TERLAMBAT
_________
BAB 30Written by NovitaDamayanthi
*Wattpad*Jam weker di sebelah tempat tidur Lifya telah menunjukan pukul sembilan maka lewat lima belas menit, waktu setempat. Perlahan-lahan matanya yang sempat terpejam kembali ia buka. Lifya merasa kalau ada yang salah dengan jam tidurnya, ditambah lagi dengan perut yang rasanya sangat keroncongan. Oh iya, mungkin penyebabnya karena Lifya belum sempat menyentuh makanan sedikit pun setelah pulang sekolah tadi.
Mau tidak mau ia harus segera bangkit dan keluar menuju meja makan. Ya meskipun kesannya tidak niat untuk bangun dari posisi wuenaknya saat ini. Tapi Lifya tidak mau kalau ia sampai sakit maag hanya karena tidak makan seharian. Jadi, setelah sempat terhuyung sedikit waktu beranjak dari kasur, ia pun tetap memantapkan langkahnya untuk berjalan menuju meja makan.
Di meja makan, Lifya memilih duduk di kursi paling ujung yang biasa diduduki oleh ayahnya. Entah apa yang membuatnya kepingin duduk di sana, tapi setahu kepalanya itu, ia masih merasa sedikit sempoyongan. Ugh, itu pasti gara-gara tidur siangnya yang berlebihan, pikir Lifya.
Mahayu yang semula sedang sibuk menyalakan lampu di dekat meja makan menjadi terperanggah ketika melihat putrinya yang telah bertopang dagu di atas meja, dengan rambut acak-acakan. Mahayu mengira kalau putrinya sedang sakit. Oleh karena itu ada sedikit kekhawatiran di benaknya.
Mahayu berjalan mendekat dan mengulurkan tangannya seraya menyentuh kening Lifya. "Kamu kenapa, Lif?"
"Gak apa-apa kok, bun."
"Eh, gak apa-apa gimana? Ini badan kamu panas lho," sergah Mahayu yang merasa kalau suhu badan Lifya agak meninggi dari biasanya.
"Ini panas lho, kita ke dokter yuk?" sambung Mahayu yang mulai khawatir. Ia khawatir begini karena takut kalau sampai Lifya DB. Apalagi sekarang cuaca di luar sedang hujan, pasti pertumbuhan nyamuk di luaran sana sudah pasti ikut berkembang juga.
Febrian berjalan mendekat menghampiri bunda dan adiknya. "Bun, Lifya kenapa?"
"Aku gak apa kok," dalih Lifya. Sejujurnya ia rasa ia tak panas, mungkin cuaca aja kali yang bikin telapak tangan bunda jadi dingin.
"Coba deh, Feb. Sini, kamu yang ngecek coba," ujar Mahayu.
Febrian menyentuh kening Lifya. Febrian membolak-balik telapak tangan dan punggung tangannya di atas dahi adiknya itu. Febrian merasa kalau sekarang suhu badan Lifya memang sedang sedikit meninggi. Kemudian ia menyuruh adik dan bundanya agar diam di tempat, menunggunya supaya ia balik lagi ke meja makan. Setelah mengambil dompet, jaket dan kunci mobil. Febrian langsung memakaikan jaket yang dibawanya itu ke badan Lifya.
"Kamu mau ajak Lifya kemana, Feb?" tanya bunda yang mulai bingung kenapa Febrian memakaikan Lifya jaket, serta Febrian yang sedang memegang kunci mobil.
"Kita ke rumah sakit aja bun," ucap Febrian singkat.
Setelah Febrian selesai memakaikan jaket pada Lifya, ia kemudian menyuruh adiknya itu agar naik ke atas punggungnya. Di mana Febrian sudah berjongkok di sebelah Lifya. "Naik ke punggung kakak, Lif."
"Gak mau kak," kata Lifya.
"Udah naik aja, kaki kamu pasti lemes."
"Gak mau kak. Malu ...."
"Udah naik aja. Hari ini ayah lagi dinas ke luar kota, kamu mau bikin ayah khawatir di sana?"
"Nggak."
"Ya udah naik."
Lifya patuh. Mahayu membantu Lifya agar bisa digendong oleh Febrian. Mereka bertiga pun berjalan keluar dan menuju garasi rumah dan mengendarai mobil menuju rumah sakit terdekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat
Teen Fiction✔#TeenFiction ✔#Love [End] Namanya Lifya, murid pindahan yang akhirnya bertemu dengan Raka. Banyak yang menyayangkan akan bagaimana cerita mereka akan berlanjut. Pantaskah mereka bersama? Apakah Lifya yang lebih baik bersama orang lain...