Epilogue

1.5K 55 21
                                    

Epilogue :

LUKE'S POV

"Sudah satu tahun sejak aku terakhir melihatmu, Kate, bagaimana kabarmu?" bisikku.

Dia tidak menjawab.

"Aku tahu kau mungkin membenciku, dan aku tidak menyalahkanmu, tapi aku hanya ingin kau tahu bahwa aku masih mencintaimu," aku mengaku.

Dia masih tidak berbicara.

"Yang lainnya telah berusaha untuk membuatku menemuimu, tapi aku tahu bahwa kau tidak akan berbicara kepadaku, jadi aku tidak pernah datang, kuharap kau lebih baik sekarang," kataku serak.

Langit mulai menjadi gelap, dan aku memutuskan untuk duduk di sampingnya.

"Aku tahu bahwa kau mungkin tidak akan pernah berbicara denganku lagi,tapi aku ingin memberitahukanmu tentang keadaan yang lainnya," aku tersenyum sambil menunduk menatap sepatuku. Meskipun aku tidak melihatnya, aku tahu dia juga tersenyum.

"Ian dan Victoria bertunangan saat musim panas," aku memulai.

"Pernikahannya tahun depan, kau bisa datang kalau kau mau," usulku.

Hening.

"Michael bertemu dengan seorang gadis bernama Jade, dan dia itu....sesuatu," jelasku sambil tertawa kecil. Mengingat Jade hampir membakar rumah kami saat dia mencoba untuk memasak dinner membuatku tertawa.

"Lalu ada Alec," aku menghela.

"Dia masih sangat merindukanmu, tapi dia mencoba untuk menyembunyikannya," kataku sambil menatapnya.

"Dia punya pacar bernama Bella, dan hubungan mereka mengingatkanku pada hubungan kau dan aku," gumamku.

"Mereka bertemu di sebuah toko musik baru beberapa blok dari rumah, dan dia membawanya ke sebuah konser keesokan harinya. Mereka sudah berkencan selama sekitar tiga Bulan sekarang," jelasku.

Saat aku sudah selesai menceritakan tentang kehidupan yang lainnya, langit sudah gelap.

"Aku yakin kau mungkin bertanya-tanya tentang diriku," aku menghela nafas.

"Grace dan aku putus beberapa minggu setelah 'peristiwa' itu. Aku belum berkencan dengan siapapun sejak saat itu. Semua orang mengingatkanku terhadapmu,"

Air mata perlahan mengalir di pipiku, jadi dengan cepat aku menyekanya dengan punggung tanganku. Aku tidak bisa membiarkannya melihatku seperti ini.

"Yang lainnya terus menerus membujukku untuk menemui seseorang, tapi aku terus mengatakan kepada mereka bahwa tidak ada yang sehebat dirimu," kataku.

"Aku tahu kau ingin aku untuk move on, tapi itu sulit, aku sangat merindukanmu," bisikku nyaris tak terdengar.

Air mata mulai mengalir deras di wajahku, karena aku tahu bahwa tidak peduli seberapa keras aku mencoba, aku tidak akan pernah mendapatkan Kate kembali.

"Senang bertemu lagi denganmu Kate," kataku sambil tersenyum sedih.

Aku berdiri dan mulai berjalan pergi, tapi kemudian aku ingat bahwa aku telah membawa seikat bunga untuknya.

"Sebelum aku lupa," aku memulai. Aku berjalan ke gazebo kecil tempat dimana aku meletakkan seikat bunga itu dan mengambilnya sebelum berjalan kembali kearah Kate.

"Ini untukmu," aku tersenyum.

Aku berbalik dan mulai berjalan pergi lagi, dan saat aku hendak berbelok di tikungan, aku menoleh kearahnya.

Sebuah Batu dengan tinggi dua kaki dengan kata kata

Katelynn Marie Summers

1999-2017

'Malaikat yang Indah dengan sayap yang patah'

Tertulis diatasnya.

Buket itu terletak di kaki batu dengan banyak bunga lainnya.

Aku berbisik, "Aku mencintaimu," untuk terakhir kalinya sebelum keluar dari pemakaman itu dan berjalan kembali ke mobilku.

Air mata mengaburkan penglihatanku, dan tiba-tiba aku tidak dapat melihat kemana aku pergi, tapi entah bagaimana aku berhasil sampai sampai le mobilku.

Saat mobilku menyala, air mata membuatku sulit berkonsentrasi untuk berkendara. Satu-satunya yang ada dalam pikiranku adalah Kate, dan aku hanya ingin air mataku untuk berhenti mengalir.

Aku begitu terfokus dengan Kate aku bahkan tidak menyadari bahwa aku telah melewati lampu merah. Sebelum aku mengetahuinya, mobilku bertabrakan dengan truk besar, dan semuanya menjadi hitam.

---

Ketika aku terbangun, aku mengira aku akan berada di rumah sakit, tapi ternyata tidak. Aku sama sekali tidak terluka, dan sepertinya penglihatanku membaik.

Ruangan tempat dimana aku berada tidak memiliki struktur khusus, dan aku mempertanyakan apakah aku benar-benar terbangun atau tidak.

Mungkin aku sudah mati.

Saat aku melihat sekeliling ruangan, aku melihat seorang gadis dibelakang sedang mengenakan gaun putih dan tidak memakai sepatu.

Dia berbalik, dan jantungku mulai berdegup kencang di dalam dadaku.

"Hai Kate," aku tersenyum lebar.

"Hei Luke,"

THE END










--------------------------------------------

Aku hanya ingin berterima kasih kepada semuanya yang telah membaca cerita ini sampai akhir. Terima Kasih semuanya yang telah vote, comment, share, dll. Kalian semua benar-benar menakjubkan, dan aku mencintai semua pembacaku.<3

-Dita 🌹💖

Amnesia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang