Gue gak ada hubungan apa-apa. Jadi? Untuk apa kita mesti marah? Karena itu percuma, dan itu gak ada artinya.
--Lifya Melody Priska--
Terlambat
Written by NovitaDamayanthi
Part 22
...Happy Reading...
Kantin sekolah terlihat ramai dan bahkan bisa dikatakan kalau kantin ini sudah berubah menjadi lautan manusia yang menunggu antreannya tiba. Lihat saja, dimana-mana ada sahut-sahutan suara yang bisa memekakan telinga. Ada yang mengeluh minta kecap lah, ada yang minta kembalian uang lah, ada yang kibas-kibas tangan biar gak kepanasan, bahkan ada juga yang adu argumen sama pasangannya karena ribut soal mau makan apa dikantin. Dasar pasangan aneh!
Sekarang Sicha lagi misah sama beberapa teman-teman yang biasa dia ajak. Tak tahu mengapa, mereka mengijinkan salah satu bf-nya untuk pergi ke kantin sendirian. Ya meskipun Sicha lagi sendirian ditengah-tengah keramaian seperti ini. Tapi setidaknya dia bisa terlepas sementara dari belenggu kata-kata setan yang hinggap ditelinganya, seperti beberapa saat lalu waktu di kelas.
Dapat! Untung saja, Sicha dapat duduk juga pada akhirnya. Ugh.. Kebayangkan? Bagaimana rasanya berdiri agak lama sambil membawa semangkok bakso yang panas, serta berdiri cukup lama diantara sesaknya kerumunan. Demi sebaskon perasa vanila, dia aja ngeri-ngeri sendiri.
Lalu, ia pun sudah mulai ambil ancang-ancang buat makan bakso. Begitu dia menancapkan garpunya ke salah satu bakso yang ada didalam mangkoknya. Tepat saat ia ingin melahap makanannya, ada seseorang yang menepuk pundak gadis tersebut.
"Kak, permisi ya. Kita boleh duduk?"
Sicha menjadi gondok seketika. Dan ternyata itu adalah Si Kenan dengan Raka disebelahnya.
What?! Gue mimpi apa semalam? Sicha! Fokus. Lo mesti fokus. Fokus Cha!!!
"Oh iya, duduk aja gak apa." Yang merasa diajak berbicara, kemudian menggeser letak duduknya menjadi ke arah samping yang agak lenggang.
"Thanks ya." Ucap Kenan yang langsung duduk di paling pinggir dan Raka tepat disamping dirinya.
"Kak Sicha?"
Yang dipanggil pun menoleh. "Iya, kok bisa tahu?" Sicha keheranan, bagaimana bisa ia juga tahu tentang namanya? Mungkin ia suka stalking tentang dirinya. Kurang lebih seperti itu jawaban yang Sicha kira.
Raka meminum dulu lemon tea miliknya, sebelum dirinya menjawab pertanyaan kakak kelas yang tengah menatap senang ke arahnya. "Aku tau kakak, karena kita ternyata satu ekstra." Setelah itu Raka menawarkan tangannya untuk berkenalan. "Oh kenalin, aku Raka dan ini Kenan."
Aku-kamu? Tunggu nanti deh, kedua kata itu pasti bakalan berubah jadi kita. Batin liar Sicha mulai bermunculan lagi dipikirannya.
Karena merasa dapat durian runtuh, saat itu juga Sicha menyambut uluran tangan Raka. "Gue Sicha Amanda Riary. Kelas 12 IPA 3."
"Ya udah kak, lanjutin aja makannya. Sorry kalo sempet ganggu."
Sicha mengangguk. Tak tahu mengapa, keringat di dahinya terus bercucuran. Entah karena efek salah tingkah yang ia timbulkan, atau nervous saat berada disebelah Raka.
•••••
"Gue kangen banget sama elo sumpah!" Kata Emma yang tiada hentinya saat jam istirahat telah berdenting.
![](https://img.wattpad.com/cover/121655673-288-k929647.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat
Teen Fiction✔#TeenFiction ✔#Love [End] Namanya Lifya, murid pindahan yang akhirnya bertemu dengan Raka. Banyak yang menyayangkan akan bagaimana cerita mereka akan berlanjut. Pantaskah mereka bersama? Apakah Lifya yang lebih baik bersama orang lain...