Chapter 8

2.1K 58 2
                                    

KATE'S POV

Kami semua berbalik kearah pintu dan melihat Heather berdiri di sana. Luke menegang sedikit di samping ku, tapi aku tidak tahu mengapa.

"Uhm.. Aku disini cuma ingin minta maaf tentang Avery. Dia sebenarnya baik sekali, dan aku akan diam sekarang." jelasnya.

Aku tertawa dan memberitahukannya bahwa itu tidak masalah. Dia hendak pulang, tapi Victoria mengundangnya untuk masuk.

"Woah, rumahmu berantakan sekali Ian." Heather terkekeh.

Ian tersenyum sebelum mengambil kain pel. Dia memberikan semua orang kain pel kecuali Heather, tapi dia menawarkan untuk membantu agar cepat selesai. Ian memberikan Heather salah satu kain pel yang lebih bagus, dan kami semua mulai membersihkan dapur dan ruang makan. Victoria dan aku tidak berencana untuk mengepel, jadi kami mengembalikan pel kami ke dalam lemari pengepel dan mulai membersihkan meja.

~ 1 jam kemudian ~

Seluruh dapur sudah bersih, dan kami sedang menyelesaikan pembersihan ruang makan. Ian dan Luke sedang mandi di kamar mandi sementara kami semua sedang dalam proses membersihkan. Alec dan Michael sudah mandi, jadi hanya Victoria dan aku yang tersisa.

Luke keluar lebih dulu dan mengatakan bahwa ada kamar mandi yang terbuka. Dia memberikanku handuk, dan Victoria mengatakan kepadaku bahwa dia memiliki pakaian ekstra di lemari kamar mandi yang bisa ku pakai.

Aku berjalan ke kamar mandi di lantai bawah dan mulai melepaskan pakaianku. Ada keranjang cucian di sudut ruangan, dan aku bisa melihat pakaian Luke yang tadi. Aku melemparkan pakaian kotor ku ke dalam keranjang dan mulai menghangatkan air. Karena Luke baru saja ada di sini, airnya cepat menghangat.

Saat suhu air terasa pas, aku melangkah masuk dan mulai membilas tubuh ku. Aku tahu bahwa Victoria menggunakan kamar mandi ini, karena ada banyak produk perempuan yang terletak di organisator kamar mandi. Aku harap dia tidak keberatan aku menggunakan ini!

Setelah aku selesai mandi, dengan cepat aku membungkus diri dengan handuk yang diberikan oleh Luke, lalu aku berjinjit untuk mencapai lemari di bagian atas. Aku membuka kabinet tengah dan melihat pakaian, jadi aku meraih sepasang pakaian dan menutup pintu kabinet. Pakaian yang bisa ku ambil adalah baju kaos yang bertuliskan Stressed, Depressed, but Well Dressed, dan bawahannya adalah celana pendek denim yang biasa saja.

Dengan cepat aku berpakaian dan keluar dari kamar mandi. Rambut ku masih lembab, jadi aku terus mengeringkan rambutku dalam perjalanan ke dapur. Victoria sudah pergi, jadi aku menduga dia sedang mandi di lantai atas. Aku menemukan Luke duduk di sofa sambil memainkan gitar akustiknya, jadi aku duduk di sampingnya dan terus mengeringkan rambut ku. Nada yang dimainkannya terdengar indah.

Ketika rambut ku sudah kering, aku berjalan ke ruang cuci dan meletakkan handuk ke keranjang sebelum kembali ke ruang TV. Aku duduk kembali di sebelah Luke, dan dia berhenti memainkan gitarnya selama beberapa detik sebelum mengembalikannya ke tempatnya.

"Hei," dia tersenyum.

"Hai!"Jawabku.

Dia terkekeh dan menarikku ke sisinya. Aku mengibas rambutku, dan air dari rambutku mengalir ke segala arah. Luke menutupi mata kanannya dengan tangannya, jadi kurasa ada air yang mengenai matanya. Aku mulai menertawakannya sampai tawaku tidak menimbulkan suara.

"Baiklah, aku mengerti! Sekarang berhenti menertawakanku!" katanya sebelum menarikku ke pangkuannya.

Aku mengabaikannya dan terus menertawakannya. Tidak lama, aku mulai kehabisan nafas, dan tawaku mulai lenyap. Sebagai gantinya, tawaku digantikan oleh cekikikan kecil sesekali. Luke melingkarkan lengannya di pinggangku, dan mencium pundakku.

Amnesia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang