Terlambat

(18) Terlepas...

Back to story....

Story By, Novita Damayanthi
-
-
-
-

01.00 WIB

Rupanya Antonio berjalan menuruni anak tangga, dia menuju ke dekat sofa. Betapa terkejutnya ia ketika ia menemukan Lady tertidur di atas sofa dengan raut wajah yang terlukis dengan lelah. Akhirnya, ia berniat untuk mengambilkan selimut dibandingkan harus membangunkan mamanya. Tetapi ada sesuatu yang membuat Antonio enggan untuk mengambil selimut itu sekarang.

Di tangan kanan mamanya, masih tergenggam sebuah ponsel. Tapi, kenapa layarnya hidup? Mungkin ada pesan masuk.
Tidak berpikir panjang, Antonio meraih ponsel di tangan mamanya.

Secara keseluruhan Antonio melihat percakapan mama dan papanya? Pertanyaan bertubi mulai berseliweran di benaknya, kenapa papa dan mama bisa saling mengirim pesan? Bukankah mamanya sudah memutuskan agar hilang kontak saja dengan papanya?

Today, 00.05

Ndra, anak kamu hilang.

Ndra, bantu kami cari Raka...

Send....

Today, 00.30

Ndra... Kamu ayah kandungnya

Naluri kasih sayang kamu masih ada atau nggak sih?

Ndra, gak masalah buat aku kalo kamu lebih mentingin dia dibanding aku atau keluargaku.
T

api ini anak kamu!

Send....

Today, 00.45

*Itu urusan kamu. Aku udah lepas tanggung jawab dari kalian.

*Masalah Raka hilang atau apapun itu. Itu tanggung jawab kamu sebagai ibunya.

Tapi untuk saat ini aku butuh bantuan kamu. Ayo Ndra, bantu aku. Kali ini aja.
Send...

*Berikan hak asuh salah satu dari mereka untuk ku.

Gak! Sampai kapan pun akan tetap tidak.
Send...

*Ya sudah, aku tidak bisa berbuat banyak.

Percuma aku minta bantuan sama kamu!
Send...

*Terserah.

*Aku hanya mau katakan sama kamu. Jangan ganggu kami, karena aku udah bahagia disini dengannya.

Tega sama anak sendiri aja kamu perhitungan!
Send...

Setelah selesai ia membaca pesan singkat kedua orang tuanya. Tangan Antonio mengepal kuat di samping pahanya. Ingin rasanya ia mendatangi pria itu, berkata dengan keras di depan wajah pria itu sambil menarik kerah bajunya. Tidak tahukah ia, kalau Lady, Raka dan dirinya harus bisa terbiasa hidup tanpa cinta kasih dari seorang suami dan perlindungan seorang ayah?!

Lady terbangun dari tidurnya. Saat itu mata mamanya sudah sangat merah, tanpa basa basi atau membahas tentang kejadian orang tuanya tadi. Antonio menyuruh mamanya agar tidur di kamar saja. Lady mengangguk dan pergi ke kamarn, meninggalkan berkas-berkas kantor yang entah bagaimana cara mengaturnya.