"And under the lights when everything goes. Nowhere to hide when I'm getting you close. When we move, well, you already know. So just imagine, just imagine, just imagine."
~Can't Stop The Feeling~
Justin Timberlake
★★★★★★★★Sepanjang kegiatan di sekolah, keadaan Sherra tidak kunjung membaik. Resh pun menjadi cemas akan keadaan Sherra. Terlebih ketika Sherra -tidak seperti biasanya- tidak membaca buku di pojok koridor saat jam istirahat seperti sekarang, melainkan menelungkupkan kepalanya diantara kedua tangannya. Seperti sedang tertidur.
"Sher..." Resh mendatangi bangku Sherra lalu memanggil Sherra perlahan. Awan yang duduk di sebelah Sherra dan India yang duduk di belakang Sherra ikut menaruh atensi mereka kepada Sherra. Sherra mengangkat kepalanya dan menatap Resh. "Hm?"
"Are you okay?" Tanya Resh. "Kamu tambah pucet." Lanjut Resh.
"Kepala gue sakit. Dan dingin banget disini." Sherra bangkit sambil memeluk dirinya sendiri. Jaket Resh yang -dengan paksaan Resh- dipakainya, tampak tidak membantu Sherra agar lebih hangat.
"Ke UKS yuk." Ajak Resh. Sherra menggeleng lemah.
"Duh.. Ini aku lagi panik! Iyain aja kenapa. Badan kamu juga lagi panas, kan? Udah deh. Pasti diizinin sama gurunya. Buruan." Ucap Resh cepat dan menarik tangan Sherra -seperti tadi- untuk menuju UKS. Sherra sekali lagi hanya bisa mengikuti tarikan tangan Resh.
"Wan, Ya.. Izi---"
"Iya." Potong Awan dan India sebelum Resh menyelesaikan ucapannya. "Lo tenang aja." Lanjut Awan disahuti anggukan oleh India.
"Thanks." Ucap Resh sambil berlalu pergi.
Sesampainya di UKS putri, Resh membukakan pintu UKS tersebut untuk Sherra. Saat membuka pintu, Resh mematung sejenak karena ternyata ada orang -pasangan tepatnya- di dalam UKS tersebut. Pasangan yang sudah pernah mereka temui di kedai teh. Ya... Nando dan Ine.
Nando tampak sedang duduk dan mengelus puncak kepala Ine yang terbaring di bangkar UKS. Saat mendengar ada suara pintu terbuka dan langkah kaki mendekatinya, Nando menoleh pada asal suara tersebut. Laki-laki itu dapat melihat Resh yang menarik napas panjang lalu berjalan kearahnya bersama seorang perempuan.
"Oy.. Resh... Dan... Lo Sherra.. Yakan?" Sherra mengangguk pelan menanggapi ucapan Nando. "Kalian ngapain kesini?"
"Dia..." Resh menepuk kepala Sherra pelan. "Gak enak badan." Lanjut Resh sambil melepaskan genggamannya dari tangan Sherra. Sherra yang merasakan tangannya tidak lagi hangat hanya bisa merasakan kecewa di dalam hatinya.
"Kamu tidur aja Sher. Aku jagain." Sherra mengangguk ragu lalu naik ke atas bangkar yang berada tepat di sebelah bangkar Ine.
Resh sama sekali tidak membantunya. Padahal saat akan berbaring, kepala Sherra pusing bukan main, sampai membuat Sherra mendesis kesakitan.
"Lo kenapa diem aja, sih?" Tanya Nando yang langsung bangkit berdiri dan membantu Sherra berbaring. Mengabaikan Resh yang masih saja terdiam dan malah menatap kekasihnya yang saat ini sedang tidur.
"Lo gapapa, kan?" Nando memastikan keadaan Sherra setelah Sherra terbaring dengan nyaman di bangkarnya. Sherra mengangguk lemah. "Makasih." Kata Sherra, tetapi pandangannya tidak mengarah kepada Nando, melainkan mengarah kepada Resh yang masih saja tidak memandangnya, seperti tak peduli kepada Sherra. Kalau memang Resh tidak berniat merawatnya, seharusnya Resh tidak perlu membawanya ke UKS. Mungkin ke UKS hanyalah alasan Resh untuk menghindari jam pelajaran berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fresh Tea
Teen FictionOur Series 2, cerita kedua dari trilogi Ours. Menenangkan. Itulah definisi dari teh tawar. Aromanya mampu membuat banyak orang menjadi lebih rileks. Sama dengan Elsherra Olivia Christian. Sifatnya yang tenang adalah andalannya. Hidupnya selalu tawar...