Unbeaten

2.2K 134 2
                                    

Semakin hari, hubungan Arjuna dan Carol semakin memburuk. Kini tak hanya Carol saja yang berusaha menghindari Arjuna, Arjuna pun berusaha menghindari Carol. Kedekatan Carol dan Daniel yang semakin lama semakin intens membuat Arjuna cemburu. Tak jarang Carol saling bertelepon dengan Daniel ketika latihan Pemuda sedang berlangsung. Percakapan pun mereka lakukan dalam bahasa Jerman. Karena Keyla satu-satunya anggota Pemuda yang agak fasih berbahasa Jerman, terkadang ia menerjemahkannya untuk Arjuna, saat laki-laki itu ingin tahu. Intinya, Carol dan Daniel terlihat sangat dekat.

Meski hubungan Carol dan Arjuna memburuk, hubungan Arga dan Carol justru membaik. Mereka kini sudah seakrab dulu lagi. Bermain PS 4 pun kembali rutin mereka lakukan. Namun jika Arga mulai membahas-bahas Arjuna, pertengkaran kecil akan terjadi di antara mereka. Carol benar-benar tidak ingin membicarakan Arjuna lagi.

Hubungan Ratna dan Felice pun sedikit demi sedikit mengalami kemajuan. Walaupun mereka berdua belum banyak mengobrol lagi, setidaknya keduanya bisa saling bekerja sama untuk menciptakan harmonisasi gamelan yang baik. Ratna dan Felice pun sudah tidak enggan untuk saling mengucapkan kata "maaf" dan "terima kasih".

Saat segalanya mulai membaik di "keluarga" Pemuda, tinggal hubungan Arjuna dan Carol saja yang perlu dibenahi. Keduanya sebenarnya sama-sama saling merindu, tetapi cinta mereka dapat dengan mudah dikalahkan oleh adanya rasa malu.

Yang sayang elo itu gue, Care. Bukan Daniel.

Emang elo nggak mau coba berjuang lagi untuk gue, Jun?

***

Sore itu, Pemuda baru saja menyelesaikan sesi latihannya. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, Carol akan buru-buru pulang. Namun hal yang membuat Carol semakin antusias untuk pulang hari itu adalah janji kencannya dengan Daniel.

"Cantik amat sih sore ini, Miss Schulz," puji Felice.

"Iya, dong. Calon Mrs. Schubert mau nge-date sama Mr. Schubert," balas Carol seraya memasukkan beberapa barangnya ke dalam tas.

Ucapan Carol terdengar menyakitkan di telinga Arjuna. Jika saja dulu Arjuna tidak cukup ceroboh dengan melupakan sejenak janjinya dengan Carol, maka Carol yang tampil begitu cantik sore itu dengan terusan berwana biru pasti akan pergi dengannya, bukan dengan Daniel.

"Ah, Mr. Schubert kalo aku liat nggak ganteng-ganteng amat, Care. Masih lebih cakep cowok lokal," ucap Felice seraya melirik Arjuna untuk memberinya isyarat bahwa Felice sejujurnya sangat ingin Carol bersama dengan Arjuna, bukan Daniel.

"Namanya juga orang jatuh cinta, yang biasa aja jadi luar biasa," ujar Carol yang segera berdiri dari tempatnya. "Duluan ya semua! Bye!" seru Carol.

Sesuatu dari dalam diri Arjuna mendorongnya untuk segera berkemas dan menyusul langkah Carol sore itu. Entah mengapa, perasaan Arjuna tak begitu enak.

***

"She's just my friend, Sayang. Kamu tahu, kan? Aku dekat sama dia karena ini bagian dari rencana BIHS. Aku pengen BIHS ngalahin Pemuda, gimana pun caranya. Salah satunya ya dengan deketin Carol. Aku bakal tahu semua rahasia Pemuda dan bikin band itu berantakan. Dengan begitu, BIHS bisa menang di competition kali ini."

