Prolog

11.5K 461 50
                                    

'Everything that you ever dreamt of, disappearing when you wake up."
~Night Changes-
One Direction

★★★★★★★★

Sherra bangun dari tidurnya saat mendengar suara ketukan pintu. Dilihatnya jam dinding yang tepat berada di atas pintu kamar. Sherra menghela nafasnya saat mengetahui bahwa saat itu sudah jam sebelas malam.

Gadis itu turun dari tempat tidur dan membuka pintu kamarnya. Di balik pintu itu tampaklah Sam, kakak lelaki satu-satunya yang dimiliki Sherra.

Sam memandang Sherra dari ujung kaki sampai ujung kepala, lalu menggeleng gelengkan kepala takzim. "Sejak kapan gue punya adik gatau waktu kayak lo?" Tanya Sam kepada Sherra. Dan Sherra tersenyum tipis menanggapi keluhan kakaknya.

Sherra mengamati tubuhnya sendiri yang masih dibalut seragam dari atas hingga bawah. Wajar jika Sam mengatakan bahwa Sherra tidak tau waktu. Ini pukul sebelas malam dan dirinya masih baru bangun dari tidur siangnya. Tidur siang berkepanjangan lebih tepatnya.

"Gue mandi dulu." Ucap Sherra sambil berlalu masuk ke dalam kamar tanpa menutup pintu. Karena Sherra tau, bahwa kakaknya itu membuntutinya masuk dan duduk di sudut ruangan tempat buku bacaan serta berbagai buku ilmu ditata rapi.

"Lo beli buku baru yakan?" Tanya Sam. "Kemarin gue lihat lo di mall waktu gue jalan sama Vanessa." Lanjut laki laki itu.

"Iya... Di rak atas, belum gue buka plastiknya. Pilih aja salah satu." Sahut Sherra sambil tetap melangkah menuju kamar mandi, lalu masuk dan mengunci pintu kamar mandi itu.

Sam melihat-lihat koleksi buku baru Sherra. Dia mengambil enam novel untuk dibaca judul dan sinopsisnya. Dan tak lama kemudian, pilihannya jatuh pada buku karya Tere Liye yang berjudul Tentang Kamu.

Saat mengamati buku bersampul cokelat yang masih tersegel dan bergambar sepasang sepatu sebagai covernya itu, sebuah amplop jatuh dari selipan novel novel yang tadi diambilnya. Sam mengernyitkan alisnya dan mengambil surat itu dari lantai.

Dia membolak balik amplop putih polos itu, tetapi tidak menemukan identitas apapun disana. Akhirnya, karena rasa penasaran yang tinggi, Sam meletakkan buku buku baru tadi kmbali ke tempatnya -kecuali Tentang Kamu- dan mengambil kertas yang ada di dalam amplop itu.

Sam membuka lipatan dan mengamati kertas itu. Dia menemukan beberapa kalimat disana. Sam mulai membacanya:

5 Agustus 2017,
Aku mulai tau kalau aku mencintaimu sepenuh hatiku. Terlepas dari semua masa laluku dan semua perlakuanku kepadamu, dengan segenap hatiku aku mencintaimu.

Maafkan aku, Sherra. Aku terlambat menyadarinya. Disaat aku mulai menerima dan dekat dengan orang lain, aku baru sadar kalau aku mencintaimu. Kamu harus percaya kepadaku, aku sudah berubah, dan aku sudah normal.

Aku mencintaimu, dengan segala kekuranganku, dan dengan segala ketidaknormalanku.

Will you be my girlfriend?

Benar benar tidak ada pengirimnya. Tapi sepertinya, Sherra tau siapa pengirimnya. Terlihat dengan adanya jejak tetesan air mata yang mengering di kertas itu.

Air mata? Sherra menangis? Apa apaan ini? Siapa yang bisa membuat dia menangis? Itulah ucapan batin Sam. Batinnya mengungkapkan segala perasaan bingung dan ketidak percayaannya.

Bagaimana Sam tidak bingung? Sherra punya pengendalian diri yang baik, dan dia tidak akan mudah menangis. Terakhir kali dia menangis adalah sekitar sembilan bulan yang lalu. Saat first kiss Sherra diambil oleh seorang Rafael Radenka Adrian. Bahkan menyabutkan namanya kembali -walaupun hanya dalam hati- membuat darah Sam mendidih. Sam pasti sudah menghajar bajingan itu kalau saja Sherra tidak menghentikannya dan menyuruhnya diam saja dan tidak perlu ikut campur.

