Mag Ich Ihn?

2.2K 137 5
                                    

Carol dan Arga menghabiskan waktu bersama dengan bermain PS 4 malam itu. Keduanya nampak tak fokus pada permainan. Ketika Arga kalah dari Carol, ia tiba-tiba merasa emosi lalu membanting stick-nya.

"Nggak usah pake acara banting-banting juga kali," tegur Carol sambil melirik Arga.

"Stick stick gue," balas Arga tak peduli.

Carol mulai tak suka pada tingkah menyebalkan sepupunya itu. Segera saja Carol bertanya secara to the point pada Arga, seperti yang ia lakukan pada Ratna. Sebab gadis itu telah gerah dengan sikap sepupunya. 

"Lo apain Felice?" tanya Carol dingin, sedingin saat ia berinteraksi dengan Arjuna dulu.

"Ngapain lo nanya-nanyain dia?" tanya Arga dengan nada tinggi.

"Dia kan temen gue, pacar lo juga," kata Carol, meski ia tahu hubungan sepupunya dengan Felice telah berakhir.

"Udah bukan."

"Dia sakit hati, Ga."

Arga membanting lagi sticknya untuk yang kesekian kali. Laki-laki itu menatap sinis Carol. Tatapan Carol pun sama sinisnya. "Tau apa lo soal dia?!"

"Kemaren dia itu nangis-nangis sama gue dan Juna gara-gara mergokin lo selingkuh sama Ratna!" seru Carol dengan suara tak kalah kerasnya.

Pertengkaran mereka berdua menjadi pusat perhatian Bi Inah. Untungnya kedua orang tua Arga tengah tak di rumah karena sedang menghadiri undangan.

"Tau apa lo soal masalah itu?! Hah?!"

"Ya tau lah, orang Felice cer—"

"Felice nggak mau denger penjelasan gue! Dia main pergi gitu aja! Lo jangan bego dong dengan nelen informasi mentah-mentah!"

"Nggak usah ngatain gue bego juga! Felice cerita sendiri ke gue! Gue kasian sama dia! Nggak nyangka ya, lo sama Ratna jahat banget sama Felice! Felice salah apa?!"

"Lo nggak usah ikut campur urusan gue, Care! Semuanya baik-baik aja sebelum lo dibuang bokap lo ke sini!"

Arga menendang stick PS-nya, lalu melangkah dengan penuh emosi menuju kamarnya di lantai dua. Suara pintu kamar yang ditutup dengan keras pun membuat gaduh rumah yang tengah sepi itu. Carol menghempaskan dirinya ke sofa karena lelah menghadapi Arga.

Carol mengambil smartphone-nya yang terbaring begitu saja di atas karpet. Tak lama kemudian, gadis itu menghubungi seseorang.

"Halo?"

"Gue desperate ngadepin Arga, Jun. Setelah Ratna, sekarang dia juga yang emosi ke gue."

"Ratna marah-marah sama lo waktu lo ajak ngobrol?"

"He-eh."

"Mereka berdua tuh kenapa sih? Pantesan aja jadian, sama-sama temperamen."

"Ah lo juga temperamen kadang-kadang."

"Lo juga sama ah!"

"Biarin"

"Tapi kenapa kita nggak jadian kayak Arga sama Ratna?"

Celetukan Arjuna membuat jantung Carol berdegup kencang. Lidahnya kelu untuk merespon. Ia salah tingkah.

"Heh? Kok bengong? Bercanda kali! Terus gimana, dong? Gue ajak berantem aja nih si Arga?"

"Yee jangan juga! Ya udah sih, sekarang nggak ada jalan lain selain bantu Felice move on dari sepupu gue yang ternyata brengsek itu."

"Bener. Gue disrespect sama Arga yang udah nyakitin Felice. Felice pantes dapetin yang lebih baik."

"Sama lo aja." Getir terasa ketika Carol mengeluarkan ucapan itu dari mulutnya.

"Nggak, lah! Gue sama Felice cuma sahabatan aja. Lagian, dia bukan tipe cewek gue."

"Yang kayak Ratna kan tipe lo? Hahaha,"

"Bukan, yang kayak lo."

"Ih apaan sih, Jun?" Carol merasa geli.

"Bercanda."

"Yah, seriusin, dong," goda Carol iseng.

"Beneran? Ya udah, Carol, lo mau jadi pacar gue?"

"Arjuna apaa sih, makin nggak jelas, kan! Udah dulu ya. Besok mending kita hibur Felice yaaa. Dadaaah Junaaa!" seru Carol sambil buru-buru menutup telepon karena salah tingkah.

Jantungnya berdegup cukup kencang saat itu. Dipeluknya smartphone-nya erat-erat. Tak lama kemudian, ia membuka Instagram-nya untuk mengunjungi akun Instagram Arjuna. Di sana, terdapat banyak foto Arjuna tengah tampil memainkan gitar. Foto-foto itu kebanyakan adalah hasil bidikannya.

Mag ich ihn (Apa aku menyukainya)?, batin Carol.

Oh My CarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang