"You make me glow, but I cover up, won’t let it show. So I’m... Puttin’ my defenses up, 'cause I don’t wanna fall in love. If I ever did that, I think I’d have a heart attack."
~Heart Attack~
Demi Lovato
★★★★★★★★"Resh!" Seru Nando saat Resh berada di depan kelasnya. "Lo Resh, kan? Resh Brown?" Resh mengangguk tanpa berkata-kata. Mulutnya tidak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata karena keterkejutan masih tersisa. Setelah menyadarkan dirinya sendiri bahwa yang dialaminya bukanlah suatu mimpi, Resh baru lebih tenang dan bisa mengendalikan dirinya dari rasa kaget -bercampur bahagianya-.
"Nando! Ini bener kamu?" Resh dan Nando tanpa di aba-aba pun langsung melakukan tos ala lelaki. Nando merangkul Resh dan berkata, "Hei bro, ini siapa?" Tanya Nando sambil menatap kearah Ine yang sedari tadi hanya diam dan memperhatikan keduanya dengan raut tidak mengerti.
"Oh iya." Resh pun tanpa curiga memperkenalkan mereka berdua. "Nando, ini Ine. Temen sekelas kamu, temen SMP aku selama di negara ini juga. Ine, ini Nando. Laki-laki yang sering aku ceritain, yang sahabat lama aku itu loh." Keduanya pun bersalaman dan saling memberikan senyum.
"Gue Nando."
"Gue Ine."
"Berhubung sekarang kalian temen sekelas, jadi kalian berua yang rukun ya. Sayangnya aku gak minat masuk kelas sosial, jadi aku nggak bisa sekelas sama kalian." Ucap Resh sambil merangkul keduanya.
Jantung Resh berdebar seketika ketika ia merangkul kedua temannya. Debaran itu terasa ganjil dan tidak nyaman, dan Resh tau penyebabnya. Penyebabnya adalah -tidak lain- karena kedua orang yang ada di rangkulannya ini adalah dua orang yang ia sukai. Aneh sekali bukan?
Resh melelaskan rangkulannya, lalu dirinya dan kedua sahabatnya mulai membicarakan berbagai topik tidak penting. Saat mengobrol, Resh menatap keduanya bergantian.
Pertama, Resh menatap Nando. Dan setelah itu, Resh langsung mengumpat dalam hati, menyalahkan organ di dalam rongga dadanya yang berdetak cepat ketika menatap Nando. Resh mengutuki dirinya sendiri. Mengatai bahwa dirinya tidak normal, karena kenyataan bahwa dirinya memang masih menyukai Nando. Itu sama sekali bukan hal yang diharapkannya. Tetapi dia tida bisa memungkiri, bahwa dia bahagia, nyaman, dan... Seperti sebagian dirinya kembali lagi saat Nando kembali ada di dekatnya. 'You're crazy.' Maki Resh pada dirinya sendiri dalam hati. Lalu beberapa saat kemudian ia menarik nafas panjang dan memejamkan mata sejenak, meredakan denyutan cepat jantungnya, berusaha agar jantungnya kembali berdetak normal.
Hanya beberapa detik, lalu ia membuka matanya dan menatap perempuan yang sedang tertawa karena lelucon yang dilontarkan Nando. Resh menatap Ine. Hatinya kembali mengutuki jantungnya. Jantungnya berdetak cepat karena dia merasa bahwa senyum Ine sangat manis. Ine sangat baik. Seorang Jasmine Rosella berhasil membuatnya nyaman. Jadi.. Resh jatuh cinta pada semua orang yang membuatnya nyaman? Resh menggeleng sekilas untuk menampik pernyataan itu. Bukan. Resh menyukai Ine karena Ine berbeda. Perbedaan yang tidak dapat ia deskripsikan. Resh sekali lagi menghela nafas panjang. Jatuh cintanya pada Ine sangat abstrak dan tidak jelas.
Tanpa Resh duga, helaan nafasnya kali itu membuat perhatian Ine dan Nando menjadi tertuju kepadanya. "Resh.. Lo kenapa?" Tanya Ine. Nando mengangguk setuju. "Iya, lo kenapa?"
"Gue gapapa." Ine menyipitkan mata tidak percaya. "Bilangnya gapapa.. Tapi mukanya gak meyakinkan gitu." Nyinyir Ine. Resh terkekeh. Kebiasaan Ine selama berteman dengannya: 'Tidak pernah mempercayai sesuatu dengan mudah.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fresh Tea
أدب المراهقينOur Series 2, cerita kedua dari trilogi Ours. Menenangkan. Itulah definisi dari teh tawar. Aromanya mampu membuat banyak orang menjadi lebih rileks. Sama dengan Elsherra Olivia Christian. Sifatnya yang tenang adalah andalannya. Hidupnya selalu tawar...