Chapter 15

1.6K 45 0
                                    

"Jadi kita ini apa?" Luke berbisik.

Dia saat ini sedang mengantarku kembali ke rumah Nenekku yang diberikan untukku, karena mobil ku hancur dalam kecelakaan itu. Sayangnya mobilku tidak bisa diselamatkan.

"Aku tidak tahu, kau ingin kita menjadi apa?" Aku kembali bertanya.

"Kate, kau tahu apa yang kurasakan tentang dirimu, tapi bukankah kau sedikit sedih karena Grayson baru saja meninggalkanmu?" tanyanya penasaran.

Aku menggelengkan kepala dan berbalik untuk menatapnya. Dia memusatkan perhatian pada jalan di depannya, dan sesekali, dia akan melihat GPS yang ada di antara kami berdua untuk memastikan kami tidak tersesat.

"Tentu saja aku sedih, tapi aku hanya senang bahwa ia meninggalkan hidup ku ketika dia memutuskan untuk melakukannya. Jika dia tetap tinggal, itu tidak seperti dia akan tinggal lama," aku menjelaskan.

Luke mengangguk dan tersenyum padaku.

Beberapa menit kemudian, dia masuk ke halaman rumahku, dan kami berdua keluar dari mobilnya. Luke menghampiriku dan mengantarku ke pintu depan.

"Sialan," gumamku.

"Apa?" Tanya Luke.

"Kunciku ada di mobil saat aku bertabrakan," saya berbicara.

"Apa kau tidak memiliki kunci tersembunyi di sekitar sini atau semacamnya?" Tanya Luke.

"Aku yakin pasti ada, tapi aku sama sekali tidak tahu di mana tempatnya," jawabku.

Luke dan aku memutuskan untuk berpencar dan mencoba mencari kunci cadangan. Kuncinya tidak ada dibawah apapun atau di dalam pot tanaman di teras depan.

"Luke, aku menemukannya!" aku berteriak.

"Dimana?" tanyanya sambil berlari ke sisi ku.

"Ada di atas pintu," kataku sambil mencoba meraihnya.

Luke menertawaiku lalu meraih kuncinya untukku. Well, aku merasa bodoh.

"Ini, dasar pendek," candanya.

Aku mengeluarkan lidahku padanya sebelum membuka pintu depan rumah. Dia menertawakanku dan membuat ku menghadapinya tepat saat aku hendak membanting pintu di wajahnya.

"Hei, pemarah, apa, tidak ada ciuman?" bisiknya sambil main-main.

Aku memutar mataku dan memberinya ciuman sebelum merunduk di bawah lengannya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Luke tersenyum padaku sebelum bertanya apakah dia bisa tinggal bersamaku malam itu. Aku setuju, lalu dia berlari kedalam rumah dan mencoba untuk mencari dapur. Aku menggelengkan kepalaku padanya dan berjalan ke atas ke kamarku.

Begitu aku berhasil masuk ke kamarku, aku mulai mendapatkan sedikit flashback dari saat aku masih kecil. Aku akan mengunjungi nenekku, dan dia mengizinkan ku untuk tinggal di ruangan ini. Ada sedikit pakaian kotor di keranjang cucian sebelum kecelakaan, dan aku membuat catatan mental untuk mencuci pakaian esok pagi.

Aku berjalan ke lemariku dan mengambil sepasang piyama. Celana pendeknya berwarna lavender dan memiliki motif unicorn yang bertebaran di mana-mana, dan bajunya memiliki unicorn di tengahnya dengan kata-kata yang bertuliskan 'I'm a unicorn'. Aku berjalan ke kamar mandi dan mulai menghangatkan air. Lalu, aku menanggalkan pakaian yang sedang ku kenakan dan masuk ke dalam shower. Aku membasuh rambutku dengan shampoo beraroma vanilla yang sudah hampir habis, dan aku menggunakan conditioner yang beraroma vanilla. Setelah mencuci dan membilas rambutku, aku mencuci tubuhku  dengan sabun yang beraroma lavender, lalu mematikan keran. Lalu, aku membungkus diriku dengan handuk dan melangkah keluar dari kamar mandi.

Amnesia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang