"He knows. Dirty secrets that I keep. Does he know it's killing me? He knows, he knows. D-d-does he know?"
~I Know What You Did Last Summer~
Shawn Mendes ft. Camila Cabello
★★★★★★★★Sherra duduk dengan memeluk lututnya sendiri malam itu, di lokasi perkemahan mereka yang ada di dekat bukit dan langsung menghadap ke arah danau. Sherra menumpukan dagunya di lutut, lalu memejamkan matanya. Sherra galau. Hanya karena Resh tidak menyapanya selama perkemahan. Bahkan perkemahan baru berlangsung selama dua hari dari empat hari perkemahan.
Baru dua hari dan Sherra sudah merasa kehilangan, kesepian, dan bahasa hiperbola lain yang biasa digunakan oleh kebanyakan remaja perempuan bila kekasih atau gebetannya tidak menyapa atau memberinya pesan singkat dalam waktu beberapa jam saja.
Sherra menatap kearah danau yang tampak sedikit bergelombang karena ada angin malam yang menerpa permukaan air. Sama dengan rambut panjangnya yang juga teterpa angin malam. Semua anak yang setenda dengannya -dan juga yang berbeda tenda- sudah larut dalam mimpi, atau paling tidak mereka memilih bergelung di dalam kantung tidur dalam cuaca seperti ini, daripada keluar dari tenda. Bisa saja kaki mereka kaku seketika karena suhu udara yang memang lebih rendah dari suhu udara perkotaan.
Tapi berbeda dengan Sherra. Dia butuh angin malam itu untuk membekukan hatinya kembali. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa hidupnya yang datar dan biasa saja bisa berubah sejak awal mula kejadian Rafael, lalu sekarang berlanjut dengan seorang lelaki yang bernama Resh. Yang bahkan baru dekat -begitulah Sherra menganggapnya- selama sekitar tiga bulan.
"Gue bener-bener... Alay." Lirih Sherra sambil memijat pelipisnya putus asa. Galau ternyata tidak hanya menguras hati, pikirannya pun jadi lelah memikirkan bagaimana dirinya bisa jatuh cinta dalam jangka pendek, dan bagaimana bisa Resh berpengaruh besar dalam hidupnya dalam waktu singkat.
Beberapa saat kemudian, Sherra memutuskan bangkit berdiri dan berjalan untuk turun ke arah danau. Gadis itu ingin melihat pemandangan sekitar danau di malam hari, juga berharap sedikir berjalan akan membuat dadanya berhenti mengalami sesak karena kegalauan alay yang dialaminya saat ini.
★★★★★★★★
Sinar bulan menemani dua orang manusia yang duduk di balik bebatuan yang ada di samping danau tempat mereka berkemah. Keduanya duduk bersila sambil menatap danau yang berkilat terkena sinar rembulan malam. Suasana hening. Hanya ada suara burung hantu dan jangkrik yang menemani malam. Yah.. Setidaknya itulah yang kedua lelaki itu dengar sampai salah satunya membuka pembicaraan.
"So, apa yang mau kamu omongin?" Ucap seorang dari antara dua lelaki itu yang mulai tidak tahan berada di keheningan dengan lelaki lainnya.
Lelaki yang ditanya itu menghela nafas, lalu menatap sahabat lamanya. "Lo masih suka sama Ine, Resh?"
Resh menatap balik lelaki itu dan menarik nafas panjang. "Nggak. Sejak kamu pacaran sama Ine, aku udah berusaha move on dari Ine."
Kelihatan tak puas dengan jawaban itu, Nando kembali bertanya, "Dan, apa usaha move on lo itu berhasil?" Tanyanya memaksa.
Resh tersenyum sinis mendengar nada paksaan yang keluar dari sahabat lamanya. Posesif sekali sahabatnya ini kepada Ine, gadis yang dulu pernah mendapatkan gelar 'spesial' di hati Resh. "Ya. Beruntungnya, aku berhasil."
"Baguslah." Nando sedikit tersenyum puas. Hanya sedikit. Tanda kalau pembicaraan mereka belum selesai sampai disana. Nando menarik nafas, mengisi paru-parunya dengan udaa malam, sebelum kembali membuka mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fresh Tea
Teen FictionOur Series 2, cerita kedua dari trilogi Ours. Menenangkan. Itulah definisi dari teh tawar. Aromanya mampu membuat banyak orang menjadi lebih rileks. Sama dengan Elsherra Olivia Christian. Sifatnya yang tenang adalah andalannya. Hidupnya selalu tawar...