(16) Sebisa mungkin....

141 13 2
                                    

------------------------------------------------------------------
♡ Gilak kali ya nih cowok.
♡ Mikirnya kurang ajar emang
♡-Lifya Melody Priska-
------------------------------------------------------------------
Story by. Novita Damayanthi

°~☆Happy Reading☆~°


18.10 WIB

Lif, aku laper," ucap Raka yang kepalanya masih tertahan oleh kepala Lifya.

Lifya menegakkan kepalanya dan membiarkan kepala Raka yang bersandar sendiri dibahunya. "Kamu laper ya?"

"Iya, paginya aku cuma makan roti sama minum air aja."

Ia menoleh kesamping kirinya, ia melihat Raka yang sedikit pucat. "Iya deh, bentar aku cari sesuatu dulu ditas."

Dahi Raka mengrenyit. "Emang mana tas kamu, Lif?"

"Tuh dipojokan," tunjuk Lifya dengan dagu.

"Caranya ngambil gimana?"

Lifya menoleh lagi pada Raka. "Ya guling-guling, sama ngesot-ngesot gitu deh Ka."

Raka mengangkat kepalanya tak percaya dengan mulut yang menganga. "Ha?"

"Kok 'ha? Kenapa? Terus caranya aku sampe sini gimana Ka, kalo bukan gitu caranya?"

Raka masih belum paham, toh juga tadinya dia memang gak tahu kalau Lifya posisi awalnya bagaimana. "Coba jelasin deh Lif, tadi kamu ngapain?"

Lifya menunduk dan mencoba menarik nafasnya. "Tadi, awalnya aku ada di sebelah kiri badan kamu. Cuma, nih ya cuma. Cuma aku kasihan aja sama kepala kamu yang nunduk gak jelas, apalagi hidung kamu sempet berdarah dikit." Merasa nafasnya habis. Lifya menarik lagi nafasnya dan melanjutkan lagi, "nah, makanya aku ngelakuin cara tadi yang aku bilang biar bisa nopang kamu. Eh kepala kamu, deng."

Setelah ia menjelaskan semuanya, Raka menggangguk mengerti. Dan sekarang, perhatiannya masih tertuju pada Lifya. "Ini baju kamu kotor pasti gara-gara tadi ya?"

"Hehehe iya. Tau aja ya kamu Ka." Cengir Lifya.

"Nah itu, itu mata kamu sembab karena apa?" tanya Raka dengan ingin tahu.

Seketika Lifya menjadi salah tingkah sendiri. Gak, gak boleh bilang apa-apa. Ya malulah, kalo ketahuan nangis dihadapan cowok sedingin Raka.  Lifya berkata di dalam hati. Lalu, ia hanya bisa menggeleng dengan cepat dan kembali berkata. "Masa sih sembab?"

"Iya, kamu diapain sama mereka?" Tanya Raka curiga.

Mata Lifya terbelalak, Gilak kali ya nih cowok. Mikirnya kurang ajar emang. Batin Lifya tak habis pikir. Tanpa sadar kepalanya malah ikut geleng-geleng sendiri. Sehingga membuat Raka bertanya lagi, "Kamu kenapa? Atau jangan-jangan...."

"Jangan-jangan apa?"

"Jangan-jangan kamu nangisin aku ya?"

Deg...
Pipi Lifya terasa panas. Untung ruangannya gelap, kalau terang? Ya katahuan deh kalau Lifya lagi malu-malu sendiri.

"Kok diem? Beneran ya? Tuh kan bener kalau lu lagi nangisin gue."

Lu? Raka memanggil Lifya dengan sebutan lu? Karena satu kata yang berbeda inilah yang membuat Lifya memasang wajah datar secara tiba-tiba.

"Kenapa? Kok tiba-tiba jadi bete gitu mukanya?" Tanya Raka yang sadar kalau air  wajah Lifya mulai berubah. "Hei, aku cuma bercanda manggil kamu gitu, Lif." Kata Raka yang diiringi dengan senyuman.

"Yee, mana ada. Ge-er banget sih."

"Ya udah, mana makanan yang kamu bawa?"

"Ya ya bentar bawel!" Ucap Lifya sarkastik.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang