(21) Warning!!!

162 12 0
                                    

Vote ☆☆☆ if you see this :)
Thanks a lot :D

Jadilah pembaca yang bijak guys :)
=
=
Awas sobek. Jangan dilepas ya..
ಥ⌣ಥ
=
=

Part by Novita Damayanthi

"Belok sini, Lif." Ajak Raka saat elevator mereka sudah sampai atas.

"Ka, mau beli apa dulu?" Tanya Lifya hati-hati.

Sejenak Raka tampak berpikir, lalu ia menoleh untuk melihat Lifya dengan tatapan menilai. Sadar karena dilihat aneh, cewek itu membuka suaranya. "Ka? Ap-apa ada yang salah?"

"Kita beli baju buat kamu dulu ya. Dan kali ini harus aku yang milihin."

"Tap.. Tapi-"

"Gak ada tapi-tapian, entar kamu yang gantian milihin baju buat aku. Oke? Its esay Lifya Melody Priska..." Kata Raka menyela prkataan Lifya dan diiringi dengan matanya yang mengerling.

"Fine.. Its okay. Tapi jangan milihin aku baju yang aneh!" Kata Lifya setengah berteriak karena Raka yang malah berjalan cepat menjauhi dia.

"What ever I want.." Ujar Raka dengan kibasan tangan di udara.

"Arghhh.. Tungguin woy!!" Pekik Lifya sambil berlari mendekati cowok jutek tersebut. Ya mau gimana lagi? Lifya hanya bisa nurut-nurut saja, toh juga gratis kan? Gak apalah, biar menghargai Si Jutek aja.

Setelah ia bisa menyesuaikan langkah dengan Raka. Ia lalu memberitahukan sesuatu, "Ka,  aku jangan ditinggal-tinggal. Nanti kalo aku diculik terus ngilang gimana? Jakarta kan kejam, kata orang-orang sih gitu." Ucap Lifya terang-terangan.

"Beberapa jam yang lalu juga kita diculik kan?" Tanya Raka balik.

"Iya sih. Eh tapi, aku baru tinggal di Jakarta. Jadi maklumin aku yang rada-rada katrok kalau diajak kemana-mana."

Raka berhenti tiba-tiba. Yang membuat Lifya malah hampir tersandung karena menahan gerakannya sendiri.
"Ngapain kok diem?" Tanya Lifya, namun pertanyaan itu tidak dijawab oleh Raka. Lalu ia menengok kemana arah mata Raka, dan perhatiannya ternyata tertuju pada sebuah etalase disebelahnya yang bertuliskan ZARA.

"Masuk Lif." Perintah Raka, yang menyuruh untuk mengikutinya yang tengah berjalan lebih dulu.

Tak perlu menuyuruh si mbak pramuniaga untuk mendekat. Tanpa disuruh mereka sudah mengikuti keduanya saat berjalan memilih baju.

Saat Raka memilihkan baju untuk Lifya. Gadis yang dibelikan baju malah sedikit risih dengan pelayanan toko ini. Entah mengapa rasanya para pramuniaga ini ingin mengatakan dengan halus kalau: Tihati. Barang mahal. Jangan sampe kecolongan. Awas aja sampe rusak. Kurang lebih seperti itu.

"Ka, ini kenapa milihnya ditempat beginian sih?" Tanya Lifya saat mbak-mbaknya itu berbalik badan dan bersiap pergi untuk mengambilkan baju seukuran Lifya.

"Kenapa? Risih ya?" Tanya Raka kalem.

"Ya lah.. Gimana gak risih kalau kita kayak dianggep kleptomania."

"B aja. Mungkin mereka ngira kita kesini gak bawa uang, kali." Dalih Raka pada gadis disebelahnya.

"Gak bawa uang?" Tanya Lifya keheranan, "coba aku liat harganya." Sesaat setelah ia melihat harganya, Lifya hanya bisa mengerutkan kening dan memijitnya pelan.

Gilak. Ini baju, apa harga cicilan rumah? Mahal bener. Gak. Gak sanggup dah makek atau beli. Apa sih yang bikin mahal? Cuma bluss biasa doang padahal. Batin Lifya.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang