenangkan Lomba Band antar SMA Se-Kota Bandung. Kira-kira, siapa yang berhak mendapatkan Piala Walikota Bandung tahun ini?" tanya MC pada seluruh penonton.

Para supporter lomba meneriakkan nama jagoan mereka masing-masing.

"Tanpa mengulur-ulur waktu lagi, akan saya buka amplop ini dan saya umumkan siapa saja tiga band yang menduduki posisi juara dalam kompetisi ini," ujar MC acara.

MC laki-laki itu pun segera membuka amplop di tangannya dengan hati-hati. Ia membaca isi amplop dengan seksama, lalu tersenyum.

"Baik, Juara Tiga Lomba Band antar SMA Se-Kota Bandung adalah."

Seluruh peserta lomba memejamkan mata, berharap nama band mereka disebut.

"Band penampil pertama yang musik pembukanya sangat menggebrak! Musikal dari SMA Negeri 30 Bandung! Selamat!" seru sang MC.

Para pemusik dan supporter SMAN 30 Bandung melonjak kegirangan. Mereka yang belum pernah menjuarai perlombaan ini benar-benar bahagia. Supporter Musikal pun meneriakkan yel-yel mereka.

Melihat segalanya yang tidak mungkin menjadi mungkin di gelaran lomba tahun ini, Arjuna hanya bisa berserah diri pada Tuhan.

"Selanjutanya, Juara Dua Lomba Band antar SMA Se-Kota Bandung adalah."

Arjuna mengeratkan genggamannya pada tangan Carol, membuat gadis itu kaget.

"Wah, sejujurnya ini band kesukaan saya dari babak penyisihan. Perpaduan Musik Dwiwarna! Pemuda! Dari SMA Tunas Bangsa! Selamat!" seru sang MC.

Genggaman tangan Arjuna pun melemah. Para supporter menyerukan kebahagiaan mereka karena Pemuda menduduki posisi kedua. Namun harapan Arjuna yang terlalu tinggi membuat laki-laki itu serasa dihempas dari langit. Meskipun Arjuna terlihat lesu, Carol dan yang lain merasa sangat bersyukur atas pencapaian mereka itu. Om Rusdi dan Kak Tarra pun merasa senang atas prestasi anak-anak didik mereka.

"Dan selamat untuk penerima Piala Walikota Bandung tahun ini! Bandung International High School!"

Gemuruh suara supporter BIHS menggema di seisi ruangan. Hal itu melunturkan kebahagiaan anak-anak Pemuda. Pertama kalinya dalam sejarah, Pemuda dikalahkan oleh BIHS. Meski begitu, anak-anak Pemuda tetap bersyukur atas pencapaian mereka. Akhirnya Carol, yang menjadi perwakilan Pemuda, naik ke atas panggung untuk menerima piala. Ia berpose dengan para juri, lalu bersalaman dengan mereka, perwakilan Musikal, juga Daniel.

"Herzlichen Glückwunsch, Dane," ucap Carol dengan tulus.

"Danke. Du spielst sehr gut die Gitarre (Kamu bermain gitar dengan sangat baik)," puji Daniel.

"Vielen Dank (Terima kasih banyak)," balas Carol.

Oh My CarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang