"And I could try to run, but it would be useless. You're to blame. Just one hit of you, I knew I'll never be the same."
~Never be the same~
Camila Cabello
★★★★★★★★Keesokan harinya, Sherra bangun di tendanya. Ia mengintip keluar dan melihat matahari belum terbit, mungkin sekarang masih sekitar pukul setengah empat pagi. Gadis itu menarik nafas dalam lalu menghembuskannya sambil melipat tangan dan mengusap-usap lengannya sendiri. Diluar masih sepi. Juga dingin.
Tunggu.. Dingin?
Sherra berpikir sejenak, lalu menatap tubuhnya, dan benar saja... Jaket milik Resh masih ia pakai sampai saat ini. Kalau dia yang menggunakan jaket saja bisa kedinginan, bagaimana dengan Resh yang tidak memakai jaket dari kemarin malam.
Sherra langsung mengambil jaketnya sendiri saat memikirkan hal itu, ia melepas jaket Resh, dan mengenakan jaketnya sendiri. Setelah itu, Sherra beranjak keluar dari tenda, meninggalkan India -yang belum terbangun- sendirian.
Sherra berjalan pelan-pelan, karena kakinya masih terasa nyeri ketika digerakkan. Dia berjalan menuju ke area tenda para lelaki dan mencari tenda Resh. Area ini tampak sepi, bahkan terdengar dengkuran dari beberapa tenda. Sherra tersenyum kecil saat mendengar dengkuran-dengkuran itu.
Sherra mencoba mengingat-ingat, tenda yang berwarna biru gelap dan berada di paling belakang diantara jajaran tenda yang ada. Itu kata Resh saat Sherra menanyakan lokasi tenda Resh kemarin.
Gotcha! Sherra menemukan tenda yang dimaksud Resh kemarin malam.
Sherra mendekati tenda Resh perlahan, tapi begitu tinggal dua langkah lagi bagi Sherra untuk mencapai mulut tenda, tiba-tiba seorang laki-laki kelur dari tenda itu. Sherra terkejut dan hendak melangkah mundur, tapi karena embun pagi yang ada di rumput, rumput-rumput itu menjadi licin, dan itu membuat Sherra tergelincir. Yang bisa Sherra lakukan hanya menutup matanya, bersiap menghadapi sakit karena punggungnya terhantam tanah berumput.
Tapi yang dirasakannya bukan tanah berumput, malah sepertinya dia tidak jadi jatuh. Sherra membuka matanya perlahan ketika merasa tubuhnya menjadi hangat.
"Kamu hati-hatilah, Sher. Udah tau kalo pagi-pagi banyak embun, tanahnya jadi basah trus licin, kaki kamu itu kan juga belum bener, ngapain kamu pake jalan-jalan sampai tenda aku segala? Kalo nanti kaki kamu makin kerasa nyeri gimana? Nanti kal---"
"Lo bawel deh, Resh." Ucap Sherra sambil menahan rasa malunya saat melihat posisi Resh memeluknya. Benar-benar memeluknya. Astaga! Rasanya Sherra ingin hilang dari muka Bumi sekarang juga.
"Umm... Resh.. Makasih udah nolongin gue. Lo bisa lepasin gue sekarang." Kata gadis itu lagi sambil menunduk dalam pelukan Resh.
Seulas senyuman muncul dari bibir lelaki itu. "Emangnya kenapa kalo aku peluk, hm?" Resh mengeratkan pelukannya pada tubuh langsing Sherra.
Sherra kembali menghadapi ucapan Resh dengan gugup. Sangat gugup. "N-nanti kita dilihatin banyak orang, lepas dong Resh..." Pintanya untuk kesekian kali.
"Kalo dilihatin banyak orang ya biar aja. Takut banget dilihatin. Jangan jangan kamu ga suka aku peluk ya? Atauuuu... Kamu lagi suka sama cowok, trus kamu gak mau cowok itu lihat kita pelukan. Ckckck... Kamu setia banget sama cowok itu." Goda Resh. Sebenarnya Resh mulai tidak enak menggoda Sherra dengan cara seperti ini. Ini sama saja mendeklarasikan dirinya sebagai laki-laki tidak peka. Padahal Resh itu peka.
Sementara itu, Sherra tercenung mendengar perkataan Resh. Suka pada laki-laki? Tentu. Sherra suka pada satu laki-laki saat ini. Takut kalau laki-laki yang ia sukai melihatnya dipeluk oleh Resh? Tentu saja tidak. Karena Sherra mencintai orang yang memeluknya sekarang ini. Sherra merasa senang ketika Resh memeluknya seperti sekarang ini. Rasanya nyaman. Tapi kenyamanan ini malah semakin membuat Sherra sadar, bahwa kemungkinan Resh menyukainya balik adalah nol. Mustahil. Mungkin Resh memeluknya dengan santai karena lelaki ini tidak merasakan rasa apapun -lebih dari sekedar teman- saat memeluk Sherra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fresh Tea
Подростковая литератураOur Series 2, cerita kedua dari trilogi Ours. Menenangkan. Itulah definisi dari teh tawar. Aromanya mampu membuat banyak orang menjadi lebih rileks. Sama dengan Elsherra Olivia Christian. Sifatnya yang tenang adalah andalannya. Hidupnya selalu tawar...