Lalu sekarang, kenapa adiknya menangis lagi? Pandangan Sam tertuju pada pintu toilet yang masih tertutup. Bunyi shower terdengar samar samar.

Sam menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Dia bimbang, apakah harus menanyakan hal ini kepada Sherra, atau.. Diam saja dan tidak usah ikut campur?

Tidak tidak... Sebagai kakak yang baik, Sam tidak boleh membiarkan adiknya menutupi sesuatu. Terlebih adiknya ini perempuan. Jangan sampai kejadian sejenis first kiss -atau bahkan lebih parah- terjadi kepada adiknya lagi.

Sam memutuskan untuk tengkurap di atas tempat tidur Sherra sambil membaca buku -yang plastiknya baru saja dia buka dan dibuangnya sembarangan- sambil menunggu Sherra selesai mandi.

Tidak lama kemudian -sekitar sepuluh menit- Sherra sudah keluar dari kamar mandinya dan Sam melihat adiknya yang berpiyama warna pink fanta itu sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk yang ada di sebelah kanan tangannya, sementara tangan kirinya menaruh pakaiannya di keranjang cucian kotor yang sudah tersedia.

"Lo tuh udah mandi malem malem, masih aja pake keramas. Gak takut kembung tuh perut?" Kembung adalah istilah lain dari masuk angin. Sekali lagi, Sherra hanya tersenyum.

Sebuah pemikiran kembali berkelebat dalam benak Sam. Apa penyebab Sherra jadi selalu bangun kemaleman itu ada hubungannya sama surat tadi ya?

Karena Sam ingat benar, Sherra mulai melakukan tidur siang berkepanjangan -tidak sesuai dengan tidur siang Sherra biasanya yang tidak pernah kelewatan- adalah sekitar kurun waktu enam bulan belakangan ini.

Saat pertama kali menemukan Sherra tidur sampai lewat jamnya, Sam maklum. Dan Sam berpikir mungkin saja Sherra kelelahan karena aktivitas sekolah. Tetapi semakin lama, Sam sedikit merasa cemas jika ada sesuatu yang terjadi kepada adiknya.

Sam menatap Sherra yang baru saja selesai mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer sedang merapikan kabel pengering ramhut itu dan meletakkannya di laci berwarna coklat yang sepaket dengan meja rias gadis itu.

"Eh, Sher..." Panggil Sam. Sam merubah posisinya dari telungkup menjadi duduk bersila di atas tempat tidur Sherra.

"Hm?"

"Sini deh." Sam memberikan isyarat tangan agar Sherra mendekat dan duduk di sebelahnya. Sherra hanya menuruti apa yang dikatakan kakaknya.

Sam menatap Sherra. "Lo kenapa?" Tanya Sam. Membuat Sherra mengernyitkan dahinya bingung. Tidak mengerti apa maksud perkataan lelaki itu.

"Kenapa apaan?" Ucap Sherra sambil melirik buku yang ada di tangan Sam. Dan... Satu benda yang juga ada di tangan kakaknya... Ya ampun.. Itu... Surat itu...

Sam menyerahkan surat itu kepada adiknya. "Ini surat apa, Sher?" Tanya Sam sambil mengelus rambut Sherra dengan sayang.

Sherra mengambil surat itu dan menggenggamnya erat. Surat yang diberikan oleh orang itu kemarin. Mulut Sherra seakan terkunci saat kakaknya menuntut penjelasan darinya.

"Lo sampe nangis baca surat itu. Cerita ke kakak dong, itu surat apa..." Pinta Sam sekali lagi.

Sherra menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya perlahan. Untuk yang kesekian kalinya, dia membaca lipatan surat itu. Rasanya masih sama saat membaca surat itu. Hatinya terasa diremas.

"Gue bakalan ceritain kisah gue. Tapi gue mohon, Kak... Jangan menyela apapun dari awal sampai akhir. Dengerin aja dengan baik." Ucap Sherra. Sherra bernafas panjang lagi, menyiapkan rancangan kata kata untuk menceritakan kisah surat itu kepada kakaknya.

"Jadi, semuanya dimulai waktu awal masuk semester dua."

Dan kisah Sherra pun dimulai disini.

★★★★★★★★

Hai hai.. New story:)) ada yang kangen sama Sherra? Atau kangen sama Sam? Atau kangen sama aku? #abaikan:D

Vomments yang banyak yaaa.. Biar aku semangat ngelanjutin cerita ini sampai selesai..:D

2 September 2017,
Callista

Our Fresh TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang