Aku terbangun sekitar tengah hari keesokan harinya. Awalnya, aku tidak ingat apa yang telah terjadi, tapi begitu bayangan tentang kejadian yang terjadi kemarin terlintas dalam pikiranku, isak tangis kecil lolos dari mulutku. Aku berharap semua itu hanya mimpi buruk.
"Heather, dia sudah bangun," seseorang berkata dari sebelahku.Aku melihat ke atas dan melihat James di sofa lain dengan sebuah controller Xbox di satu tangan dan sekantong keripik di tangan lainnya.
"James?" gumamku dengan nada bingung. Dia tersenyum kepadaku, senyuman yang tulus, lalu melanjutkan memakan keripiknya.
"Oh Good. Kate, apakah kau ingin makan atau minum?" dia bertanya.
"Uh, kau punya cereal Frosted Flakes?"
"Yeah," jawabnya sebelum berjalan kembali ke dapur.
Aku hanya duduk disana secara canggung dan bermain dengan kuku ku. Satu-satunya suarayang terdengar di ruangan itu adalah suara keripik yang dikunyah oleh James dan suara tembakan yang berasal dari televisi. Ketegangan memenuhi udara, dan kau bisa mengatakan bahwa tak satu pun dari kami tahu bagaimana untuk mengakhiri kesunyian di antara kami.
"Jadi ..." dia memulai.
"Jadi ..." aku menyalin.
"Dengar, Kate aku minta maaf tentang, well, semuanya, memang aku bodoh, tapi aku janji aku sudah menjadi lebih dewasa," katanya.
"James ... aku tidak tahu apakah aku bisa mempercayaimu, pada dasarnya, kau menghancurkan hidupku," gumamku. Dia mendesah panjang dan tampak benar-benar frustrasi.
"Bagaimana aku bisa membuktikan kepadamu bahwa aku telah berubah?" dia berbisik.
"Kau tidak bisa,"
Setelah itu, dia diam, dan aku berbaring kembali di sofa. Heather kembali dengan sereal dan duduk di samping James di sofa. Dia melingkarkan lengannya di pinggangnya, dan dia menyandarkan kepalanya ke bahunya.
Aww, that's cute.
Aku ingat saat- tidak. Aku seharusnya tidak memikirkan Dia. Setahuku, dia pasti sudah melupakanku.
"Hari apa ini?" tanyaku.
"Hari ini tanggal 30," jawab James.
Shit. Aku punya penerbangan hari ini.
"Sebanyak aku mencintai kalian, aku harus kembali ke kampus agar aku bisa pergi ke bandara dan pergi ke Melbourne untuk latihan tour," gumamku.
"Uh, okay, aku akan mengantarmu," jawab Heather sambil meraih kuncinya.
Saat kami masuk ke mobilnya, album All Time Low 'Last Young Renegade' mulai dimainkan di stereo.Dia mundur dari jalan masuk, dan aku menyandarkan kepalaku di jendela. Perjalanannya sangat singkat, dan begitu sampai di asrama, aku melompat keluar dari mobil tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Saat berjalan menuju gedung, aku melihat wajah Archer yang familiar berjalan menuju kedai kopi di samping asrama.
Kumohon jangan lihat aku.
Kumohon jangan lihat aku.
Kumohon jangan-
"Hey, Kate, sudah lama aku tidak menemuimu," dia tersenyum.
"Uh, hi Archer. Aku sudah uh, sakit," aku berbohong.
"Oh, kau akan datang ke kelas nanti?" Dia bertanya.
"No, aku penari tour X-Factor, dan aku harus segera berangkat ke Melbourne," jelasku.
"Sayang sekali, kelas itu membosankan tanpamu," dia tersenyum malu. Aku menertawakan ekspresinya dan terus berjalan ke kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia ✔
Teen FictionAku tersesat sebelum aku menemukanmu. Kehadiranmu memberikanku alasan untuk hidup, dan aku tidak akan pernah bisa membalasmu untuk itu. Jadi, cobalah untuk membuatku tetap hidup, oke? (WARNING!!! : MENGANDUNG BAHASA KASAR DAN KONTEN GRAFIK) Started...