Dengan penuh amarah, Carol melangkah ke dalam kelas. Beberapa teman sekelasnya yang menyapa, tak ia gubris. Di meja tempat ia biasa duduk, Ratna sudah hadir. Ia menatap Carol dengan tatapan lembut dan sebuah senyuman yang teramat ramah. Pemandangan yang sudah lama tak Carol lihat sejak ia menanyai teman sebangkunya itu perihal hubungannya dengan Arga. Namun Carol tak membalas senyuman manis itu dan berlalu melewati meja yang biasa didudukinya. Ia memilih untuk duduk di sebelah seorang anak laki-laki yang bernama Derry, yang bangkunya terletak di pojok kiri belakang kelas.
"Gue duduk sebelah lo, ya," kata Carol seraya menaruh ranselnya di samping Derry.
"Nggak sama Ratna?" tanya Derry. Carol menggeleng.
Setelah menyimpan tasnya, Carol berniat untuk pergi membeli beberapa cemilan di kantin. Namun saat ia melewati meja Ratna, Ratna menariknya.
"Care! Kamu marah sama aku soal tadi malem?" tanya Ratna.
Carol melepas genggaman tangan Ratna dengan kasar. "Ngapain marah? Dia kan mantan kamu dan bukan siapa-siapa aku. Kamu kan pernah bilang, kamu bisa balikan sama dia kapan aja. Dan... see? Ucapan kamu bener," jawab Carol.
"Tapi semalem tuh nggak seperti yang kamu lihat," kata Ratna.
"Kamu bilang kayak gitunya sama Felice coba, waktu dia mergokin kamu ditembak Arga. Kayaknya dia bakal percaya," balas Carol seraya melangkah pergi.
"Carol! Kantin yuk! Temenin aku sarapan!" pekik Felice yang muncul tiba-tiba dari pintu kelas Carol.
"Yok!" balas Carol seraya menghampiri Felice, merangkulnya, lalu mengajaknya pergi.
Mata Ratna berkaca-kaca. Bukannya semakin baik, persahabatannya dengan Carol malah semakin memburuk.
***
Saat permainan musik Pemuda mengalami kemujuan, giliran chemistry antara Arjuna dan Carol yang mengalami kemunduran. Carol tak lagi bersemangat berlatih vokal bersama Arjuna seperti dulu. Kini, setiap kali Arjuna mengajak Carol untuk berlatih berdua, Carol selalu mengajak salah satu dari anak-anak Pemuda untuk menemaninya.
"Biar ada yang nilai. Dan nyanyian kita nggak asal-asalan," ujar Carol yang sebenarnya tidak ingin berduaan dengan Arjuna. Sebab ketika Arjuna dan Carol hanya berduaan saja, Arjuna pasti mulai membahas kejadian yang tidak mau Carol ingat-ingat lagi. Kejadian yang sebenarnya membuat hati Carol hancur berantakan.
Arjuna tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk bicara berdua saja dengan Carol. Selalu ada saja yang Carol lakukan untuk menghindari momen tersebut, sehingga laki-laki itu tidak bisa menceritakan yang sebenarnya.
Kerenggangan hubungan Arjuna dan Carol dapat terlihat jelas oleh seluruh anak-anak Pemuda. Jika anak-anak Pemuda perlu beberapa hari untuk menyadari bahwa hubungan Arga dan Felice telah berakhir, mereka hanya perlu beberapa menit untuk menyadari bahwa sesuatu yang salah tengah terjadi antara Arjuna dan Carol. Jelas sekali terlihat bagaimana Carol begitu menghindari Arjuna yang selalu mencari kesempatan untuk berduaan dengannya.
***
"Care! Care!"
Arjuna berhasil menggapai lengan Carol yang sedang melangkah terburu-buru menuju area parkir sekolah usai latihan sore itu. Carol melepas genggaman Arjuna dengan kasar.
"Apa sih?! Dari tadi latihan Car Care Car Care terus?!" bentak Carol.
"Abis dari tadi gue nggak dikasih kesempatan buat jelasin apa yang sebenernya kemaren terjadi! Gue sama Ratna nggak ada apa-apa, Care!" seru Arjuna.
"Bodo amat lo sama Ratna mau ada apa-apa juga. Bukan urusan gue. Harusnya kalo lo memang ada janji buat nge-date sama Ratna, lo nggak usah ajak gue nonton film tadi malem. Gue jadi buang-buang waktu, kan? Untung Daniel mau anter gue pulang," kata Carol.
"Iya maaf banget, Care. Semalem tuh macet banget di jalan, belum lagi Ratna kena masalah. Pokoknya ceritanya panjang, lo harus dengerin cerita gue dulu." Arjuna masih belum mau menyerah.
"Oke oke, gue maafin. Lo santai aja sekarang, oke? Jangan bersikap kayak gitu lagi. Lain kali, lo harus bisa atur waktu lo sendiri. Dan please, jangan bersikap terlalu manis lagi sama gue. Gue nggak enak sama Ratna. Udah yah, Jun. Lo jangan berlebihan lagi," pinta Carol.
Arjuna menggeleng. "Gue nggak ada apa-apa sama Ratna, Care! Sikap gue juga nggak berlebihan sama lo, karena toh gue emang suka sama lo! Care! Gue sayang sama lo!" seru Arjuna.
Carol menundukkan kepalanya. Ia mencengkram sisi kanan dan kiri roknya dengan keras. "Gue bukan perempuan yang baik kayak Ratna, Jun. Lo belum kenal gue. Lo nggak mungkin suka sama perempuan kayak gue," kata Carol.
"Nggak! Care! Lo itu perempuan yang baik!" seru Arjuna seraya mendekat dan mencengkram pundak Carol dengan kuat.
"BUK!" Carol menghajar pipi Arjuna kuat-kuat hingga laki-laki itu tersungkur jatuh.
"See? Gue bukan perempuan yang baik buat lo. Lo mau tahu alasan sebenarnya gue pindah ke Bandung? Karena gue celakain anak orang. Sekarang lo tau kan, kalo gue nggak sebaik Ratna? Jadi please, jangan ganggu gue lagi selain urusan Pemuda, Jun," ujar Carol yang kemudian berlari pergi sambil mengusap air matanya yang mulai berjatuhan.
Sambil mengusap-usap pipinya yang lebam, Arjuna melihat kepergian Carol. Di depan gerbang sekolah, Daniel telah menunggui kedatangan gadis itu. Daniel tersenyum puas melihat Arjuna kepayahan. Laki-laki itu pun merangkul Carol, lalu membukakan pintu mobil untuknya.
***
Seluruh anggota ekskul Pemuda angkatan Arjuna melihat kejadian itu dari jauh. Rangga pun melangkah menghampiri Arga, Ratna, dan Felice sambil melipat tangan di dada.
"Kalian bertiga hutang penjelasan sama gue, Ramon, Fandi, dan Keyla."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Carol
RomanceSetelah mengunci seorang siswa di dalam loker sekolah sampai pagi, Carol yang terkenal badung mendapatkan hukuman. Tidak hanya dari sekolah, tetapi juga dari kedua orang tuanya. Mama dan Papa memindahkannya ke sebuah sekolah swasta biasa di Bandung...