#Apa ini lebih baik?
Atau hanya sebuah ujian diawal?#"Jadi gitu Lif, namanya Raka."
"Apa? Raka? Tapi Raka siapa sih?"
Pertanyaan itu belum dijawab karena kedua orang tadi sudah berlari menuju mobil yang sudah menjemput mereka.
"Kita duluan ya Lif!" kata Anya dan Bunga yang setengah berteriak."Iya." Lifya hanya menimpali dengan senyum biasanya.
"Raka? Tapi Raka siapa? Di dunia ini banyak ada Raka."
Sekarang ia memiliki banyak pr, dan salah satunya adalah pr ini. Siapa sih lelaki itu? Pasalnya, Raka yang mereka sebut, berbeda dengan ciri-ciri Raka yang Lifya kenal.
Jadi, tadi mereka mengatakan bahwa Raka itu anak yang ramah, tampan, pintar, dan suka di deketin sama kakak kelas. Dengan kata lain Lifya menyimpulkan bahwa, mana mungkin Raka yang ia kenal bisa menjadi pujaan hati dan treending topic at Velasda. Lagipula Raka yang ia kenal kan terkenal jutek dan nyebelin. Masa iya dia bisa jadi baik dalam waktu cepat?
Ah sudahlah. Ia tak ingin berpikir panjang tentang hal itu. Baginya, sudah cukup ia berpikir banyak untuk hari ini. lalu ia berjalan keluar gerbang sekolahnya. Namun sial, sejurus kemudian lelaki gila ini muncul lagi setelah dua jam tidak menyapa. Ia terlihat memakai jaket bomber berwarna coklat tua. Cukup keren sih, sekilas mampu membuat Lifya terpukau sebentar.
Dia adalah Farrel, si ketua kelas yang punya segudang cara untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Baik pelajaran maupun harapan, ia selalu punya ambisi besar untuk melakukannya. Jadi, apa ambisinya tentang Lifya? Huh.
Ternyata, sebelum Lifya keluar kelas, Farrel sudah keluar kelas lebih cepat tanpa sepengetahuan Lifya, dan lalu ia berdiri di samping tembok pos satpam dekat gerbang. Oh pantas saja tadi Si Anya yang mengakhiri dan menutup salam di kelas sebelum pulang. Jadi ini toh alasannya kenapa bisa demikian.
"Lo lagi?" sungut Lifya dengan malas dan tetap berjalan.
Farrel yang tahu kalau Lifya ingin pergi, ia pun cepat-cepat menghadang Lifya dengan merentangkan tangannya. "Kenapa sama gue, lo manggilnya lo-gue? Tapi sama anak-anak lain pake aku-kamu?"
"Karena gue mau latihan pengucapan kata itu secara berulang." Lifya menjawabnya dengan wajah yang datar.
"Oh gitu doang? Jadi?"
"Jadi apaan?" tanya Lifya yang membenarkan posisi tas pundak miliknya yang terasa makin berat saja.
"Hei Rel!" sapa seorang laki-laki yang tak ia kenali. Perhatian Lifya ikut tertuju pada asal suara tadi. Tetapi, perhatiannya lebih tertuju pada sebelah lelaki itu.
Deg....
Matanya terpana, apa ini mimpi? Jika mimpi, tolong bangunkan Lifya sekarang juga! Tetapi kenyataannya lain, ini bukanlah mimpi."Heh Nan, belum pulang lo?" tanya Farrel pada lelaki tadi, sehingga mampu membuyarkan lamunan yang ada dipikiran Lifya.
"Nih sekarang. Oya Rel, kenalin nih Raka."
Kenan memperkenalkan sosok itu pada preman pintar yang dari tadi hanya menguntit Lifya.Semoga ia tak terkontaminasi, itu permohonan Lifya didalam hati.
"Woy sob, nice to meet you yeah!" ucap Farrel yang sok nginggris tapi tetap utuh dengan gaya coolnya.
"Oke, gue Raka."
Pandangan mata Kenan kini mengarah pada Lifya. Yang dengan mudahnya mampu membuat Lifya jadi salah tingkah sendiri.
"Wuidih.... cewek siapa nih Rel? Lo punya cem-ceman baru? Bagi atu boleh kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat
Teen Fiction✔#TeenFiction ✔#Love [End] Namanya Lifya, murid pindahan yang akhirnya bertemu dengan Raka. Banyak yang menyayangkan akan bagaimana cerita mereka akan berlanjut. Pantaskah mereka bersama? Apakah Lifya yang lebih baik bersama orang lain...