#MasaBegitu?
By. NovitaDamayanthi
"Kenapa? Kalo jalan mesti hati-hati?"
tanya lelaki itu seperti bermaksud menantang Lifya.Lifya hanya berdiri dengan wajah yang masih linglung. "Kamu? Tadi kan dikelas? Kok sekarang bisa di sini?"
"Lif, udah deh.. jangan cari Farrel, mending lo kalem aja dikelas. Lo gak sayang nyawa apa?"
Dahi Lifya hanya mengerenyit, dia bingung dengan maksud temannya ini, "Maksudmu dia gimana?"
Bian menoleh dulu ke kiri dan ke kanan, melihat para murid yang masih berlalu lalang dengan anteng di dekat mereka. Setelah dirasa cukup aman, akhirnya Bian mulai mengucapkan sesuatyu. "Dia tuh malaikat pencabut nyawa terbaik yang pernah ada di Velasda! Jadi kurang-kurangin deh Lif deket apalagi nyari dia!"
"Hah? Biarin aja kali Bi...." Lifya terkekeh pelan, "lagian aku cuma bakal kasi dia ini doang. Gak lebih dan gak kurang kok."
"Ya lo nya bilang ga kurang, nah ini apaan?" tunjuk Bian pada kertas ulangan yang kini dipegang erat oleh Lifya. Sedari tadi Bian telah sadar kalau ada noda cokelat kehitaman pada bagian ujung atas kertas putih yang berisikan nilai ulangan harian milik Farrel.
Perkataan Bian ternyata benar juga. Lifya hanya bisa menelan ludahnya yang terasa menyekat di tenggorokannya. Dia berusaha mengedip-ngedipkan matanya yang sedari tadi maaih terbelalak.
"Terus, jadi aku mesti gimana?"
"Lif, sebelum lo ketahuan. Mending kita balik ke kelas, terus taruh deh itu kertas di atas meja guru! Gimana?" saran Bian dengan diselingi nada panik.
"Tapi ini? Aduh aku jadi gak enak Bi.... gak bisa gitu dong?" dalih Lifya yang sebenarnya juga ikutan panik karena Bian yang lebih dulu panik.
"Apaan nih?" sela lelaki berambut acak-acakan itu yang langsung mengayunkan tangannya untuk menyambar kertas ulangan yang sedari tadi masih dipegang oleh Lifya.
Dan ya, sekarang Lifya sedang berada di antara dunia kehidupan akhir dirinya. Sebelum ia berkata, Lifya ingin menahan Bian agar ikut membelanya. Namun sial, anak itu sudah buru-buru pergi dan meninggalkannya di sini bersama sosok preman yang memiliki pembawaan topeng yang kalem dan cerdas di hadapan para guru.
■■■■■
"Ini kenapa kotor?" Suara itu terdengar bertanya. Meski bertanya, bukan berarti itu nada yang santai. Malah, suara itu terdengar membentak. Itu hanya membentak atau bagaimana, yang jelas Lifya sudah takut setengah mati.
"Kok diem? Jawab dong." Hening sesaat. "Oh jadi gak mau bilang?" Detik itu juga, tangan Lifya ditarik paksa tanpa persetujuan dari dirinya. Lalu, kertas ulangan tadi? Ya tentu saja dipegang erat oleh lelaki itu.
Entah kemana ia membawa Lifya, yang jelas detak jantung Lifya sekarang sudah berpacu dengan keras dan keringat dingin yang mengucur deras dipelipisnya. Tak sampai disana, seluruh murid yang berpapasan pun ikut bertanya-tanya dan saling melempar pandangan aneh.
"Ada apa dengan perempuan yang berada dibelakang laki-laki itu?"
"Kok yang ceweknya ketakutan sih?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat
أدب المراهقين✔#TeenFiction ✔#Love [End] Namanya Lifya, murid pindahan yang akhirnya bertemu dengan Raka. Banyak yang menyayangkan akan bagaimana cerita mereka akan berlanjut. Pantaskah mereka bersama? Apakah Lifya yang lebih baik bersama orang lain...