"What the fuck? Ini Alec," suara itu berbicara.
"Ya Tuhan, kau menakutiku! Kau terdengar seperti Grayson," seruku.
Aku bisa mendengarnya tertawa dari ujung telepon, dan wajahku mulai berubah menjadi tersenyum. Jika Grayson meneleponku, kurasa aku tidak bisa menanganinya. Tawa Alec mulai lenyap perlahan, dan dia segera berbicara seperti orang normal.
"Itu tadi tidak lucu," aku merengek.
"Bagiku agak lucu," jawab Alec. Aku bisa melihat seringai di wajahnya sekarang.
"Ugh, kenapa kau meneleponku sekarang?" tanyaku.
"Aku dan yang lainnya ingin tahu apakah kau ingin datang dan melihat kami berlatih untuk tur pada hari Jumat," jelasnya.
"Aku tidak tahu, aku berencana untuk pergi ke Adelaide pada hari Jumat ..." gumamku.
"Jadi, kau setuju atau tidak?" Tanya Alec penuh semangat.
"Ya, okay, baiklah," aku tersenyum.
"Yaaaaasssss!" teriaknya.
Aku menarik ponselku dari telingaku saat dia menjerit, dan mulai tertawa. Di kepalaku, aku dapat melihat ekspresi wajahnya.
"Yeah, tapi aku tidak harus ke sana sampai Jumat depan paling lambat," aku menjelaskan.
"Mengapa kau tidak terbang besok dan beristirahat Kamis sebelum menemui kami di tempat latihan pada hari Jumat?" dia menyarankan.
Mungkin aku bisa mulai berkemas besok pagi dan menuju ke bandara saat sudah selesai. Mungkin aku juga bisa menyewakan rumah ini untuk menghasilkan uang tambahan saat aku pergi. Ketika aku di bandara, aku akan memastikan bahwa aku memiliki asrama di akademi jadi aku tidak perlu menyewa apartemen yang mahal.
"Kurasa aku bisa melakukan itu," kataku.
"Yay!" Alec menjerit.
"Jangan beritahu yang lainnya bahwa aku akan datang, aku ingin ini untuk menjadi sebuah kejutan," saya menjelaskan.
"Mengerti," jawab Alec sebelum menutup telepon.
Aku meletekkan ponselku lalu men-casnya dan aku masuk ke bawah selimut. Kehangatan menelanku saat aku perlahan tertidur.
~~~
Keesokan paginya, aku bangun sekitar jam 5:00 pagi dan mulai mengemas barang-barangku. Aku memastikan untuk membawa barang-barang penting seperti semua pakaian dan barang elektronik. Di dalam tas terpisah, aku membawa make-up dan perlengkapan mandi. Ketikaaku selesai mengemas sebagian besar kebutuhan pentingku, aku memutuskan untuk mencuci pakaian dan mengkonfirmasi asramaku jadi aku tidak perlu melakukannya di bandara. Sementara menunggu cucianku selesai, aku membuat poster yang memiliki informasi tentang penyewaan rumahku. Aku juga memesan penerbangan ke Adelaide pada pukul 04:00 sore dan memastikan aku mempunyai paspor dan informasi tiketku disimpan dengan aman di dalam tasku.
Aku pergi ke situs web JS Fine Arts Academy dan tahu bahwa aku dapat mengirimkan barang-barangku ke Akademi dengan harga sepuluh dolar tambahan per tas. Jika aku memiliki asrama, well, aku memang punya, barang-barangku akan dikirim ke kamar asrama setelah tiba di Akademi. Aku menghubungi kantor mereka dan memberi tahu mereka bahwa aku ingin barang-barangku untuk dikirim, dan mereka mengatakan kepadaku bahwa kendaraan yang akan membawa barang-barangku pergi ke asrama akan tiba dirumahku dalam tiga puluh menit.
Perfect.
Karena cucianku tidak akan selesai dalam waktu dekat, aku memutuskan untuk pergi ke sekolah untuk memasang poster. Ketika sampai di sana, beberapa siswa sedang menuju kelas mereka, dan kepala sekolah sedang berjalan-jalan dan menyapa para guru dan murid. Aku memasang beberapa poster di depan sebelum sekelompok gadis mendekatiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia ✔
Fiksi RemajaAku tersesat sebelum aku menemukanmu. Kehadiranmu memberikanku alasan untuk hidup, dan aku tidak akan pernah bisa membalasmu untuk itu. Jadi, cobalah untuk membuatku tetap hidup, oke? (WARNING!!! : MENGANDUNG BAHASA KASAR DAN KONTEN GRAFIK) Started...