Luka lama Carol belum mengering. Namun sore itu, percakapan Daniel dengan seseorang di telepon menciptakan luka baru di dalam dadanya. Semakin lama, ucapan-ucapan Daniel semakin menyakiti hati Carol. Kini Carol tahu, bahwa Daniel selama ini bersikap baik padanya karena memiliki maksud tertentu.

"You know, you are the only girl I love. You have to trust me, because I never lie to you. Okay, Baby? See you tonight. Bye. Wish me luck."

"Deine Freundin (Pacarmu)?"

Kemunculan Carol yang begitu tiba-tiba mengagetkan Daniel. Lidah Daniel terasa kelu. Ia tergagap-gagap menjawab pertanyaan Carol. "N... nein, Mitschülerin (teman sekolah)."

"PLAK!" Carol menampar Daniel kuat-kuat.

"Pemuda is unbeaten! Camkan itu, Daniel!" seru Carol yang langsung membalikkan badan untuk kembali masuk ke dalam area sekolahnya.

Ketika membalikkan badan, Carol kaget mendapati Arjuna tengah berdiri tak jauh dari tempatnya. Laki-laki itu sedang terpaku menatapnya di sana. Gadis itu memalingkan wajahnya dari Arjuna, lalu berlari pergi menuju ruang latihan kembali.

Arjuna melangkah mendekati Daniel. Lalu mengayunkan tinjunya.

"BUK!"

"Itu karena lo udah sakitin Carol!" seru Arjuna yang kemudian berlari menyusul Carol.

***

Carol menangis sesegukan di dalam pelukan Felice. Ratna mengelus-elus punggung Carol untuk menghiburnya.

"Kurang ajar emang tuh bule pake manfaatin Carol segala!" maki Rangga seraya mondar-mandir di dalam ruang latihan sambil menahan amarah.

"KIta kirim pasukan ke BIHS aja gimana?" usul Fandi.

"Eh kok idenya kayak gitu sih? Emang nggak mau pada tenangin Carol dulu apa?" tanya Ratna yang masih terus berusaha menghibur Carol. Kejadian tersebut membuat Ratna memiliki kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Carol. Carol pun terlihat tidak menolak segala perlakuan manis Ratna.

"Drama lagi, drama lagi," celetuk Ramon.

"Namanya juga organisasi, Mon. Pasti ada dinamikanya," ujar Keyla.

"Sabar, Care. Jangan nangis lagi. Makanya, lain kali curhatnya ke gue kalo lagi deket sama cowok. Gue bisa bedain, mana cowok bener dan enggak," kata Arga. Ucapan Arga membuat seisi ruang latihan, terkecuali Carol, menatapnya. Tak lama kemudian, tawa pun pecah di sana, tak terkecuali tawa Felice dan Ratna.

"Hahahahaha sesama buaya saling mengenal," ledek Felice.

"Punya antena khusus kali ya, Fel," timpal Ratna.

Tak lama kemudian, Arjuna yang sejak beberapa saat yang lalu tak ada di ruang latihan, datang bergabung. Laki-laki itu membawa sebuah bungkusan berisi satu cup milkshake strawberry di tangannya. Ia mendekati Felice, lalu menyodorkan minuman itu pada Carol.

"Minum dulu, nih. Biar tenang," ujar Arjuna.

"CIEEEEEE," goda seisi ruang latihan.

Carol berhenti menangis. Ia menatap milkshake strawberry yang ada di tangan Arjuna. Gadis itu bertanya-tanya dalam hati, dari mana Arjuna tahu, bahwa ia suka minuman itu. Hanya keluarganya dan Arga yang tahu minuman kesukaan Carol.

"Makasih, Jun," ucap Carol seraya meraih milkshake itu dari tangan Arjuna.

"CIEEEEE," goda seisi ruang latihan lagi.

"Tuh kan, Care. Kata aku juga apa. Mending cowok lokal, kan," goda Felice.

"Felice apaan sih?!' gerutu Carol seraya menahan malu.

Di belakang Carol, Arga melakukan high five dengan Arjuna. Setelah berhasil memperbaiki hubungan pertemanannya dengan Arjuna, Arga berhasil membantu ketua ekskulnya itu kembali membenahi hubungannya dengan Carol.

Oh My CarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang