Memorable

2.2K 132 1
                                    

Sebelum tampil di atas panggung, para peserta mendapatkan makanan sarapan dari panitia lomba. Pemuda yang sudah siap dengan kostumnya, memilih untuk sarapan sambil duduk di jajaran kursi yang telah disediakan panitia di depan ruang tunggu mereka. Tak jauh dari tempat Pemuda duduk, BIHS melakukan hal yang sama.

Sesekali Daniel mencuri pandang pada Carol yang di matanya terlihat sangat menawan. Namun Mona yang manja karena minta disuapi oleh Daniel benar-benar menganggu pemandangannya. Sadar bahwa kekasihnya sedang diperhatikan oleh Daniel dari jauh, Arjuna punya rencana untuk memanas-manasi Daniel.

"Care, aku nggak suka kue yang ini. Kamu mau?" tanya Arjuna. Carol mengangguk. "Sini aja aku yang suapin," kata Arjuna.

Arjuna mengangkat kue di tangannya dan mengarahkannya ke mulut Carol. Mulut Carol menganga, tetapi Arjuna malah memundurkan tangannya yang sedang memegang kue itu. Alhasil, saat kepala Carol semakin maju untuk mendekati makanan yang ada di tangan Arjuna, Arjuna mengambil kesempatan untuk mencium puncak kepala Carol.

"CIEEEEE!" goda anak-anak Pemuda. Carol tersipu malu.

Melihat adegan itu, Daniel cemburu. Ia menghempaskan kuenya ke lantai, lalu beranjak pergi.

"Sayang! Kamu mau ke mana?!" panggil Mona panik.

"Leave me alone!" bentak Daniel.

Melihat Daniel pergi dengan penuh amarah, Carol tahu, Arjuna tadi bermaksud untuk membuat Daniel cemburu.

***

Gelaran final lomba dimulai. Setelah lomba dibuka oleh pemukulan gong yang dilakukan oleh walikota, para band peserta lomba mulai menampilkan performa terbaik mereka di hadapan juri. Lagi-lagi Pemuda mendapatkan nomor urut tampil terakhir dan BIHS pun mendapatkan nomor urut kedua terakhir.

SMAN 30 Bandung yang menjadi penampil pertama benar-benar membuka gelaran final lomba dengan meriah. SMA Nusantara juga menampilkan sesuatu yang unik di atas panggung. SMAN 31 Bandung juga memboyong banyak supporter yang membuat performance mereka terlihat seru di mata juri. Tibalah saatnya untuk BIHS menunjukkan kemampuan mereka.

"Duh, BIHS perform-nya kayak apa, ya?" ujar Keyla cemas.

"Kamu nggak pernah ceritain apa-apa soal konsep Pemuda ke Daniel, kan?" tanya Rangga pada Carol.

Carol menggeleng. "Nggak, aku nggak pernah bocorin rahasia negara," jawab Carol.

Para anggota Pemuda terkesiap melihat BIHS tampil dengan jumlah anggota yang lebih banyak dari sebelumnya. Biasanya, BIHS tampil dengan digawangi seorang vokalis, seorang bassist, seorang gitaris, dan seorang drummer. Namun kini, mereka juga membawa serta seorang keyboardist, seorang pemain biola, seorang peniup saxophone, dan seorang peniup terompet.

"Tumben rame," celetuk Ramon.

"Percuma rame kalo nggak keren," kata Arjuna.

Lagu pertama yang BIHS bawakan adalah Blurred Lines yang dipopulerkan oleh Robin Thicke. Penampilan BIHS saat itu benar-benar lain dari biasanya. Mereka tidak hanya mengunggulkan ketampanan personel band-nya yang kebanyakan berdarah campuran seperti biasanya, tetapi juga menyuguhkan sajian musik yang luar biasa.

"Mati kita," ucap Arga.

"Tumben mainnya gila," kata Fandi.

"Kita menang nggak ya?" tanya Felice.

Setelah Pemuda dibuat takjub oleh lagu pertama yang dibawakan BIHS, aransemen lagu kedua BIHS membuat Pemuda semakin putus asa. Lagu kedua yang dibawakan oleh BIHS adalah Friend Like Me yang dipopulerkan oleh Will Smith sebagai soundtrack film Aladdin live action. Suara Daniel terdengar luar biasa saat itu.

"Tumben si Daniel ini suaranya keren," ujar Ratna.

Melihat semangat teman-temannya meredup usai menonton BIHS tampil, Arjuna mencoba untuk menyemangati mereka. Kesembilan anak tersebut membentuk sebuah lingkaran di belakang panggung bersama Kak Tarra dan Om Rusdi.

"Guys, kita jangan jadi melempem liat performance BIHS tadi. Setiap band punya keunikan dan kelebihannya masing-masing. Nah, sebentar lagi, giliran kita buat nunjukin kelebihan dan keunikan kita sama penonton dan para juri. Tunjukin Pemuda yang unik dengan nilai etniknya dan Pemuda yang nggak cuma bisa peform semata, tapi juga bisa atraktif sama penonton. Inget, seperti kata Carol, kita ini bukan peserta lomba, kita adalah bintang tamu yang siap menghibur penonton. Keluarin jiwa entertainer kalian semua," ujar Arjuna. "Menang atau kalah itu soal belakangan. Kalau kita menang, itu bonus. Tapi kalau belum, berarti kita harus lebih ningkatin usaha kita lagi. Karena yang terpenting buat kita adalah Pemuda bisa kompak dan menghibur," lanjut Arjuna.

"Bagus, Arjuna," ucap Om Rusdi. "Sebelum mulai berdoa, ada yang mau menyampaikan sesuatu lagi?" tanya Om Rusdi.

"Saya, Om," kata Carol.

"Silakan."

"Gue cuma mau ngucapin makasih sama kalian semua, karena kalian udah ngenalin gue sama masa-masa SMA yang beneran memorable. Masa-masa SMA yang nggak dihabisin sama berantem doang, cari popularitas, dan cari perhatian banyak orang, seperti yang dulu banyak gue lakuin di sekolah lama gue. Kalian yang bikin gue paham, kalo masa SMA yang memorable itu, masa SMA yang dihabiskan dengan merasakan kekeluargaan di lingkaran pertemanan dan mencetak banyak prestasi yang patut dijadikan kenangan. Kalian semua bakalan jadi cerita yang nggak akan bisa gue lupain di masa depan," ucap Carol.

Ucapan Carol membuat teman-temannya berlinang air mata. Akhirnya kesembilan anak itu saling berpelukan satu sama lain.

"Ah, Carol, jadi sedih," ucap Felice seraya mengusap air mata di ujung-ujung matanya dengan hati-hati.

"Temen-temen, yuk berdoa dulu," ajak Kak Tarra yang ikut menyeka air mata karena merasa terharu dan teringat kenangannya bersama Pemuda semasa SMA.

Oh My CarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang