A Mission for Peace

2.1K 126 0
                                    

Hening menyelimuti ruang latihan Pemuda yang diisi oleh Ramon, Rangga, Fandi, Keyla, Arga, Ratna, dan Felice sore itu. Setelah Arga menjelaskan duduk permasalahan yang terjadi, barulah Rangga sadar bahwa masalah yang sedang terjadi benar-benar bersifat pribadi. Felice yang sudah mulai berdamai dengan masa lalunya pun bisa bersikap biasa saja ketika Arga membahas apa yang pernah terjadi antara dirinya, Arga, dan Ratna.

"Terus? Sekarang? Lu sama Ratna?" tanya Rangga.

Dengan kompak, Arga dan Ratna menggeleng. "Nggak, kami memutuskan untuk berteman aja. Demi Tuhan," jawab Arga yang kemudian melirik Felice. Felice tak bereaksi apa-apa.

"Soalnya aku nggak mau bahagia karena sesuatu yang seharusnya bukan punyaku," tambah Ratna seraya menoleh ke arah Felice. "Maafin aku, Fel," lanjut Ratna.

"Nggak usah dibahas. Aku udah maafin. Cuma perlu waktu aja buat biasa lagi kayak dulu," balas Felice.

"Iya, maafin aku juga, Fel," ucap Arga.

"Iya," balas Felice lagi.

Ramon geleng-geleng kepala. "Bener kan, feeling gue. Ada drama di Pemuda. Tapi syukur deh, kalo udah pada terbuka kayak gini. Cuma gue masih heran, kenapa Carol sama Arjuna bisa berantem."

"Itu semua karena kecerobohan aku," ucap Ratna yang segera menarik perhatian seisi ruang latihan.

***

Arga terheran-heran melihat mobil yang dikenalnya itu terpakir di depan rumahnya. Sambil menenteng sebuah bungkusan berisi snack-snack coklat kesukaan Carol, Arga melangkah masuk ke dalam rumahnya dengan cepat. Ia tak mau momen perdamaiannya dengan Carol dirusak oleh seseorang saat itu.

I love it when you call me Señorita
I wish I could pretend I didn't need ya
But every touch is oh la la la
It's true la la la
Ooh, I should be running
Ooh, you keep me coming for you

Arga terkesiap begitu melihat Daniel sedang duduk di sofa ruang tengah rumahnya bersama Carol. Musuhnya itu tengah bernyanyi bersama sepupunya sambil memainkan gitar. Di sampingnya, Carol yang sepasang matanya terlihat sembap seperti habis menangis, tersenyum dan ikut membagi suara bersama Daniel.

Bule ini lagi, gerutu Arga.

"Carol, dein Cousin kommt (sepupumu dateng)," ucap Daniel begitu menyadari kehadiran Arga. Carol menoleh pada Arga tanpa berkata apa-apa.

"Hai, Care, Dane," sapa Arga dengan canggung.

"Hai," balas Daniel. Carol tak membalas sapaan Arga.

Agar misi perdamaiannya berhasil, Arga menaruh plastik berisi snack-snack kesukaan Carol di pangkuan sepupunya. "Maafin gue, Care. Gue pengen kita kayak dulu lagi. Sorry atas ucapan dan keegoisan gue," ucap Arga yang setelahnya memilih untuk pergi ke kamarnya.

Carol menatap bungkusan yang kini ada di pangkuannya itu. Diam-diam ia merasa senang karena Arga akhirnya mau bicara lagi padanya.

"Was ist das (Apa itu)?" tanya Daniel seraya mengecek isi bungkusan tersebut.

"Snack," jawab Carol dengan senyum yang mengembang.

***

[ADA MUSUH DI SARANG GUE!]

Sebuah pesan dari Arga sampai ke dalam grup chat yang bernama "Pedang Pemuda '19", yang hanya berisi anak-anak laki-laki ekskul Pemuda angkatan Arjuna. Mereka membentuk grup khusus anak laki-laki, sebab biasanya mereka berbagi hal-hal khusus laki-laki di grup itu.

Pesan Arga diikuti oleh sebuah kiriman video yang mempertontonkan kedekatan Carol dan Daniel. Seluruh pesan Arga dibaca oleh semua anggota grup, tak terkecuali Arjuna yang setelahnya segera membanting smartphone-nya ke ranjang.

Oh My CarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang