Ratna menghabiskan waktu istirahat keduanya dengan melamun di aula. Gadis itu duduk di sebuah bangku piano klasik. Jemarinya menekan-nekan tuts piano. Karena Ratna tak bisa bermain piano, suara yang ditimbulkan dari tekananan jarinya pada tuts piano pun hanya denting tak beraturan.
Seseorang tengah dipikirkannya saat itu. Carol.
Diam-diam, Ratna merindukan kebersamaannya dengan Carol. Carol yang ceria, berani, cuek, senang mempelajari hal baru, dan sangat berbeda dari dirinya. Namun perbedaan itulah yang membuat mereka bisa menjadi teman yang cocok. Ratna menyesal, mengapa dulu ia harus mengucapkan hal buruk pada Carol.
"Ratna."
Seseorang memanggil Ratna sambil menyentuh bahunya. Ratna tak menoleh. Gadis itu tahu yang datang adalah Arga.
"Mau apa?" tanya Ratna dingin.
Arga diam. Ia duduk di samping Ratna. Digenggamnya tangan Ratna yang tengah asal menekan tuts piano itu agar berhenti.
"Kamu sayang sama aku nggak, Na?" tanya Arga tanpa basa-basi.
Nafas Ratna tertahan. Ia benci pada keegoisan Arga. Ratna memang pernah jatuh cinta pada Arga, pernah nyaman berada di dekat Arga, tetapi kekacauan yang timbul karena hal itu membuatnya mati rasa.
"Ratna?" panggil Arga sambil menyentuh dagu gadis itu. "Kamu tau kan, aku udah sendiri sekarang?"
"Cukup sampe di sini aja hubungan kita yang nggak sehat ini, Ga," ucap Ratna sambil menjauhkan wajahnya dari tangan Arga. Ratna membenamkan wajahnya di atas kedua telapak tangannya yang terbuka.
"Kenapa?" Arga kaget.
Ratna mengangkat wajahnya. "Apa kamu sadar? Segalanya di hidup kita berubah sejak kita memutuskan buat deket lebih dari sekedar temen!" ujar Ratna dengan sepasang mata yang berkaca-kaca. "Kamu harus tau, aku kehilangan Carol."
Arga pun begitu. Kini Carol jadi jauh darinya. Carol tak lagi bertegur sapa dengannya di rumah, menemaninya bermain PS 4, atau bersamanya ketika berangkat ke sekolah. Laki-laki itu mulai merindukan Carol yang telah meramaikan suasana rumah sejak kedatangannya.
Semuanya baik-baik aja sebelum lo dibuang bokap lo ke sini!
Perkataan kasar dari mulut Arga itu pasti sudah melukai hati Carol.
"Aku juga nggak enak sama Felice," ujar Ratna.
Arga sependapat. Laki-laki itu sadar, ia baru saja menyia-nyiakan perempuan yang begitu mencintainya. Meski Felice manja, Felice lah wanita kedua yang mengerti dirinya setelah sang bunda. Hari-hari Arga selalu penuh warna dengan canda dan sikap manja Felice. Namun Arga yang ternyata sama kekanakannya seperti Felice, malah menyerah begitu saja saat merasa jenuh.
"Maafin aku yang egois ini, Na. Emang nggak sepantasnya kita kayak gini. Kita memang lebih baik berteman dari dulu," ucap Arga.
Ratna menyandarkan kepalanya sambil menangis pada pundak Arga. Didekapnya gadis yang sempat membuat Arga berpaling dari Felice itu, sebelum akhirnya sadar, bahwa ia baru saja membuang berlian hanya demi sebongkah emas yang ternyata juga tak ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Carol
RomanceSetelah mengunci seorang siswa di dalam loker sekolah sampai pagi, Carol yang terkenal badung mendapatkan hukuman. Tidak hanya dari sekolah, tetapi juga dari kedua orang tuanya. Mama dan Papa memindahkannya ke sebuah sekolah swasta biasa di Bandung...