Carol telah siap menanti penampilan Pemuda yang hanya digawangi oleh Arjuna, Ratna, Felice, Arina, Keyla, Rangga, dan Ramon. Arga dan Fandi tidak tampil karena Kak Tarra ingin menerapkan format tampilan Pemuda yang lain dari biasanya. Mata Carol tertuju pada Arjuna yang tampak menawan dalam balutan kemeja putih dan scarf batik di lehernya.
"Baiklah, inilah penampilan terakhir dalam babak penyisihan Lomba Band Antar SMA se-Kota Bandung yang memperebutkan Piala Walikota... PEMUDA!" seru sepasang pemandu acara. Seluruh supporter Pemuda pun bersorak memberikan tepukan tangan, termasuk Carol.
Intro dimulai. Harmonisasi pukulan gamelan dan gesekan biola terdengar indah di telinga. Carol membidikkan lensa kameranya ke arah teman-temannya di atas panggung. Pemuda membawakan aransemen lagu lawas Chrisye - Cintaku, yang terdengar lebih enerjik dari biasanya.
Carol takjub menyaksikan penampilan Pemuda di atas panggung. Pantas saja beberapa band nampak khawatir melihat kedatangan Pemuda tadi siang. Sebab Pemuda memang sebuah grup musik dengan kemampuan unggulan yang patut untuk diperhitungkan.
"Padahal kalo ditambah suling sama perkusi, pasti lebih keren," kata Carol pada Kak Tarra yang tengah berkonsentrasi menonton anak-anak didiknya.
"Iya, bener. Ah tapi udah terlanjur. Nanti kita ramein lagi kalo lolos ke final, deh," ujar Kak Tarra yang nampak menyesal telah mengubah format penampilan Pemuda.
Meski Pemuda tak tampil dalam format biasanya, seluruh supporter, penonton, serta juri, menikmati penampilan grup musik yang mewakili SMA Tunas Bangsa tersebut. Terlebih Carol yang kini tengah membidikkan kameranya pada Arjuna.
Arjuna yang sejak tadi merasa diperhatikan oleh kamera Carol, merasa salah tingkah. Hal itu membuat permainan gitarnya sempat lost, tetapi ia mampu menanganinya. Arjuna tak mengerti pada dirinya sendiri.
Ketika Pemuda menyudahi penampilan mereka dengan closing yang begitu rapi dan menggebrak, seluruh penonton memberikan standing applause, termasuk juri. Arjuna dan kawan-kawan pun membungkuk di hadapan juri sebelum akhirnya turun dari stage.
"Keren keren, Temen-Temen!" puji Kak Tarra seraya merangkul anak-anak didiknya yang baru turun dari panggung. Arjuna terlihat gelisah saat itu. Hal itu menarik perhatian Carol, tetapi ia tak berani bertanya.
"Kamu tadi gitarnya sempet lost ya, Jun?" tanya Kak Tarra pada Arjuna yang masih terlihat gelisah.
"Iya, Kak. Maaf," ucap Arjuna.
Jadi itu yang bikin dia gelisah, gumam Carol.
"Udah, nggak apa-apa. Nggak keliatan banget kok." Kak Tarra mencoba menenangkan Arjuna. Arjuna tersenyum meski masih menyimpan rasa khawatir. Diliriknya Carol yang kini tengah asyik memperhatikan hasil jepretannya.
Gara-gara Carol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Carol
RomanceSetelah mengunci seorang siswa di dalam loker sekolah sampai pagi, Carol yang terkenal badung mendapatkan hukuman. Tidak hanya dari sekolah, tetapi juga dari kedua orang tuanya. Mama dan Papa memindahkannya ke sebuah sekolah swasta biasa di Bandung...