Story by. Novita Damayanthi
Sesuai janji Author, kalau akan up sekarang... dan ini buktinyaaaaa..
Ingat, ND memberi bukti bukan janji
A: Kok kayak kenal, ini iklan bukan sih?
aelah ngiklan
Author : Maaf, maaf...Yuk di gas sajalahhhhh.....
°~☆Happy Reading☆~°
Menteng, 22.59 WIB
Kawasan Rumah Lifya.Diluar sedang hujan deras, disertai dengan petir yang mulai menggema.
Tiada hentinya bunda menyibakkan gorden yang langsung mengarah ke teras depan. Ia berharap kalau Lifya cepat pulang.
Dibelakang meski tidak begitu dekat, ada Surya dan Febrian yang masih sibuk membolak-balik buku telepon."Yah, gimana? Ada info gak?" Tanya bunda yang berjalan mendekat kearah meja telepon.
Surya menggeleng, "tidak, semua bilang kalau Lifya hilang tiba-tiba."
"Bun, apa kita gak lapor polisi aja? Febrian takut kalau Lifya kenapa-napa. Mana tuh anak gak bisa bela diri lagi bun."
"hush Feb, gak boleh gitu ah."
"Tapi kalo kata Febrian mending jangan dulu deh nak kita lapor polisi. Soalnya Lifya belum hilang 24 jam. Sekarang kita tunggu dulu dan tetap tenang satu sama lain." Terang ayah pada keduanya.
"Gak, bunda gak bisa tenang yah.. Gimana mau tenang kalo salah satu diantara kita hilang?" Setelah mengatakan itu, bunda menjadi histeris sendiri.
Merasa kasihan, Surya yang sebagai kepala keluarga mencoba untuk menenangkan istrinya. "Bun, tenang. Tarik nafas dulu. Coba kita pikirin sekarang, ini udah jam sebelas malam, dan kita nelponin semua teman-teman Lifya. Ayah ngerasa kalau kita salah, karena kita gangguin jam istirahat mereka."
Febrian yang mendengar penjelasan ayahnya, hanya bisa manggut-manggut mengerti. Kan, omongan ayah ada benarnya juga. Begitu pikirnya.
Merasa bingung dengan apa yang harus dilakukan, Febrian mulai angkat bicara.
"Ya, terus sekarang apa yang harus kita lakuin yah?""Kita semua tidur dulu ya-" belum selesai Surya bicara, Mahayu sudah ingin memotong penjelasan suaminya. Tetapi, kesempatan itu tidak diberikan untuk istrinya, ia masih melanjutkan penjelasannya kembali. "Sekarang kita istirahat, besok jam tujuh kita datang ke Velasda, setelah itu kita pergi ke kantor polisi. Feb, kamu tidur dulu sekarang. Istirahat ya, taruh dulu project ilmiah kampus kamu, bisa?"
"Bisa yah, bisa."
"Ya udah, tidur gih."
Febrian pun melangkahkan kakinya menuju kamar, kebetulan kamarnya ada dilantai dua dan bersebelahan dengan kamar orang tuanya. Tapi, dilantai bawah dekat tangga, ia berhenti sebentar sebelum menaiki anak tangga yang pertama.
Terlihat kalau ruangan itu berwarna biru muda cerah, khas dengan pernak-pernik perempuan, itu adalah kamar Lifya. Ia amati sebentar ruangan itu. Dan ya, dia pun langsung melangkahkan kakinya menuju lantai atas.
Sementara dibawah, kedua orang tuanya masih sibuk dengan permasalahan saat ini. Lalu, sekitar jam dua belas lebih lima. Kedua orang tua Lifya dan Febrian akhirnya pasrah dan istirahat sebentar dengan perasaan yang masih kalut akan keberadaan putrinya.
!___________________________________________!
🌩🌩🌩🌩🌩🌩🌩🌩🌩🌩🌩🌩🌩
🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙 ¡__________________________________________¡

KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat
Teen Fiction✔#TeenFiction ✔#Love [End] Namanya Lifya, murid pindahan yang akhirnya bertemu dengan Raka. Banyak yang menyayangkan akan bagaimana cerita mereka akan berlanjut. Pantaskah mereka bersama? Apakah Lifya yang lebih baik bersama orang lain...